Bojonegoro (Antaranews Jatim) - BPBD Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan baru satu desa yang mengajukan permintaan air bersih yaitu warga Desa Bakulan, Kecamatan Temayang, karena daerahnya mengalami kekeringan pengaruh kemarau.

"Pihak Desa Bakulan, Kecamatan Temayang, mengajukan permintaan air bersih hari ini. Jumlah warga yang kesulitan air bersih tidak banyak, ya hanya sekitar  puluhan kepala keluarga (KK)," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Kamis.

Menurut dia, desa lainnya di daerahnya yang biasanya mengalami kesulitan air bersih selama kemarau belum ada yang mengajukan permintaan air bersih.

Tapi, ia memperkirakan desa-desa yang biasa dilanda kekeringan akan mengajukan permintaan pasokan air bersih sekitar pertengahan Agustus.

'BPBD segera mendistribusikan air bersih kepada warga di Bakulan, Kecamatan Temayang," ujarnya.

Sebelum itu, lanjut dia, BPBD juga sudah mendistribusikan air bersih masing-masing satu tangki (5.000 liter) kepada lembaga pendidikan di Kecamatan Kepohbaru, dan sebuah rumah sakit (RS) swasta di Kecamatan Kota.

"RS dan lembaga pendidikan itu mengajukan permintaan air bersih karena ada kegiatan bukan karena dampak kemarau," ucapnya menegaskan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, menjelaskan BPBD sudah menyiapkan berbagai kebutuhan mulai truk tangki air, personel, juga kebutuhan lainnya untuk mengatasi kesulitan air bersih di desa yang mengalami kekeringan.

"Anggaran untuk memasok air bersih lebih dari cukup tersedia sekitar Rp200 juta dari APBD 2018," katanya.

Menurut dia, sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, pada Juli ini di daerah setempat masuk musim kemarau.

Bedasarkan pemetaan kekeringan mengancam 10.628 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 33.923 jiwa di 54 dusun di 26 desa tersebar di Kecamatan Kasiman, Ngambon, Temayang, Sugihwaras, Sumberrejo, Purwosari, Sukosewu, Tabakrejo, Kepohbaru dan Ngraho.

Warga yang terancam mengalami kesulitan air bersih tahun ini jumlahnya lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 7.468 KK dengan jumlah 25.841 jiwa di 22 desa yang tersebar di 11 kecamatan.

"Meningkatnya jumlah warga yang terancam kesulitan air bersih tahun ini, sebab ada laporan baru dari desa yang masuk yang kemungkinan terancam kesulitan air bersih," katanya.

BPBD, kata dia, tahun lalu telah mengusahakan pengadaan air bersih di Desa Meduri, Kecamatan Margomulyo, Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, Desa/Kecamatan Kepohbaru, Desa Ngampal, Kecamatan Sumberrejo dan Desa Wedoro, Kecamatan Sugihwaras.

"Pengadaan air bersih di lima desa itu dengan membuatkan tandon air," ucapnya menambahkan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018