Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Tim KONI Jawa Timur akan melakukan verifikasi sejumlah lokasi pelaksanaan pertandingan atau "venue" dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur ke-6 di Bojonegoro, Rabu (23/5).
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Bojonegoro Saifuddin di Bojonegoro, Selasa menjelaskan Tim KONI Jatim dalam melakukan verifikasi akan langsung mendatangi "venue" Porprov Jatim ke-6 di daerahnya.
Dalam Porprov Jatim ke-6, lanjut dia, digelar bersama Tuban, Lamongan dan Gresik, pada Juli 2019. Hanya saja KONI Jatim belum menetapkan tanggal pasti pelaksanaan dalam Porprov Jatim ke-6 yang akan digelar bersama empat kabupaten itu.
Di dalam Porprov Jatim ke-6, terdapat ada 34 cabang olaraga yang dipertandingan, di antaranya, sebanyak 10 cabang olahraga pelaksanaanya di Bojonegoro.
Meski demikian, lanjut dia, ada juga "venue" yang dilakukan bersama, seperti dalam cabang olahraga sepak bola, untuk pertandingan selain Bojonegoro, juga Tuban, Lamongan, dan Gresik.
Lokasi "veneu" yang akan diverifikasi, kata dia, mulai Stadion Letjen H. Soedirman (sepak bola), GOR Dabonsia (bola voli), GOR Wungu Jalan Jaksa Agung Soeprapto (Tenis Meja) dan SMAN 2 di Desa Pacul, Kecamatan Kota (panahan).
Selain itu, Gedung Serbaguna (angkat berat, angkat besi), Gedung Olah Raga (GOR) SMT Negeri Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas (yudo), Pendopo Pemkab dan MCM (catur), dan bridge (hotel).
"Dua olahraga anggar dan tentaque belum memperoleh "veneu". Tapi tidak sulit sebab yang dibutuhkan hanya sebuah lapangan," kata dia menjelaskan.
Ia optimistis "veneu" di daerahnya yang akan dimanfaatkan dalam Porprov Jatim ke-6 memenuhi persyaratan."Saya optimistis KONI Jatim akan menetapkan `veneu" di Bojonegoro layak untuk Porprov Jatim," ucapnya menegaskan.
Saat ini, kata dia, KONI masih melakukan inventarisasi tempat menginap yang bisa dimanfaatkan untuk para atlet dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Inventarisasi lokasi menginap atlet, lanjut dia, difokuskan di rumah-rumah warga atau "home stay", sebab kalau memanfaatkan hotel berbintang biayanya cukup besar.
"Kami memfokuskan lokasi menginap para atlet berupa "home stay" atau kamar biasa, sebab kalau kamar hotel bintang jelas atlet akan keberatan," ucapnya menambahkan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Bojonegoro Saifuddin di Bojonegoro, Selasa menjelaskan Tim KONI Jatim dalam melakukan verifikasi akan langsung mendatangi "venue" Porprov Jatim ke-6 di daerahnya.
Dalam Porprov Jatim ke-6, lanjut dia, digelar bersama Tuban, Lamongan dan Gresik, pada Juli 2019. Hanya saja KONI Jatim belum menetapkan tanggal pasti pelaksanaan dalam Porprov Jatim ke-6 yang akan digelar bersama empat kabupaten itu.
Di dalam Porprov Jatim ke-6, terdapat ada 34 cabang olaraga yang dipertandingan, di antaranya, sebanyak 10 cabang olahraga pelaksanaanya di Bojonegoro.
Meski demikian, lanjut dia, ada juga "venue" yang dilakukan bersama, seperti dalam cabang olahraga sepak bola, untuk pertandingan selain Bojonegoro, juga Tuban, Lamongan, dan Gresik.
Lokasi "veneu" yang akan diverifikasi, kata dia, mulai Stadion Letjen H. Soedirman (sepak bola), GOR Dabonsia (bola voli), GOR Wungu Jalan Jaksa Agung Soeprapto (Tenis Meja) dan SMAN 2 di Desa Pacul, Kecamatan Kota (panahan).
Selain itu, Gedung Serbaguna (angkat berat, angkat besi), Gedung Olah Raga (GOR) SMT Negeri Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas (yudo), Pendopo Pemkab dan MCM (catur), dan bridge (hotel).
"Dua olahraga anggar dan tentaque belum memperoleh "veneu". Tapi tidak sulit sebab yang dibutuhkan hanya sebuah lapangan," kata dia menjelaskan.
Ia optimistis "veneu" di daerahnya yang akan dimanfaatkan dalam Porprov Jatim ke-6 memenuhi persyaratan."Saya optimistis KONI Jatim akan menetapkan `veneu" di Bojonegoro layak untuk Porprov Jatim," ucapnya menegaskan.
Saat ini, kata dia, KONI masih melakukan inventarisasi tempat menginap yang bisa dimanfaatkan untuk para atlet dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Inventarisasi lokasi menginap atlet, lanjut dia, difokuskan di rumah-rumah warga atau "home stay", sebab kalau memanfaatkan hotel berbintang biayanya cukup besar.
"Kami memfokuskan lokasi menginap para atlet berupa "home stay" atau kamar biasa, sebab kalau kamar hotel bintang jelas atlet akan keberatan," ucapnya menambahkan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018