Malang (Antaranews Jatim) - Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo Malang Dr Nurcholis Sunuyeko menyatakan banyaknya alumni perguruan tinggi itu yang lolos dan diterima sebagai aparatur sipil negara (ASN) pada 2018 merupakan bukti pengakuan atas kampus tersebut oleh negara.
"Selama ini banyak yang meragukan, bahkan banyak informasi miring berseliweran di media sosial. Namun, semua itu kami jawab dengan kerja keras untuk meningkatkan kualitas lulusan. Alhamdulillah kerja keras itu membuahkan hasil yang membanggakan," kata Nurcholis didampingi Kepala Pusat Kerja Sama dan Humas IKIP Budi Utomo (IBU) , Dr Rochsun di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Dengan banyaknya alumni yang diterima sebagai ASN, kata Nurcholis, juga membuktikan bahwa kampus yang dipimpinnya tidak ada masalah dan diakui oleh negara.
Bahkan, akreditasi kampus yang melahirkan para pendidik itu juga terakreditasi B dan akreditasi itu berlaku hingga beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan laporan yang sudah masuk, ada sekitar 31 alumni yang lolos dan diterima sebagai ASN dalam seleksi penerimaan ASN 2018.
Ke-31 alumni yang diterima tersebut tersebar di seluruh kota dan provinsi di Tanah Air, antara lain Kota Malang, Kabupaten Malang dan Madiun, bahkan ada juga yang di Kalimantan, NTT serta NTB.
Lebih lanjut, Nurcholis mengatakan, data alumni yang loolos ASN tersebut masih bisa bertambah mengingat pengumuman ASN 2018 tidak serentak.
"Kami yakin masih ada alumni yang diterima sebagai ASN yang belum melapor. Kami juga mengapresiasi kesediaan alumni untuk memberikan kabar bahagia tersebut, artinya menjadi wujud terima kasih dan kebanggaan tersendiri bagi almamater," tuturnya.
Nurcholis mengaku kesuksesan para alumni ini tak lepas dari perjuangan mereka sendiri. Sementara institusi hanya memberikan dukungan memberikan bekal soft skill, literasi, mental (karakter), dan akademik yang cukup.
Sejumlah alumni IKIP Budi Utomo yang lolos ASN, di antaranya adalah Ganda Ide Prayoga yang diterima di SDN Sawojajar 2 Kota Malang, Felelana jurusan Bahasa Indonesia diterima di SMPN 2 Sompak, Kabupaten Landak, Dan Ahmad Hanafi Assofa, Erfan Alimatus Panggadi, Dani Agus Prasetyo, Agesta Lutfi Ananda Mahendra, Sony Hermawan, Tri Cahya Agung Saputro, Walid Dwi Cahyono untuk formasi jurusan penjas di beberapa SDN di Kota Malang.
Sebelumnya, hampir 100 persen alumni IKIP Budi Utomo Malang yang mendaftar sebagai peserta seleksi CPNS lolos dalam pemberkasan. Selanjutnya mereka juga lolos tes tahap pertama dan akhirnya diterima sebagai ASN yang ditugaskan sebagai pendidik yang ditempatkan di berbagai daerah, termasuk di luar Jawa.
Oleh karena itu, kata Ketua FORKI KOta Malang itu, alumni maupun mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi di IKIP Budi Utomo tidak perlu resah dan khawatir. L
"Lulusan (alumni) IKIP Budi Utomo sama dengan lulusan perguruan tinggi lainnya di mata negara," papar doktor sosiologi tersebut.
Sebelumnya di media sosial (medsos) beredar kabar jika alumni IKIP Budi Utomo Malang tidak bisa ikut tes CPNS karena lulusannya tidak diakui. Namun, faktanya alumni institut tersebut tidak sedikit yang sudah diangkat menjadi PNS maupun karyawan BUMN dan lainnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Selama ini banyak yang meragukan, bahkan banyak informasi miring berseliweran di media sosial. Namun, semua itu kami jawab dengan kerja keras untuk meningkatkan kualitas lulusan. Alhamdulillah kerja keras itu membuahkan hasil yang membanggakan," kata Nurcholis didampingi Kepala Pusat Kerja Sama dan Humas IKIP Budi Utomo (IBU) , Dr Rochsun di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Dengan banyaknya alumni yang diterima sebagai ASN, kata Nurcholis, juga membuktikan bahwa kampus yang dipimpinnya tidak ada masalah dan diakui oleh negara.
Bahkan, akreditasi kampus yang melahirkan para pendidik itu juga terakreditasi B dan akreditasi itu berlaku hingga beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan laporan yang sudah masuk, ada sekitar 31 alumni yang lolos dan diterima sebagai ASN dalam seleksi penerimaan ASN 2018.
Ke-31 alumni yang diterima tersebut tersebar di seluruh kota dan provinsi di Tanah Air, antara lain Kota Malang, Kabupaten Malang dan Madiun, bahkan ada juga yang di Kalimantan, NTT serta NTB.
Lebih lanjut, Nurcholis mengatakan, data alumni yang loolos ASN tersebut masih bisa bertambah mengingat pengumuman ASN 2018 tidak serentak.
"Kami yakin masih ada alumni yang diterima sebagai ASN yang belum melapor. Kami juga mengapresiasi kesediaan alumni untuk memberikan kabar bahagia tersebut, artinya menjadi wujud terima kasih dan kebanggaan tersendiri bagi almamater," tuturnya.
Nurcholis mengaku kesuksesan para alumni ini tak lepas dari perjuangan mereka sendiri. Sementara institusi hanya memberikan dukungan memberikan bekal soft skill, literasi, mental (karakter), dan akademik yang cukup.
Sejumlah alumni IKIP Budi Utomo yang lolos ASN, di antaranya adalah Ganda Ide Prayoga yang diterima di SDN Sawojajar 2 Kota Malang, Felelana jurusan Bahasa Indonesia diterima di SMPN 2 Sompak, Kabupaten Landak, Dan Ahmad Hanafi Assofa, Erfan Alimatus Panggadi, Dani Agus Prasetyo, Agesta Lutfi Ananda Mahendra, Sony Hermawan, Tri Cahya Agung Saputro, Walid Dwi Cahyono untuk formasi jurusan penjas di beberapa SDN di Kota Malang.
Sebelumnya, hampir 100 persen alumni IKIP Budi Utomo Malang yang mendaftar sebagai peserta seleksi CPNS lolos dalam pemberkasan. Selanjutnya mereka juga lolos tes tahap pertama dan akhirnya diterima sebagai ASN yang ditugaskan sebagai pendidik yang ditempatkan di berbagai daerah, termasuk di luar Jawa.
Oleh karena itu, kata Ketua FORKI KOta Malang itu, alumni maupun mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi di IKIP Budi Utomo tidak perlu resah dan khawatir. L
"Lulusan (alumni) IKIP Budi Utomo sama dengan lulusan perguruan tinggi lainnya di mata negara," papar doktor sosiologi tersebut.
Sebelumnya di media sosial (medsos) beredar kabar jika alumni IKIP Budi Utomo Malang tidak bisa ikut tes CPNS karena lulusannya tidak diakui. Namun, faktanya alumni institut tersebut tidak sedikit yang sudah diangkat menjadi PNS maupun karyawan BUMN dan lainnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019