Jember (Antaranews Jatim) - Universitas Jember (Unej), Jawa Timur akan membangun Pusat Unggulan Institusi-Perguruan Tinggi (PUI-PT) Bioteknologi Tanaman Industri dengan tahap awal fokus pada pengembangan bioteknologi untuk tanaman tebu, padi, dan singkong.
"Tahap awal fokus pengembangan bioteknologi untuk tanaman tebu, padi, dan singkong. Pada tahapan selanjutnya, pengembangan akan merambah bidang kesehatan," kata Koordinator pembangunan PUI-PT Unej Prof Tri Agus Siswoyo saat workshops bertema Pusat Unggulan Institusi-Perguruan Tinggi Bioteknologi Pertanian-Kesehatan Menuju Universitas Yang Unggul di lantai 4 gedung CDAST Kampus Unej, Rabu.
Fokus pada tanaman tebu, padi, dan singkong didasari pada beberapa penelitian yang telah dihasilkan oleh para peneliti Kampus Tegalboto Unej terkait ketiga komoditas tersebut yang sudah diakui, dan bahkan mencapai tahap komersialisasi.
"Insyaallah tahun 2019, padi varietas golden rice dan padi dengan kandungan vitamin A akan kami lepas secara resmi. Kami juga sudah merintis pembentukan bank padi, dimana semua plasma nutfah semua jenis padi di Indonesia akan ada di Unej," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya terus mengusahakan hak paten lima penemuan kawan-kawan yang terkait hasil penelitian mengenai tebu, padi, dan singkong, sehingga pendirian PUI-PT juga bakal bersinergi dengan Program Studi S2 Bioteknologi, dan Program Studi S3 Bioteknologi yang rencananya akan didirikan, dan menjadi rencana jangka panjang selanjutnya.
"Itu adalah sebagian modal berdirinya PUI-PT Bioteknologi Tanaman Industri di Unej dan targetnya tahun depan PUI-PT itu akan eksis," ucap guru besar Fakultas Pertanian yang sedang meneliti potensi melinjo sebagai antioksidan ini.
Sementara Wakil Rektor I Unej Zulfikar mengatakan rintisan pendirian PUI-PT di kampus Unej sudah dimulai sejak tahun 2015, dilanjutkan dengan penetapan Unej sebagai pusat keunggulan bioteknologi, khususnya di bidang pertanian dan kesehatan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
"Kami optimistis PUI-PT Bioteknologi Tanaman Industri bakal terlaksana, apalagi Universitas Jember mendapatkan dukungan penuh dari Islamic Development Bank yang memberikan bantuan dana untuk pendirian sarana dan prasarana seperti laboratorium, hingga pengiriman dosen untuk studi lanjut," katanya.
Koordinator PUI Kemenristekdikti Yudho Baskoro secara khusus meminta Unej benar-benar fokus dalam memilih bidang tertentu dalam ranah bioteknologi, agar keunggulan yang dibangun benar-benar spesifik, dan berbeda dengan PUI lainnya.
"Di Indonesia kini sudah ada 106 PUI di berbagai bidang dengan 28 di antaranya adalah PUI di lingkungan perguruan tinggi. Sesuai dengan namanya, maka PUI harus unggul dan memiliki spesifikasi yang berbeda dengan PUI yang sudah ada, oleh karena itu harus dipikirkan masak-masak mengenai fokus keunggulan dan lingkup keunggulan apa yang akan dibangun oleh PUI Unej, untuk itu dukungan semua sivitas akademika mutlak diperlukan," tuturnya.
Menurutnya tantangan mendirikan PUI memang tidak mudah, misalnya saja harus mempublikasikan hasil penelitian di 20 jurnal nasional terakreditasi, dan lima jurnal internasional terakreditasi per tahunnya, menghasilkan paten, serta keharusan penelitinya untuk menjadi pemateri dalam seminar nasional dan internasional, dan sederet persyaratan lainnya.
"Akreditasi PUI pun dinilai setiap tiga tahun, dan jika gagal maka status sebagai PUI bakal dicabut. Adanya PUI dapat menjadi salah satu parameter bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang penelitian di sebuah perguruan tinggi telah berjalan dengan baik atau tidak, sebab PUI dapat menjadi sarana menuju 'world class university' seperti yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti," ujarnya.
Kegiatan workshops di Unej dihadiri oleh dekan, dan dosen khususnya peneliti Bioteknologi di lingkungan kampus setempat. Beberapa peneliti juga menampilkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, antara lain Hardian Susilo Addy yang meneliti teknik molekular untuk mendeteksi dan mengidentifikasi penyebab penyakit tanaman di Agricultural Research Center US Departement of Agriculture di Maryland.
Kemudian Tri Handoyo di Kyunpook National University, Korea Selatan yang meneliti pengembangan beras aromatik, Erma Sulistyaningsih dkk yang meneliti vaksin malaria berbasis peptida, serta penelitian lainnya yang kesemuanya didanai oleh Islamic Development Bank.
