Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, akan mendistribusikan air bersih kalau ada permintaan dari pihak desa dilengkapi jumlah warga yang kesulitan air bersih dengan diketahui camat di wilayahnya.

"BPBD akan melayani permintaan air bersih kalau ada permintaan," kata Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, di Bojonegoro, Selasa.

Sampai saat ini, menurut dia, baru Desa Bakulan, Kecamatan Temayang, dengan jumlah sebanyak 511 kepala keluarga (KK) karena sumurnya mulai mengering.

"BPBD langsung mendistribusikan air bersih kepada warga Desa Bakulan," ujarnya.

Sesuai prosedur, kata dia, permintaan air bersih warga yang daerahnya mengalami kekeringan berdasarkan permintaan yang dikeluarkan pihak desa dengan jumlah warga yang kesulitan air bersih diketahui camat di wilayahnya masing-masing kemudian disampaikan kepada BPBD.

"Kemungkinan bisa saja sudah ada desa yang mulai kesulitan air bersih, tapi sampai saat ini ya baru satu desa yang mengajukan permintaan air bersih," ucapnya menegaskan.

Oleh karena itu, ia a memperkirakan warga yang daerahnya mengalami kekeringan akibat kemarau  baru akan mengajukan permintaan air bersih akhir Agustus.

"Alokasi anggaran pengadaan bersih di BPBD sekitar Rp200 juta," katanya.

Kepala Bidang Kebencanaan Dinas Sosial Pemkab Bojonegoro Slamet menambahkan dinsos tidak mengalokasi anggaran pengadaan air bersih bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan selama kemarau.

Tapi dinas sosial tetap terlibat untuk mengatasi kesulitan air bersih dengan berkoordinasi kepada  pihak perusahaan juga swasta untuk pengadaan air bersih.

Perwakilan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Bojonegoro Gholib MK., sebelumnya menjelaskan sesuai laporan yang diterima dari relawan ACT di lapangan warga yang mulai kesulitan air bersih, antara lain, di Desa Mlinjeng, Tlogoaji, Kecamatan Sumberrejo.

Selain itu, Warga di Desa Jamberejo, Mlaten, Duwel, Babat, Drokilo, Sidomulyo,Megale,
 Balongcabe, dan Ngrandu, juga mulai kesulitan air bersih.

"Kami belum bisa mendistribusikan air bersih karena masih menunggu turunnya dana dari ACT pusat," tuturnya.

Berdasarkan pemetaan BPBD setempat menyebutkan warga yang rawan mengalami kesulitan air bersih sebanyak 10.626 KK (33.923 jiwa) di 26 desa yang tersebar di Kecamatan Temayang, Ngambon, Kasiman, Sugihwaras, Sumberrejo, Purwosari, Sukosewu, Tambakrejo, Kepohbaru dan Ngraho, rawan mengalami kekeringan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018