Bojonegoro (Antaranews Jatim) - PT Petrokimia Gresik menyebutkan alokasi stok pupuk bersubsidi jenis urea, ZA, SP-36, NPK Phonska, dan Petroganik untuk Kabupaten Bojonegoro pada musim tanam 2018 masih tersisa sebanyak 24.085 ton per 22 Oktober.
"Untuk kebutuhan pupuk pada musim tanam Oktober, November dan Desember di Bojonegoro, juga daerah lainnya di Jawa Timur, sekarang ini masih dalam perhitungan," kata Manajer Humas PT Petrokimia Gresik Muhammad Ihwan di Bojonegoro, Selasa.
Didampingi Staf Perwakilan Daerah Penjualan PT Petrokimia Salman Heru Cakra, ia menjelaskan, jika dalam perhitungan ada daerah yang kebutuhannya melebihi alokasi yang masih tersedia, bisa mengambil pupuk dari daerah lain yang berlebih.
Hanya saja, proses pengalihan pupuk bersubsidi dari satu daerah ke daerah lainnya harus dikoordinasikan antardaerah.
"Ya, koordinasi bisa dilakukan antarinstansi. Misalnya, dinas pertanian dengan dinas pertanian. Selama ini kepala Dinas Pertanian Bojonegoro cukup aktif mengajukan permintaan pupuk kalau terjadi kekurangan," ucapnya.
Sesuai data di PT Petrokimia Gresik, alokasi pupuk bersubsidi untuk Bojongoro pada musim tanam 2018 jumlahnya mencapai 185.007 ton.
Rinciannya pupuk urea dengan alokasi 64.140 ton, sudah terealisasi 46.187 ton (72 persen), ZA alokasi 24.521 ton, terealisasi 17.769 ton (72 persen), dan SP-36 alokasi 15.283 ton, terealisasi 13.230 ton (87 persen).
Sedangkan pupuk NPK Phonska dari alokasi 39.063 ton, terealisasi 31.285 ton (80 persen) dan pupuk Petroganik dengan alokasi 42.000 ton, terealisasi 22.451 ton (54 persen).
Mengenai penyerapan pupuk Petroganik yang masih rendah, menurut Ihwan, berlaku untuk seluruh daerah di Indonesia, tidak hanya di Bojonegoro.
Padahal, lanjut Ihwan, memanfaatkan pupuk Petroganik akan meningkatkan pemulihan kesuburan fisik tanah. Ia memberikan gambaran tanah seperti mangkuk yang tanahnya berlubang, maka dengan memanfaatkan pupuk Petroganik, lubang akan tertutup kembali.
"Kesadaran para petani memanfaatkan pupuk Petroganik masih kurang," ujarnya.
Yang jelas, menurut dia, kebutuhan pupuk secara nasional pada musim tanam 2018 mencapai 13,1 juta ton per tahun, tetapi ketersediaan pupuk bersubsidi hanya 9,5 juta ton per tahun.
"Dari alokasi pupuk bersubsidi 9,5 juta ton itu, di antaranya dipasok Petrokimia Gresik sebanyak 5,4 juta ton," tambahnya. (*)
Baca juga: Asosiasi Distributor Pupuk Antisipasi Kelangkaan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Untuk kebutuhan pupuk pada musim tanam Oktober, November dan Desember di Bojonegoro, juga daerah lainnya di Jawa Timur, sekarang ini masih dalam perhitungan," kata Manajer Humas PT Petrokimia Gresik Muhammad Ihwan di Bojonegoro, Selasa.
Didampingi Staf Perwakilan Daerah Penjualan PT Petrokimia Salman Heru Cakra, ia menjelaskan, jika dalam perhitungan ada daerah yang kebutuhannya melebihi alokasi yang masih tersedia, bisa mengambil pupuk dari daerah lain yang berlebih.
Hanya saja, proses pengalihan pupuk bersubsidi dari satu daerah ke daerah lainnya harus dikoordinasikan antardaerah.
"Ya, koordinasi bisa dilakukan antarinstansi. Misalnya, dinas pertanian dengan dinas pertanian. Selama ini kepala Dinas Pertanian Bojonegoro cukup aktif mengajukan permintaan pupuk kalau terjadi kekurangan," ucapnya.
Sesuai data di PT Petrokimia Gresik, alokasi pupuk bersubsidi untuk Bojongoro pada musim tanam 2018 jumlahnya mencapai 185.007 ton.
Rinciannya pupuk urea dengan alokasi 64.140 ton, sudah terealisasi 46.187 ton (72 persen), ZA alokasi 24.521 ton, terealisasi 17.769 ton (72 persen), dan SP-36 alokasi 15.283 ton, terealisasi 13.230 ton (87 persen).
Sedangkan pupuk NPK Phonska dari alokasi 39.063 ton, terealisasi 31.285 ton (80 persen) dan pupuk Petroganik dengan alokasi 42.000 ton, terealisasi 22.451 ton (54 persen).
Mengenai penyerapan pupuk Petroganik yang masih rendah, menurut Ihwan, berlaku untuk seluruh daerah di Indonesia, tidak hanya di Bojonegoro.
Padahal, lanjut Ihwan, memanfaatkan pupuk Petroganik akan meningkatkan pemulihan kesuburan fisik tanah. Ia memberikan gambaran tanah seperti mangkuk yang tanahnya berlubang, maka dengan memanfaatkan pupuk Petroganik, lubang akan tertutup kembali.
"Kesadaran para petani memanfaatkan pupuk Petroganik masih kurang," ujarnya.
Yang jelas, menurut dia, kebutuhan pupuk secara nasional pada musim tanam 2018 mencapai 13,1 juta ton per tahun, tetapi ketersediaan pupuk bersubsidi hanya 9,5 juta ton per tahun.
"Dari alokasi pupuk bersubsidi 9,5 juta ton itu, di antaranya dipasok Petrokimia Gresik sebanyak 5,4 juta ton," tambahnya. (*)
Baca juga: Asosiasi Distributor Pupuk Antisipasi Kelangkaan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018