Malang (Antaranews Jatim) - Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf mengemukakan Hari Santri Nasional bukan hanya milik Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah, melainkan milik Indonesia.

"Santri bukan hanya trademark NU atau Muhammadiyah, tetapi santri selalu mewarnai kehidupan masyarakat Nusantara," kata Yahya Cholil Staquf dalam Seminar memeringati Hari Santri Nasional di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, Kamis.

Universitas Brawijaya (UB) Malang memeringati Hari Santri Nasional ketiga dengan menyelenggarakan Seminar Kebangsaan bertema "Peran Santri dalam Memperkokoh Persatuan Bangsa" yang menghadirkan?Dewan Pertimbangan Presiden RI (Wantimpres) Yahya Cholil Staquf, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, dan intelektual dari Muhammadiyah Dr Zuly Qodir.

Yahya Staquf menegaskan santri itu bukan milik NU saja, tapi milik semua kalangan, golongan yang cinta Tanah Air dan keindonesiaan. Memang selama ini pondok pesantren banyak dikelola NU, tapi bukan berarti santrinya hanya milik NU.

Menurut Yahya Staquf, tradisi santri ini sebenarnya sudah ada sejak dahulu. Santri adalah tradisi intelektual Nusantara yang tumbuh selama berabad-abad sejak zaman pra-Islam. Sebelum ada pendidikan model barat yang diadopsi saat ini, pendidikan Nusantara terjadi di padepokan-padepokan dengan resi-resi. Para resi tinggal dengan murid-muridnya, dan sebelumnya bernama cantrik. "Mereka inilah santri,? ujarnya.

Oleh karena itu, peringatan Hari Santri Nasional menjadi bukti dukungan keberadaan pondok pesantren melalui regulasi dan kebijakan. "Tujuannya?menghidupkan kembali tradisi intelektual Nusantara, melalui pondok pesantren bisa semakin meningkat kapasitasnya," tuturnya.

Selain itu, Yahya juga meyakini Indonesia memiliki ketahanan sosial budaya luar biasa untuk mengatasi antagonisme yang merebak melalui media sosial. Banyak krisis yang telah dilalui sejak zaman Majapahit hingga saat ini, tapi bisa diselesaikan dengan baik.

"Walaupun di media sosial kelihatannya keras sekali sampai yang membaca ketakutan, tapi tidak sampai terproyeksi di dunia nyata, karena Indonesia punya ketahanan sosial budaya yang menjadi kekuatan peradaban yang tidak dimiliki masyarakat lain di dunia," kata Khatib Aam Nahdlatul Ulama (NU) yang akrab disapa Gus Yahya ini.

Berdasar pengalaman Yahya Staquf, walaupun di media sosial ia dikomentari pedas, dalam dunia nyata ketika bertemu tidak lantas terlontar makian pula. "Ini karena kita punya budaya sungkan," ucapnya.

Ia berharap Hari Santri bisa diperingati siapapun yang merawat tradisi intelektual Nusantara pada dirinya, termasuk Muhammadiyah. Unsur utama tradisi ini adalah dinamika kecendekiaan. Ciri dinamika kecendekiaan ini adalah gagasan-gagasan intelektual besar yang membentuk peradaban Nusantara ini, contohnya adalah identitas kerajaan Majapahit sebagai Bhinneka Tunggal Ika yang tidak menggunakan agama sebagai identitas kerajaannya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengemukakan sejarah munculnya Hari Santri yang disahkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) No 22 tahun 2015 tentang Hari Santri Nasional. Pada tahun 2014, Joko Widodo yang masih menjadi calon presiden diajak Basarah ke Pesantren Babussalam, Malang.

Pesantren itu dipimpin?H Thoriq Darwis bin Ziyad atau akrab disapa Gus Thoriq. Di tempat itulah Gus Thoriq mengajukan usulan agar tanggal 1 Muharram dijadikan Hari Santri bila Jokowi terpilih.

Setelah Jokowi terpilih sebagai Presiden RI, pada tanggal 15 Oktober 2015 ia menandatangani Keppres Hari Santri. Namun, bukan di 1 Muharram melainkan tanggal 22 Oktober yang merupakan momen saat KH Hasyim Asy`ari mengeluarkan Resolusi Jihad untuk kaum muslimin agar membela bangsanya yang terkenal dengan fatwa Hubbul Wathon Minal Iman.

Sementara itu, Rektor UB Prof Dr Nuhfil Hanani berharap peringatan Hari Santri Nasional ini dapat dimaknai lebih oleh para santri, sehingga moral para santri dan generasi muda dapat terbentuk untuk memperkokoh persatuan bangsa.

"Semoga santri saat ini, bisa mencontoh para santri yang ikut membangun negara ini. Para santri ini harus menjadi ujung tombak dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.  (*)

Baca juga: Santri Situbondo Tanam 10.000 Bakau Peringati HSN 2018 (Video)
Baca juga: 20.000 Santri Banyuwangi akan Meriahkan Hari Santri
Baca juga: Tema Hari Santri Nasional Sukseskan Pemilu 2019

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018