Surabaya (Antaranews Jatim) - PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) turut menyukseskan swasembada pangan melalui asuransi usaha tani padi (AUTP) sebagai upaya untuk membantu petani padi yang gagal panen akibat banjir, kekeringan atau juga serangan hama tikus serta wereng.
Untung H. Santosa selaku Plt. Direktur Utama PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero), Rabu mengatakan, kehadiran Jasindo ini sebagai penopang para petani supaya bisa bangkit lagi saat mereka mengalami gagal panen.
"Jangan sampai para petani yang sudah mengalami gagal panen itu enggan atau "kapok" untuk menanam padi," katanya di sela kegiatan Pameran Bisnis dan Pembangunan Indonesia (IBD) Expo 2018 di Convention and Exhibition Hall Grand City, Surabaya yang digelar oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ia mengemukakan, setiap tahun klaim yang disalurkan di terbanyak masalah banjir yakni sebanyak 43 persen untuk medio tanam Januari sampai dengan Maret.
"Baru kemudian di pertengahan tahun masalah kekeringan juga mempengaruhi pertanian terutama untuk wilayah Gresik Jatim dan juga wilayah Indramayu," ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk semester pertama sudah tersalurkan klaim sebanyak Rp13 miliar dan di bulan September saja jumlahnya mencapai Rp60 miliar.
"Untuk wilayah Jatim, saat ini realisasinya 30 persen dari nasional di tahun 2018 yakni lebih dari 500 ribu Hektare," katanya.
Ia mengatakan, pada pameran ini, konsep Saung Jasindo Agri menjadl tema booth dalam rangka mendekatkan pelayanan informasi kepada masyarakat umum terkait program Asuransi Pertanian yang dapat mendukung keberhasilan usaha pertanian.
"Setiap tahunnya, pencapaian program terus menerus meningkat, hingga awal program sampai sekarang sudah 2.176.673,36 Hektare lahan sawah yang diasuransikan," katanya.
Musim tanam April September (Asep) ini, kata dia, lahan sawah yang diasuransikan, mencapai 445.251,32 Hektare dimana untuk musim tanam Oktober Maret (Okmar) pendaftaran ditingkat Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) terus menerus dilakukan.
"Dari awal program hingga sekarang, pencapaian terbesar program Asuransi Pertanian terdapat di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 210.253,45 Hektare luas lahan yang telah terlindungi pada musim tanam 'Asep' ini," katanya.
Menurutnya, pencapaian yang terus meningkat dari segi jumlah lahan yang diasuransikan, tak lepas dari kemudahan pendaftaran yang dilakukan di lapangan.
"Petani cukup mengisi form yang sudah tersebar di PPL dan menyetorkan premi Rp36 perkehtare permusim tanam. Apabila terjadi gagal panen akibat banjir, kekeringan, hama & penyakit, petani akan memperoleh biaya ganti rugi yang dapat digunakan untuk modal tanam kembali," ujarnya.
Premi yang sangat terjangkau ini, lanjut dia, dikarenakan adanya subsidi dari Pemerintah sebesar Rp144 ribu perhektare. Program bantuan premi ini hanya dikhususkan untuk petani yang memiliki atau menggarap lahan maksimal dua hektare," katanya.
Selain AUTP, kata dia, Asuransi Jasindo juga ditunjuk pemerintah untuk mensukseskan program swasembada daging melalui Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau sejak tahun 2016 hingga sekarang.
Ia mengatakan, untuk menjawab permintaan pelaku bisnis sektor pertanian yang tidak memenuhi kriteria bantuan premi, Asuransi Jasindo membentuk program Asuransi Usaha Tani Padi Komersil, Asuransi Usaha Ternak Sapi atau Kerbau Komersil, Asuransi Usaha Tani Jagung, dan Asuransi Nelayan Mandiri.
