Probolinggo (Antaranews Jatim) - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto bersama rombongan memantau pembangunan jaringan gas bumi untuk 5.025 rumah tangga di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Rabu.
 
Kunjungan kerja itu juga diikuti oleh Direktur Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso, Dirut PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Gigih Prakoso, Direktur Pemasaran Eceran Pertamina Mas'ud Khami, Dirut Pertamina Mor V Ibnu Chaldun, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam, Wali Kota Probolinggo Rukmini, dan Plt Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo.

"Kami akan bekerja sama dengan para lurah, Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan dinas-dinas terkait untuk mengkoordinasikan mana-mana saja yang belum dirapikan pengerjaan gas buminya," kata pejabat pembuat komitmen (PPK) Jaringan Gas Paket IV dan VI Ditjen Migas Kementerian ESDM Agung Kuswandono di Kota Probolinggo.

Menurutnya ada masa pemeliharan jaringan gas bumi setelah 26 Desember 2018 dan jika ada keterangan masih bisa, maka akan ditindaklanjuti dengan kontraktor untuk hal tersebut. 

"Pembangunan jaringan gas di Kota Probolinggo jadi satu dengan Kota Pasuruan. Jika Kota Probolinggo mendapat 5.025 titik, maka Kota Pasuruan dapat jauh lebih banyak yakni 6.312 titik dengan nilai kontrak pembangunan sekitar Rp97 miliar," katanya.

Ia mengatakan pengerjaan jaringan gas itu dilakukan KSO PT Pratiwi Putri Sulung - PT Dhamma Sumber Pundi Artha yang dimulai pada April-26 Desember 2018, namun secara fisik akan selesai pada 15 November 2018, sehingga sisa waktu yang ada digunakan untuk administrasi dan merapikan pembangunan yan belum rapi.

"Ada empat kelurahan di Kecamatan Mayangan yang akan dialiri jaringan gas bumi yakni Kelurahan Mayangan sebanyak 1.011 KK, Jati 618 KK, Mangunharjo 2.848 KK dan Kelurahan Wiroborang 548 KK," katanya.

Penetapan jumlah tersebut sesuai dengan nilai yang dilakukan oleh Dirjen Migas pada tahun 2017 dan pembangunan jaringan gas tersebut dibagi dalam 8 sektor dan satu bidang yaitu sektor yang sedang berlangsung konvensi kompor mulai teraliri jaringan gas bumi.

Saat ditanya terkait tarif jaringan gas bumi, lanjut dia, saat ini masih belum ada ketentuan harga dan jika rumah warga sudah teraliri, maka gas yang dialirkan nanti akan ditagihkan saat harga sudah ditentukan. 

"Harga setiap daerah nanti berbeda, sehingga pemerintah daerah yang mengusulkan dan kami dengarkan dulu untuk membahas harga. Yang jelas, harga jaringan gas bumi lebih murah dari elpiji. Maksimal masyarakat bisa menghemat 70 persen dari elpiji yang sebelumnya, sehingga jauh lebih irit," ujarnya.

Kunjungan kerja Dirjen Migas Kementerian ESDM bersama rombongan tersebut diawali di MRS (Meter Regulating Station) yang berlokasi di lingkungan Kantor Kelurahan Jati, kemudian dilanjutkan ke salah satu rumah warga yang sudah memanfaatkan jaringan gas bumi di RT 4, RW 7, Kelurahan Jati.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018