Surabaya (Antaranews Jatim) - Ingin menceritakan kisahnya memimpin perusahaan, the President of PT Liek Motor Royce Muljanto mengungkapkannya melalui buku berjudul "Tacit".
"Artinya sangat mendalam, yaitu ilmu pengetahuan yang tidak perlu diajarkan tapi bisa dilaksanakan turun-menurun," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Sabtu.
Buku setebal 100 halaman itu berbicara tentang tubuh, pikiran dan nurani yang ditulis menggunakan teknik tertentu selama dua tahun, yakni 2015 hingga 2017 dan dicetaknya pada 2018.
Royce mengatakan, suatu kebanggaan dan merupakan bagian dari peradaban saat mencatatkan kisah melalui tulisan, termasuk dengan segala permasalahan di dalamnya.
"Kalau hanya sekadar komunikasi, tapi tidak dalam bentuk tulisan maka belum bisa menjadi manusia beradab dan bisa mengganggu pikiran," ucapnya.
Pada kesempatan itu, Royce mengungkapkan kegemarannya menulis menggunakan algoritma atau berurutan sehingga satu per satu permasalahan bisa ditulis.
"Selain algoritma, saya juga senang menulis secara sederhana. Kalau sederhana, orang pasti mengingat terus, semisal di halaman 60 yang saya tulis 'sehari untuk selamanya’. Ini akan terus diingat," katanya.
Melalui buku ini, Royce juga berharap bisa menebarkan nama baik, terutama di keluarga, yang memang diakuinya terdapat persoalan dan belum bisa dituntaskan.
"Ada masalah memang, seperti penjualan diler motor di Mojokerto hingga ditukarnya peralatan untuk perusahaan. Tapi, semua saya biarkan, sebab saya yakin masih bisa disadarkan nuraninya," kata pengusaha muda tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Artinya sangat mendalam, yaitu ilmu pengetahuan yang tidak perlu diajarkan tapi bisa dilaksanakan turun-menurun," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Sabtu.
Buku setebal 100 halaman itu berbicara tentang tubuh, pikiran dan nurani yang ditulis menggunakan teknik tertentu selama dua tahun, yakni 2015 hingga 2017 dan dicetaknya pada 2018.
Royce mengatakan, suatu kebanggaan dan merupakan bagian dari peradaban saat mencatatkan kisah melalui tulisan, termasuk dengan segala permasalahan di dalamnya.
"Kalau hanya sekadar komunikasi, tapi tidak dalam bentuk tulisan maka belum bisa menjadi manusia beradab dan bisa mengganggu pikiran," ucapnya.
Pada kesempatan itu, Royce mengungkapkan kegemarannya menulis menggunakan algoritma atau berurutan sehingga satu per satu permasalahan bisa ditulis.
"Selain algoritma, saya juga senang menulis secara sederhana. Kalau sederhana, orang pasti mengingat terus, semisal di halaman 60 yang saya tulis 'sehari untuk selamanya’. Ini akan terus diingat," katanya.
Melalui buku ini, Royce juga berharap bisa menebarkan nama baik, terutama di keluarga, yang memang diakuinya terdapat persoalan dan belum bisa dituntaskan.
"Ada masalah memang, seperti penjualan diler motor di Mojokerto hingga ditukarnya peralatan untuk perusahaan. Tapi, semua saya biarkan, sebab saya yakin masih bisa disadarkan nuraninya," kata pengusaha muda tersebut. (*)
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018