Probolinggo (Antaranews Jatim) - Realisasi tanam tembakau di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tahun 2018 masih di bawah target yang ditetapkan pemerintah kabupaten setempat.
 
"Dari target seluas 10.774 hektare hanya terpenuhi sekitar 9.000 hektare pada tahun 2018. Namun, realisasi tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yakni seluas 7.883 hektare," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Hasyim Ashari di Probolinggo, Kamis.

Menurut ia, pertanian tembakau berbeda dengan pertanian pokok seperti komoditas padi dan jagung, sehingga DKPP mematok target tersebut bukan target minimal, tetapi mematok target maksimal. 

"Semakin terealisasi di bawah target, maka patut disyukuri karena harga jual tembakau di tingkat petani tinggi dan meningkatkan kesejahteraan petani di Probolinggo, karena tembakau memang berbeda dengan komoditas lain," tuturnya.

Jika komoditas pangan, lanjut dia, target yang diberikan adalah target minimal dan semakin luas areal tanam dan semakin banyak produksinya, maka hal itu yang diinginkan oleh pemerintah. 

"Pabrikan sudah memiliki strategi terkait pasokan tembakau yang berkurang di Probolinggo dan mereka telah menghitung seksama asumsi produksi tembakau petani setiap tahun berdasarkan pengalaman tanam beberapa tahun terakhir," katanya.
   
Ia mengatakan harga tembakau pada tahun 2018 adalah yang paling stabil selama lima tahun terakhir dan harga tembakau kualitas "top grade" mencapai Rp40 ribu per kilogram dan bisa bertahan selama sebulan penuh. 
     
"Padahal tahun-tahun sebelumnya harga tembakau yang tinggi hanya bertahan maksimal 2 pekan saja, sehingga tahun ini kesejahteraan petani tembakau meningkat," ujarnya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018