"Komitmen dalam melayani negeri, terus menerus dilakukan oleh seluruh insan Asuransi Jasindo. Indonesia adalah negara agraris, masalah pangan adalah masalah hidup dan matinya bangsa. Sudah saatnya kita semua bersinergi untuk mewujudkan hal ini, mulai dari swasta, pemerintah, BUMN, dan stakeholder untuk saling bergandeng tangan mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Untung H. Santosa selaku Plt. Direktur Utama PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero), Rabu mengatakan, kehadiran Jasindo ini sebagai penopang para petani supaya bisa bangkit lagi saat mereka mengalami gagal panen.
"Jangan sampai para petani yang sudah mengalami gagal panen itu enggan atau "kapok" untuk menanam padi," katanya di sela kegiatan Pameran Bisnis dan Pembangunan Indonesia (IBD) Expo 2018 di Convention and Exhibition Hall Grand City, Surabaya yang digelar oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ia mengemukakan, setiap tahun klaim yang disalurkan di terbanyak masalah banjir yakni sebanyak 43 persen untuk medio tanam Januari sampai dengan Maret.
"Baru kemudian di pertengahan tahun masalah kekeringan juga mempengaruhi pertanian terutama untuk wilayah Gresik Jatim dan juga wilayah Indramayu," ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk semester pertama sudah tersalurkan klaim sebanyak Rp13 miliar dan di bulan September saja jumlahnya mencapai Rp60 miliar.
"Untuk wilayah Jatim, saat ini realisasinya 30 persen dari nasional di tahun 2018 yakni lebih dari 500 ribu Hektare," katanya.
Ia mengatakan, pada pameran ini, konsep Saung Jasindo Agri menjadl tema booth dalam rangka mendekatkan pelayanan informasi kepada masyarakat umum terkait program Asuransi Pertanian yang dapat mendukung keberhasilan usaha pertanian.
"Setiap tahunnya, pencapaian program terus menerus meningkat, hingga awal program sampai sekarang sudah 2.176.673,36 Hektare lahan sawah yang diasuransikan," katanya.
Musim tanam April September (Asep) ini, kata dia, lahan sawah yang diasuransikan, mencapai 445.251,32 Hektare dimana untuk musim tanam Oktober Maret (Okmar) pendaftaran ditingkat Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) terus menerus dilakukan.
"Dari awal program hingga sekarang, pencapaian terbesar program Asuransi Pertanian terdapat di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 210.253,45 Hektare luas lahan yang telah terlindungi pada musim tanam 'Asep' ini," katanya.
Menurutnya, pencapaian yang terus meningkat dari segi jumlah lahan yang diasuransikan, tak lepas dari kemudahan pendaftaran yang dilakukan di lapangan.
"Petani cukup mengisi form yang sudah tersebar di PPL dan menyetorkan premi Rp36 perkehtare permusim tanam. Apabila terjadi gagal panen akibat banjir, kekeringan, hama & penyakit, petani akan memperoleh biaya ganti rugi yang dapat digunakan untuk modal tanam kembali," ujarnya.
Premi yang sangat terjangkau ini, lanjut dia, dikarenakan adanya subsidi dari Pemerintah sebesar Rp144 ribu perhektare. Program bantuan premi ini hanya dikhususkan untuk petani yang memiliki atau menggarap lahan maksimal dua hektare," katanya.
Selain AUTP, kata dia, Asuransi Jasindo juga ditunjuk pemerintah untuk mensukseskan program swasembada daging melalui Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau sejak tahun 2016 hingga sekarang.
Ia mengatakan, untuk menjawab permintaan pelaku bisnis sektor pertanian yang tidak memenuhi kriteria bantuan premi, Asuransi Jasindo membentuk program Asuransi Usaha Tani Padi Komersil, Asuransi Usaha Ternak Sapi atau Kerbau Komersil, Asuransi Usaha Tani Jagung, dan Asuransi Nelayan Mandiri.
"Komitmen dalam melayani negeri, terus menerus dilakukan oleh seluruh insan Asuransi Jasindo. Indonesia adalah negara agraris, masalah pangan adalah masalah hidup dan matinya bangsa. Sudah saatnya kita semua bersinergi untuk mewujudkan hal ini, mulai dari swasta, pemerintah, BUMN, dan stakeholder untuk saling bergandeng tangan mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018