Surabaya (Antaranews Jatim) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk meningkatkan kualitas pangan di wilayah setempat, dengan cara melakukan pelatihan kepada UMKM tentang bagaimana cara mengolah produk sesuai dengan aturan dan standar.
"Kami telah mengagendakan untuk mengumpulkan sekitar 200 UMKM dari seluruh Jatim yang akan kami latih. Nantinya mereka akan menjadi kepanjangan tangan kami untuk mengajarkan apa yang telah mereka dapat kepada teman-teman sesama UMKM," kata Ketua Umum Kadin Jatim, La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Rabu.
Kadin, kata dia, juga masih menggodok mekanisme penjualan produk pertanian berbasis daring/online atau melalui e-commerce.
"Kami sedang membangun perangkatnya. Dengan demikian, rantai distribusi akan terputus. Jika sebelumnya petani harus menjual hasil pertanian ke tengkulak, maka sekarang mereka bisa langsung menjual melalui web yang kami sediakan. Pada akhirnya, harga yang diterima petani juga akan tinggi," katanya.
Upaya ini dilakukan sebagai bagian untuk menyiapkan ketersediaan pangan yang memadai dengan harga stabil, dan berupaya membantu mewujudkannya sinergitas antara petani, pengusaha dan pemerintah.
"Kami mengapresiasi upaya pemerintah untuk mewujudkan stabilitas pangan dalam negeri. Dalam hal ini, kami juga akan bersama-sama membantu ketersediaan pangan yang stabil," katanya.
Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Adek Dwi Putranto mengatakan Kadin Jatim juga selalu menyelenggarakan pertemuan business to business (b to b) antara pengusaha Jatim dengan pengusaha luar Jatim.
"Apalagi saat ini Jatim menjadi salah satu lumbung pangan nasional dengan kontribusinya yang cukup besar. Untuk produksi padi di Jatim surplus 4,9 juta ton, jagung surplus 6,2 juta ton, ubi kayu surplus 2,9 juta ton, dan ubi jalar surplus 135 ribu ton," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami telah mengagendakan untuk mengumpulkan sekitar 200 UMKM dari seluruh Jatim yang akan kami latih. Nantinya mereka akan menjadi kepanjangan tangan kami untuk mengajarkan apa yang telah mereka dapat kepada teman-teman sesama UMKM," kata Ketua Umum Kadin Jatim, La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, Rabu.
Kadin, kata dia, juga masih menggodok mekanisme penjualan produk pertanian berbasis daring/online atau melalui e-commerce.
"Kami sedang membangun perangkatnya. Dengan demikian, rantai distribusi akan terputus. Jika sebelumnya petani harus menjual hasil pertanian ke tengkulak, maka sekarang mereka bisa langsung menjual melalui web yang kami sediakan. Pada akhirnya, harga yang diterima petani juga akan tinggi," katanya.
Upaya ini dilakukan sebagai bagian untuk menyiapkan ketersediaan pangan yang memadai dengan harga stabil, dan berupaya membantu mewujudkannya sinergitas antara petani, pengusaha dan pemerintah.
"Kami mengapresiasi upaya pemerintah untuk mewujudkan stabilitas pangan dalam negeri. Dalam hal ini, kami juga akan bersama-sama membantu ketersediaan pangan yang stabil," katanya.
Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Adek Dwi Putranto mengatakan Kadin Jatim juga selalu menyelenggarakan pertemuan business to business (b to b) antara pengusaha Jatim dengan pengusaha luar Jatim.
"Apalagi saat ini Jatim menjadi salah satu lumbung pangan nasional dengan kontribusinya yang cukup besar. Untuk produksi padi di Jatim surplus 4,9 juta ton, jagung surplus 6,2 juta ton, ubi kayu surplus 2,9 juta ton, dan ubi jalar surplus 135 ribu ton," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018