Tulungagung (Antaranews Jatim) - Badan Urusan Logistik Subdivre Tulungagung, Jawa Timur mulai menguji coba pemasaran beras kemasan merek "Beras Kita" ke masyarakat melalui jaringan Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di desa-desa dan kelurahan di wilayah kerjanya.
"Mulai akhir pekan ini hingga Agustus kami mulai uji cobakan. Di seluruh Jatim, termasuk di wilayah Subdivre Tulungagung. September diharapkan program sudah jalan semua," kata Kepala Bulog Subdivre Tulungagung Khrisna Musrtiyanto di Tulungagung, Selasa.
Namun karena produk baru, Khrisna mengaku tidak memaksakan penjualan beras kemasan dalam saset merek Beras Kita tersebut.
Dia mengatakan, Bulog dalam sementara ini hanya melayani permintaan jaringan RPK yang berminat untuk menjajakan produk beras premium kemasan 200 gram yang dijual Rp2,5 ribu per saset tersebut.
"Sementara ini (di Tulungagung) sudah ada tiga RPK yang meminta kiriman beras saset. Untuk wilayah Blitar (kota/kabupaten) kami masih sosialisasikan. Demikian juga dengan Trenggalek," katanya.
Produk beras saset yang kini mulai dipasarkan Bulog itu adalah hasil produksi di Bulog Divre Jatim, yang kemudian didistribusikan ke subdivre di daerah-daerah.
Bulog Tulungagung belum melakukan pengepakan sendiri lantaran pangsa pasar masih tahap sosialisasi.
"Kalau animo masyarakat bagus, dan permintaan banyak tentu nanti kami akan lakukan pengepakan sendiri," ujarnya.
Untuk tahap awal ini, lanjut Khrisna, pihaknya mendatangkan 15 dua beras saset dengan masing-masing dua berisi 30 saset beras premium isi 200 gram.
Dia menjelaskan, kualitas beras saset yang dijual Bulog setara beras premium yang di pasaran dijual dengan harga di kisaran Rp12 ribu hingga Rp14 ribu per kilogram.
Untuk produk beras premium milik Bulog sendiri sesuai HET (harga eceran tertinggi) pemerintah dijual dengan harga Rp12.800 per kilogram.
Namun untuk beras saset yang juga berkualitas sama, setiap saset isi 200 gram hanya dijual Rp2.500.
Jika beli lima saset yang setara 1 kilogram, total harga yang harus dibayarkan adalah Rp12.500.
Rp300 lebih murah dibanding membeli kemasan satu kilogram.
"Bulog tidak subsidi. Harga ini masih di rasio harga standar penjualan beras berkualitas premium yang dijual Bulog," katanya.
Beras saset kemasan 200 gram merupakan terobosan baru dalam pola pemasaran BUMN plat merah ini semenjak dipimpin oleh Budi Waseso sebagai Direktur Utama, beberapa bulan terakhir.
Kemasan beras saset terkesan simpel dan milenial. Sekilas kemasannya seperti produk susu atau kopi bubuk kemasan renteng yang telah familiar di masyarakat.
Dengan model saset, diharapkan masyarakat lebih punya banyak varian produk beras yang bisa dibeli dengan harga terjangkau dan simpel dalam hal kemasan sehingga mudah dibawa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Mulai akhir pekan ini hingga Agustus kami mulai uji cobakan. Di seluruh Jatim, termasuk di wilayah Subdivre Tulungagung. September diharapkan program sudah jalan semua," kata Kepala Bulog Subdivre Tulungagung Khrisna Musrtiyanto di Tulungagung, Selasa.
Namun karena produk baru, Khrisna mengaku tidak memaksakan penjualan beras kemasan dalam saset merek Beras Kita tersebut.
Dia mengatakan, Bulog dalam sementara ini hanya melayani permintaan jaringan RPK yang berminat untuk menjajakan produk beras premium kemasan 200 gram yang dijual Rp2,5 ribu per saset tersebut.
"Sementara ini (di Tulungagung) sudah ada tiga RPK yang meminta kiriman beras saset. Untuk wilayah Blitar (kota/kabupaten) kami masih sosialisasikan. Demikian juga dengan Trenggalek," katanya.
Produk beras saset yang kini mulai dipasarkan Bulog itu adalah hasil produksi di Bulog Divre Jatim, yang kemudian didistribusikan ke subdivre di daerah-daerah.
Bulog Tulungagung belum melakukan pengepakan sendiri lantaran pangsa pasar masih tahap sosialisasi.
"Kalau animo masyarakat bagus, dan permintaan banyak tentu nanti kami akan lakukan pengepakan sendiri," ujarnya.
Untuk tahap awal ini, lanjut Khrisna, pihaknya mendatangkan 15 dua beras saset dengan masing-masing dua berisi 30 saset beras premium isi 200 gram.
Dia menjelaskan, kualitas beras saset yang dijual Bulog setara beras premium yang di pasaran dijual dengan harga di kisaran Rp12 ribu hingga Rp14 ribu per kilogram.
Untuk produk beras premium milik Bulog sendiri sesuai HET (harga eceran tertinggi) pemerintah dijual dengan harga Rp12.800 per kilogram.
Namun untuk beras saset yang juga berkualitas sama, setiap saset isi 200 gram hanya dijual Rp2.500.
Jika beli lima saset yang setara 1 kilogram, total harga yang harus dibayarkan adalah Rp12.500.
Rp300 lebih murah dibanding membeli kemasan satu kilogram.
"Bulog tidak subsidi. Harga ini masih di rasio harga standar penjualan beras berkualitas premium yang dijual Bulog," katanya.
Beras saset kemasan 200 gram merupakan terobosan baru dalam pola pemasaran BUMN plat merah ini semenjak dipimpin oleh Budi Waseso sebagai Direktur Utama, beberapa bulan terakhir.
Kemasan beras saset terkesan simpel dan milenial. Sekilas kemasannya seperti produk susu atau kopi bubuk kemasan renteng yang telah familiar di masyarakat.
Dengan model saset, diharapkan masyarakat lebih punya banyak varian produk beras yang bisa dibeli dengan harga terjangkau dan simpel dalam hal kemasan sehingga mudah dibawa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018