Jember (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Jember memiliki enam inovasi untuk mewujudkan smart city di wilayah setempat, yakni inovasi dalam smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment.
 
"Ada enam inovasi terpilih yang diutamakan bagi Kabupaten Jember untuk diimplementasikan dalam smart city," kata Bupati Jember Faida, usai menghadiri kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis pelaksanaan gerakan menuju 100 Smart City tahap keempat di Pendapa Wahyawibawagraha Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.

Persiapan untuk menuju Jember Smart City sudah masuk pada tahap akhir, yang ditandai dengan sosialisasi dan bimbingan teknis terakhir dengan dihadiri Bupati Jember untuk memberikan paparan secara langsung kepada seluruh pejabat organisasi perangkat daerah yang terlibat dalam program tersebut.

Menurut Faida, bimbingan teknis itu merupakan salah satu kunci keberhasilan smart city karena bimbingan teknis itu dilaksanakan sebagai usaha mendasar Pemkab Jember untuk membuat suatu percepatan dalam pembangunan. 

"Semua program yang dibuat bersama dalam smart city bertujuan agar kehidupan di Jember, baik di bidang pemerintahan maupun kehidupan masyarakat menjadi lebih mudah dan menjadi lebih ringkas, sehingga program itu ujungnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Ia mengatakan, enam inovasi yang dipilih Jember itu memiliki target penuntasan berbeda, karena satu program tuntas pada tahun 2018 dan program berikutnya akan berlanjut pada tahun 2019 hingga 2020.

"Dari tiga bimbingan teknis sebelumnya telah mengerucut pada salah satu inovasi tersebut, yakni smart government. Dalam smart government itu muncul ide Sijiae yang merupakan kepanjangan dari sistem informasi perizinan dalam jaringan (online)," katanya.

Sistem tersebut yang mengelola layanan perizinan di Kabupaten Jember, sehingga masyarakat bisa mendaftar secara daring dan juga mengontrol pendaftaran perizinan yang diajukannya melalui program Sijiae.

"Meskipun tidak bertemu orangnya, teknologi informasi tidak membatasi komunikasi tanya jawab antara pemohon izin dan pihak yang memproses izin," ucap bupati perempuan pertama di Jember itu.

Selain pelayanan, lanjut dia, smart city dapat juga digunakan dalam sistem pertanian dan peternakan yang dapat membantu petani dalam mengklasifikasi data tanaman dan ternak, sehingga salah satu manfaatnya memudahkan Pemkab Jember memberikan bantuan.

"Pertanian yang modern perlu diukur dengan basis data dan perlu didukung dengan pengelolaan informasi melalui smart technology, yang diberi nama smart farmer pada bidang smart economy," katanya.

Kemudian pada smart living, muncul inovasi Jember City Center yang fokus pada anak dan ibu karena sistem itu mendata ibu hamil, sehingga  bisa dipantau perkembangannya sampai saat bersalin tiba.

"Sistem itu juga akan dikembangkan dengan menangani seluruh prosedur gawat darurat  yang terjadi di Jember. Jember City Center menjadi pilihan inovasi karena persoalan di Jawa Timur, khususnya Kabupaten Jember yakni angka kematian ibu dan bayi paling tinggi," ujarnya.

Sejauh ini angka kematian anak sudah ada penurunan signifikan, namun untuk penurunan kematian ibu masih perlu upaya dalam program smart city dan inovasi itu memakai aplikasi pada android sebagai pengirim sinyal kepada bidan atau perangkat setempat, jika ada ibu hamil berisiko tinggi.

"Smart living menjadi salah satu prioritas yang dikembangkan karena menyangkut masalah jiwa, sedangkan pada smart society yang dikembangkan adalah inovasi Jember ramah difabel dan duafa," katanya.

Teknologi yang dipakai dalam inovasi itu memperbaiki basis data di Kabupaten Jember, sehingga sistem itu akan melakukan pendataan dan validasi data para difabel, dhuafa, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

"Saya berpesan untuk aplikasi yang itu, jangan sampai ada satupun penyandang masalah kesejahteraan sosial yang terlewati, agar akses mereka untuk mendapatkan bantuan tersalurkan dengan target sebagian dari penyandang PMKS dapat menjadi PMKS mandiri secara ekonomi dan sosial," katanya.

Selanjutnya tentang smart branding yakni inovasi yang mengandalkan anak muda millennial, sehingga diharapkan dapat digunakan bersama untuk masyarakat untuk mempromosikan wisata, produk lokal, dan seluruh potensi di Kabupaten Jember.

Terkait smart city, lanjutnya, aparat kecamatan dan desa dapat menjadi penyambung masyarakat awam atau masyarakat yang memerlukan bantuan dalam menggunakan sistem layanan daring.

"Intinya smart city itu adalah untuk memudahkan. Tidak harus penggunanya secara langsung, tetapi yang membantu bisa juga yang menggunakan smart city," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pendamping Smart City Jember Dr Dana Indra menjelaskan perjalanan bimbingan teknis yang telah diselenggarakan di Kabupaten Jember yakni bimtek pertama menghasilkan strategi Kabupaten Jember.

"Kemudian bimtek kedua, sudah mengidentifikasi program kerja dan program prioritasnya, selanjutnya bimtek ketiga lebih pada program kerja sampai pada rencana aksinya untuk membuat suatu peta jalan terhadap masterplan dan menyelesaikan program dalam satu tahun," katanya.

Ia mengatakan ada enam pilar dalam Smart City yaitu smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment. Dalam bimtek yang telah dijalani, Kabupaten Jember sudah mengidentifikasi program yang akan diselesaikan dalam waktu setahun.

"Pada bimtek keempat, kembali dicek program yang dapat selesai dalam setahun dan masterplannya harus dijalankan. Program diselaraskan dengan anggaran dan RPJMD di masing-masing dinas, sehingga pelaksanaan smart city dikembalikan pada komitmen pemerintah daerah," katanya.

Setelah dilakukan sosialisasi dan bimbingan teknis, ditindaklanjuti penandatanganan komitmen bersama antara Bupati Jember Faida dengan seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah untuk mewujudkan Jember Smart City.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018