Surabaya (Antaranews Jatim) - Panitia penerimaan mahasiswa baru Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya mengamankan 16 orang peserta ujian masuk gelombang 3 yang diduga menjadi joki saat ujian bersasis komputer di kampus setempat, Sabtu.

"Memang benar kami mengamankan 16 orang karena mereka membawa handphone yang berbentuk jam tangan. Handphone itu disembunyikan di belakang ikat pinggang, sehingga saat pemeriksaan metal detektor terdengar wajar," kata Kepala Pusat Karir dan Humas UHT Surabaya Nirmalasari Idha Wijaya saat dikonfirmasi.

Nirmalasari mengatakan ujian berbasis komputer itu dilakukan pendaftar Fakuktas Kedokteran (FK) dan Fakuktas Kedokteran Gigi (FKG) yang diikuti 1.275 peserta.

"Awalnya ada kecurigaan dari pengawas, tangannya ditekuk terus dan seperti menggenggam sesuatu. Ternyata yang digenggam itu semacam jam tangan yang sudah dipotong talinya," ujar Nirmalasari

Peserta ujian itu berkomunikasi dengan orang di luar ujian untuk mendapat kunci jawaban. Mereka menggunakan kode untuk mengetahui jawaban dari tiap soal ujian.

"Setelah diketahui curang, mereka digugurkan sebagai peserta ujian dan panitia melakukan pemeriksaan metal detektor ulang pada seluruh peserta," katanya.

Sementara itu Wakil Rektor III UHT Surabaya Sudyantoro Hadi menuturkan dari gelombang ketiga penerimaan masuk UHT ini ditemukan total 19 peserta curang.

Peserta menggunakan gawai awalnya ada di kelompok ujian kedua. Kemudian saat dikembangkan dengan peserta yang membawa contekan kertas di kelompok ujian ketiga.

"Anak-anak ini korban, karena saat kamu tanyai mereka ini sebelumnya diberikan pengarahan di salah satu hotel di Surabaya untuk bisa mencontek dan berkomunikasi dengan pihak luar selama ujiaan," kata pria yang juga wakil panitia penerimaan mahasiswa baru UHT Surabaya itu.

Dia menjelaskan sanksi yang diberikan pada peserta curang yaitu digagalkan dari ujian. Sebab, kebanyakan peserta yang menjadi korban ini berasal dari luar Surabaya dan luar Jawa.

Atas kejadian ini, pihak UHT akan mengevaluasi penerapan ujian berbasis komputer ini dilakukan justru menyiasati adanya joki di tahun lalu karena ujian berbasis kertas.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018