Selain menghadirkan pemateri Koordinator PUI Kemenristekdikti, tampil pula Edi Priyo Utomo dari PUI PT Atsiri Universitas Brawijaya Malang yang membeberkan pengalaman pendirian PUI-PT di kampus setempat.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Tahap awal fokus pengembangan bioteknologi untuk tanaman tebu, padi, dan singkong. Pada tahapan selanjutnya, pengembangan akan merambah bidang kesehatan," kata Koordinator pembangunan PUI-PT Unej Prof Tri Agus Siswoyo saat workshops bertema Pusat Unggulan Institusi-Perguruan Tinggi Bioteknologi Pertanian-Kesehatan Menuju Universitas Yang Unggul di lantai 4 gedung CDAST Kampus Unej, Rabu.
Fokus pada tanaman tebu, padi, dan singkong didasari pada beberapa penelitian yang telah dihasilkan oleh para peneliti Kampus Tegalboto Unej terkait ketiga komoditas tersebut yang sudah diakui, dan bahkan mencapai tahap komersialisasi.
"Insyaallah tahun 2019, padi varietas golden rice dan padi dengan kandungan vitamin A akan kami lepas secara resmi. Kami juga sudah merintis pembentukan bank padi, dimana semua plasma nutfah semua jenis padi di Indonesia akan ada di Unej," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya terus mengusahakan hak paten lima penemuan kawan-kawan yang terkait hasil penelitian mengenai tebu, padi, dan singkong, sehingga pendirian PUI-PT juga bakal bersinergi dengan Program Studi S2 Bioteknologi, dan Program Studi S3 Bioteknologi yang rencananya akan didirikan, dan menjadi rencana jangka panjang selanjutnya.
"Itu adalah sebagian modal berdirinya PUI-PT Bioteknologi Tanaman Industri di Unej dan targetnya tahun depan PUI-PT itu akan eksis," ucap guru besar Fakultas Pertanian yang sedang meneliti potensi melinjo sebagai antioksidan ini.
Sementara Wakil Rektor I Unej Zulfikar mengatakan rintisan pendirian PUI-PT di kampus Unej sudah dimulai sejak tahun 2015, dilanjutkan dengan penetapan Unej sebagai pusat keunggulan bioteknologi, khususnya di bidang pertanian dan kesehatan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
"Kami optimistis PUI-PT Bioteknologi Tanaman Industri bakal terlaksana, apalagi Universitas Jember mendapatkan dukungan penuh dari Islamic Development Bank yang memberikan bantuan dana untuk pendirian sarana dan prasarana seperti laboratorium, hingga pengiriman dosen untuk studi lanjut," katanya.
Koordinator PUI Kemenristekdikti Yudho Baskoro secara khusus meminta Unej benar-benar fokus dalam memilih bidang tertentu dalam ranah bioteknologi, agar keunggulan yang dibangun benar-benar spesifik, dan berbeda dengan PUI lainnya.
"Di Indonesia kini sudah ada 106 PUI di berbagai bidang dengan 28 di antaranya adalah PUI di lingkungan perguruan tinggi. Sesuai dengan namanya, maka PUI harus unggul dan memiliki spesifikasi yang berbeda dengan PUI yang sudah ada, oleh karena itu harus dipikirkan masak-masak mengenai fokus keunggulan dan lingkup keunggulan apa yang akan dibangun oleh PUI Unej, untuk itu dukungan semua sivitas akademika mutlak diperlukan," tuturnya.
Menurutnya tantangan mendirikan PUI memang tidak mudah, misalnya saja harus mempublikasikan hasil penelitian di 20 jurnal nasional terakreditasi, dan lima jurnal internasional terakreditasi per tahunnya, menghasilkan paten, serta keharusan penelitinya untuk menjadi pemateri dalam seminar nasional dan internasional, dan sederet persyaratan lainnya.
"Akreditasi PUI pun dinilai setiap tiga tahun, dan jika gagal maka status sebagai PUI bakal dicabut. Adanya PUI dapat menjadi salah satu parameter bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang penelitian di sebuah perguruan tinggi telah berjalan dengan baik atau tidak, sebab PUI dapat menjadi sarana menuju 'world class university' seperti yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti," ujarnya.
Kegiatan workshops di Unej dihadiri oleh dekan, dan dosen khususnya peneliti Bioteknologi di lingkungan kampus setempat. Beberapa peneliti juga menampilkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, antara lain Hardian Susilo Addy yang meneliti teknik molekular untuk mendeteksi dan mengidentifikasi penyebab penyakit tanaman di Agricultural Research Center US Departement of Agriculture di Maryland.
Kemudian Tri Handoyo di Kyunpook National University, Korea Selatan yang meneliti pengembangan beras aromatik, Erma Sulistyaningsih dkk yang meneliti vaksin malaria berbasis peptida, serta penelitian lainnya yang kesemuanya didanai oleh Islamic Development Bank.
Selain menghadirkan pemateri Koordinator PUI Kemenristekdikti, tampil pula Edi Priyo Utomo dari PUI PT Atsiri Universitas Brawijaya Malang yang membeberkan pengalaman pendirian PUI-PT di kampus setempat.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018