Surabaya (Antaranews Jatim) - Operasi pembuatan saluran kencing untuk bayi kembar siam asal Jombang yang berhasil dipisahkan 2011 lalu, Rochman oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Rabu berjalan lancar.
Dokter Bedah Urologi RSUD Dr Soetomo yang menangani saudara kembar Rochim itu, dr Tarmono mengatakan operasi pembuatan lubang kencing yang dilakukan pukul 9.15 hingga 12.45 WIB berjalan lancar meski sempat mengalami kendala kecil seperti beberapa jaringan yang menempel.
"Satu hal di luar perkiraan kami, usus buntu Rochman cukup panjang dibandingkan anak seusianya. Hal ini berita baik bagi tim dokter, dengan demikian bisa lebih mudah pembuatan saluran kencingnya," kata Tarmono.
Karena usus buntu yang panjang sekitar 13 sentimeter tersebut, secara kosmetika tim dokter bisa membuat lubang kencing tepat dibawah pusar.
Sebelum operasi tim dokter sempat khawatir usus buntu Rochman yang tidak cukup panjang, sehingga lubang kencing akan berada cukup jauh dari pusar.
"Ternyata Tuhan sudah menyiapkan hal khusus untuk Rochman, meskipun terlahir tidak normal. Justru itu juga memudahkan proses rekonstruksi kali ini," katanya.
Setelah operasi selang di tubuh Rochman masih dipasang selama sekitar dua minggu. Setelah tiga sampai empat minggu sudah bisa melepas selangnya dan memakai selang temporer. "Selang temporer digunakan hanya saat akan kencing," ujarnya.
Karena proses pembuatan lubang kencing ini membedah saluran kencing dan usus buntu yang merupakan saluran pencernaan, menurutnya kekhawatiran pascaoperasi yaitu risiko infeksi yang besar.
"Risiko infeksinya cukup besar, jadi kami waspada selama dua minggu setelah operasi," ujarnya.
Ketua tim Kembar Siam Terpadu (PPKST), dr Agus Harianto mengungkapkan meskipun Rochman dan Rochim sudah menjalani operasi pemisahan. Tetapi Rochman akan menjadi pasien seumur hidup RSUD Dr Soetomo.
"Karena proses pengawasan dna pengontrolan kesehatannya harus terus dilakukan. Upaya penanganan kedua anak ini juga telah mendapat pujian dan dukungan dari dokter-dokter di dunia," katanya.
Sebelumnya, dari hasil pemisahan Rochman dan Rochim, hanya Rochim yang memiliki saluran kencing lengkap beserta penis. Sementara Rochman masih menggunakan kateter untuk mengeluarkan urine dari dalam perutnya.
Dari kateter, urine dimasukkan ke dalam kantong. Setelah pembuatan lubang kencing ini, tim dokter baru membuatkan penis artificial atau penis buatan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Dokter Bedah Urologi RSUD Dr Soetomo yang menangani saudara kembar Rochim itu, dr Tarmono mengatakan operasi pembuatan lubang kencing yang dilakukan pukul 9.15 hingga 12.45 WIB berjalan lancar meski sempat mengalami kendala kecil seperti beberapa jaringan yang menempel.
"Satu hal di luar perkiraan kami, usus buntu Rochman cukup panjang dibandingkan anak seusianya. Hal ini berita baik bagi tim dokter, dengan demikian bisa lebih mudah pembuatan saluran kencingnya," kata Tarmono.
Karena usus buntu yang panjang sekitar 13 sentimeter tersebut, secara kosmetika tim dokter bisa membuat lubang kencing tepat dibawah pusar.
Sebelum operasi tim dokter sempat khawatir usus buntu Rochman yang tidak cukup panjang, sehingga lubang kencing akan berada cukup jauh dari pusar.
"Ternyata Tuhan sudah menyiapkan hal khusus untuk Rochman, meskipun terlahir tidak normal. Justru itu juga memudahkan proses rekonstruksi kali ini," katanya.
Setelah operasi selang di tubuh Rochman masih dipasang selama sekitar dua minggu. Setelah tiga sampai empat minggu sudah bisa melepas selangnya dan memakai selang temporer. "Selang temporer digunakan hanya saat akan kencing," ujarnya.
Karena proses pembuatan lubang kencing ini membedah saluran kencing dan usus buntu yang merupakan saluran pencernaan, menurutnya kekhawatiran pascaoperasi yaitu risiko infeksi yang besar.
"Risiko infeksinya cukup besar, jadi kami waspada selama dua minggu setelah operasi," ujarnya.
Ketua tim Kembar Siam Terpadu (PPKST), dr Agus Harianto mengungkapkan meskipun Rochman dan Rochim sudah menjalani operasi pemisahan. Tetapi Rochman akan menjadi pasien seumur hidup RSUD Dr Soetomo.
"Karena proses pengawasan dna pengontrolan kesehatannya harus terus dilakukan. Upaya penanganan kedua anak ini juga telah mendapat pujian dan dukungan dari dokter-dokter di dunia," katanya.
Sebelumnya, dari hasil pemisahan Rochman dan Rochim, hanya Rochim yang memiliki saluran kencing lengkap beserta penis. Sementara Rochman masih menggunakan kateter untuk mengeluarkan urine dari dalam perutnya.
Dari kateter, urine dimasukkan ke dalam kantong. Setelah pembuatan lubang kencing ini, tim dokter baru membuatkan penis artificial atau penis buatan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018