Kediri (Antaranews Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memberikan arahan dalam Ekspose Draft Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) Wali kota Kediri tahun 2014-2019.
Wali Kota Kediri meminta agar organisasi perangkat daerah (OPD) di Kota Kediri, Jawa Timur, lebih menekankan untuk memperbaiki kinerja, dengan harapan semua program dan target di masing-masing instansi bisa tercapai.
"Saya minta ada perhatian khusus dalam ekspose draft LKPJ-AMJ. Sebenarnya sebagian besar capaian sudah bagus, namun masih ada beberapa capaian yang masih harus diperbaiki lagi. Khususnya untuk kemajuan dan perkembangan secara mikro atapun makro di Kota Kediri agar tercapainya keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat," katanya di Kediri, Sabtu.
Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri ini juga sudah menjelaskan mengenai capaian kinerja indikator makro daerah dan capaian kinerja pada seluruh OPD. Dalam capaian kinerja indikator makro daerah terdapat tujuh indikator yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, pendapatan perkapita tanpa industri rokok, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, dan inflasi.
Dari tujuh indikator makro sasaran pembangunan daerah selama kurun waktu 2014-2017, semua mengalami peningkatan dibanding tahun dasar yakni tahun 2013, kecuali tingkat kemiskinan. Untuk IPM di Kota Kediri terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2016, peringkat ketujuh tingkat Jatim, lalu pada 2017 naik jadi peringkat lima di tingkat Jatim.
Sementara untuk capaian kinerja urusan pemerintah daerah, juga terdapat yang mengalami penurunan. Misalnya, urusan pendidikan dimana persentase guru di dinas pendidikan, sesuai dengan kualifikasi S1/D4 dimana pada 2013 mencapai 96,57 persen, di 2017 ini justru 94 persen.
Dari hasil evaluasi, diketahui adanya pemindahan kewenangan pendidikan menengah dari pemerintah daerah ke pemerintah provinsi. Dinas pendidikan juga membuat solusi peningkatan kualifikasi guru di tingkat pendidikan dasar.
Selain itu, juga terdapat rasio KDRT yang turun, dimana realisasi pada 2013 mencapai 0,02 persen dan realisasi pada 2017 adalah 0,035 persen. Namun, setelah ditelusuri ternyata kasus KDRT dinilai masih tabu untuk dilaporkan, sehingga pemkot juga lebih intensif melakukan sosialisasi tentang peran satgas perlindungan perempuan dan anak di seluruh kelurahan.
Wali Kota juga mengungkapkan terdapat berbagai macam tantangan yang juga menjadi perhatian misalnya meningkatkan level "smart city", meningkatkan level sistem pengendalian instansi pemerintah (SPIP), meningkatkan IKM atas pelayanan publik dari level B (baik) menjadi level A (sangat baik), hingga mewujudkan ekonomi kreatif yang berdaya saing.
Di Kabupaten Kediri, rencananya akan dibangun bandara oleh PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, sehingga Kota Kediri juga harus bersiap dengan rencana itu dengan. Kediri bisa mendapatkan imbas positif salah satunya bagian ekonomi.
Selain akan dibangun bandara, pemerintah pusat juga berencana membangun jalan tol yang menghubungkan Kertosono-Tulungagung. Saat ini sudah ada jalan tol yang menghubungkan Jombang hingga Sidoarjo, sehingga jarak tempuh relatif lebih singkat. Dengan adanya jalan tol Kertosono-Tulungagung juga bisa lebih mempersingkat perjalanan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Wali Kota Kediri meminta agar organisasi perangkat daerah (OPD) di Kota Kediri, Jawa Timur, lebih menekankan untuk memperbaiki kinerja, dengan harapan semua program dan target di masing-masing instansi bisa tercapai.
"Saya minta ada perhatian khusus dalam ekspose draft LKPJ-AMJ. Sebenarnya sebagian besar capaian sudah bagus, namun masih ada beberapa capaian yang masih harus diperbaiki lagi. Khususnya untuk kemajuan dan perkembangan secara mikro atapun makro di Kota Kediri agar tercapainya keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat," katanya di Kediri, Sabtu.
Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri ini juga sudah menjelaskan mengenai capaian kinerja indikator makro daerah dan capaian kinerja pada seluruh OPD. Dalam capaian kinerja indikator makro daerah terdapat tujuh indikator yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, pendapatan perkapita tanpa industri rokok, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, dan inflasi.
Dari tujuh indikator makro sasaran pembangunan daerah selama kurun waktu 2014-2017, semua mengalami peningkatan dibanding tahun dasar yakni tahun 2013, kecuali tingkat kemiskinan. Untuk IPM di Kota Kediri terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2016, peringkat ketujuh tingkat Jatim, lalu pada 2017 naik jadi peringkat lima di tingkat Jatim.
Sementara untuk capaian kinerja urusan pemerintah daerah, juga terdapat yang mengalami penurunan. Misalnya, urusan pendidikan dimana persentase guru di dinas pendidikan, sesuai dengan kualifikasi S1/D4 dimana pada 2013 mencapai 96,57 persen, di 2017 ini justru 94 persen.
Dari hasil evaluasi, diketahui adanya pemindahan kewenangan pendidikan menengah dari pemerintah daerah ke pemerintah provinsi. Dinas pendidikan juga membuat solusi peningkatan kualifikasi guru di tingkat pendidikan dasar.
Selain itu, juga terdapat rasio KDRT yang turun, dimana realisasi pada 2013 mencapai 0,02 persen dan realisasi pada 2017 adalah 0,035 persen. Namun, setelah ditelusuri ternyata kasus KDRT dinilai masih tabu untuk dilaporkan, sehingga pemkot juga lebih intensif melakukan sosialisasi tentang peran satgas perlindungan perempuan dan anak di seluruh kelurahan.
Wali Kota juga mengungkapkan terdapat berbagai macam tantangan yang juga menjadi perhatian misalnya meningkatkan level "smart city", meningkatkan level sistem pengendalian instansi pemerintah (SPIP), meningkatkan IKM atas pelayanan publik dari level B (baik) menjadi level A (sangat baik), hingga mewujudkan ekonomi kreatif yang berdaya saing.
Di Kabupaten Kediri, rencananya akan dibangun bandara oleh PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, sehingga Kota Kediri juga harus bersiap dengan rencana itu dengan. Kediri bisa mendapatkan imbas positif salah satunya bagian ekonomi.
Selain akan dibangun bandara, pemerintah pusat juga berencana membangun jalan tol yang menghubungkan Kertosono-Tulungagung. Saat ini sudah ada jalan tol yang menghubungkan Jombang hingga Sidoarjo, sehingga jarak tempuh relatif lebih singkat. Dengan adanya jalan tol Kertosono-Tulungagung juga bisa lebih mempersingkat perjalanan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018