Surabaya (Antaranews Jatim) - Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan mengajak seluruh lapisan masyarakat Kota Surabaya untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama.

"Keberagaman adalah ciri-ciri Bangsa Indonesia. Semakin beragam, itulah Indonesia," katanya saat berbicara dalam peringatan 40 hari serangan terorisme di Gereja Santa Maria tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Surabaya yang dihadiri oleh masyarakat dari lintas agama, Kamis malam.

Dalam kesempatan itu, Rudi Setiawan mengajak seluruh masyarakat untuk melawan aksi terorisme.

"Kita tidak mungkin melupakan peristiwa yang terjadi pada tanggal 13 Mei lalu. Kita semua menangis. Kita kecewa kota yang indah ini dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang yang memaksakan kehendak untuk mendirikan sesuatu yang tidak mungkin didirikan di Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.

Aksi terorisme pada 13 Mei lalu, selain menyerang Gereja Santa Maria tak Bercela, juga menyerang dua gereja lainnya di Surabaya, yang menewaskan 14 korban jiwa, serta 42 lainnya luka-luka.

Rudi mengingatkan bahwa para pendiri bangsa di era kemerdekaan dulu sudah menyepakati bahwa model negara yang paling cocok bagi masyarakat yang beragam dari Sabang sampai Merauke adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila.

"Lagu kita adalah Indonesia Raya. Di dalamnya ada Aceh, Jawa, Bali, hingga Papua. Ada Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan lain sebagainya. Maka marilah kita membiasakan diri hidup dalam keberagaman. Kita harus memelihara dan melestarikan keberagaman. Mari kita berpegang teguh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita jaga kerukunan umat beragama," katanya.

Uskup Surabaya Vincentius Sutikno Wisaksono menambahkan kegiatan peringatan 40 hari serangan terorisme di Surabaya pada malam ini intinya adalah untuk merayakan keselamatan.

"Aksi terorisme pada 13 Mei lalu benar-benar membuat kita semua `shock`. Sekarang bagaimana melalui peringatan pada malam hari ini kita bisa saling menyelamatkan. Tidak ada rasa untuk membalas dendam. Itulah jalan yang harus kita tempuh. Tidak ada kompromi lagi bahwa kita harus saling mengasihi dan menyayangi," katanya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018