Surabaya (Antaranews Jatim) - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya mendirikan Pusat Studi Indonesia-Tiongkok di Fakultas Sosial dan Ilmu Politik di lingkungan kampus setempat, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jawa Timur.

"Nantinya ada dua model materi `research? yang akan diterapkan di pusat studi ini. Pertama adalah international relation dari aspek politik. Kedua adalah budaya dan pendidikan bahasa," ujar Wakil Rektor 1 UINSA Wahidah Zein Siregar kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Dengan begitu, dia menandaskan hubungan bilateral antarkedua negara bisa terjalin walau dalam lingkup kecil di lingkungan kampus UINSA.

Wahidah menjelaskan, dalam aspek Islam, tokoh Tionghoa juga pernah datang menyebar agama Islam di Indonesia. Contohnya seperti Panglima Cheng Ho.

"Keberadaan Pusat Studi Indonesia-Tionghoa ini diharapkan bisa saling mengenal dan mengetahui budaya masing-masing," ucapnya.

Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tionghoa di Surabaya Gu Jingqi menyambut baik berdirinya Pusat Studi Indonesia-Tiongkok di UINSA.

Dia meyakini keberadaan pusat studi ini bisa semakin mempererat hubungan bilateral antarkedua negara di bidang pendidikan.

Jinqi mengutip peribahasa `Tak Kenal Maka tak Sayang`. Dia mendorong mahasiswa dari seluruh universitas di Surabaya bisa datang ke tempat ini untuk mengenal Tionghoa lebih baik.

"Semoga dapat membantu dan mengenal kebudayaan masing-masing agar menjadi pilar pembangunan dan menjadi penerus antarkedua bangsa. Artinya kita bisa bekerja sama dan menang bersama," katanya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018