Bojonegoro (Antaranews Jatim) - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) akan mempertahankan produksi minyak Blok Cepu di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, rata-rata sebesar 220 ribu barel per hari sesuai analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
"Kalau memang produksi minyak harus ditingkatkan ya maksimal rata-rata 220 ribu barel hari," kata "Vice President Public and Government Affairs" ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto di Bojonegoro, Kamis.
Saat ini, lanjut dia, produksi minyak lapangan Banyuurip Blok Cepu di Kecamatan Gayam, rata-rata 210 ribu barel per hari sejak awal Mei.
Sebelum itu, menurut dia, produksinya rata-rata berkisar 207 ribu-208 ribu barel per hari. Kemudian produksinya dinaikkan bertahap menjadi 210 ribu barel per hari.
"Kenaikan produksi minyak bertahap agar bisa mencapai 220 ribu barel per hari dengan memaksimalkan peralatan yang ada," kata dia menjelaskan.
Ia mengaku pengembangan sumur minyak lapangan Kedungkeris, di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, untuk amdal belum ada.
Sebab, lanjut dia, lapangan minyak Kedungkeris, baru akan diproduksikan rata-rata sekitar 10.000 barel per hari pada 2019.
"Sesuai rencana amdal lapangan minyak Kedungkeris, akan menjadi satu dengan lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu," ucapnya menegaskan.
Menurut dia, produksi minyak lapangan Kedungkeris, akan dijadikan satu dengan produksi minyak lapangan Banyuurip, sebagai usaha mempertahankan produksi minyak Blok Cepu.
"Sesuai perhitungan produksi puncak minyak Blok Cepu akan berjalan tiga tahun," katanya menegaskan.
Namun, masih menurut dia, produksi puncak minyak Blok Cepu bisa saja bertahan lebih dari tiga tahun sepanjang ada temuan cadangan minyak baru.
"Tapi sampai saat ini belum ditemukan ada temuan cadangan minyak Blok Cepu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kalau memang produksi minyak harus ditingkatkan ya maksimal rata-rata 220 ribu barel hari," kata "Vice President Public and Government Affairs" ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto di Bojonegoro, Kamis.
Saat ini, lanjut dia, produksi minyak lapangan Banyuurip Blok Cepu di Kecamatan Gayam, rata-rata 210 ribu barel per hari sejak awal Mei.
Sebelum itu, menurut dia, produksinya rata-rata berkisar 207 ribu-208 ribu barel per hari. Kemudian produksinya dinaikkan bertahap menjadi 210 ribu barel per hari.
"Kenaikan produksi minyak bertahap agar bisa mencapai 220 ribu barel per hari dengan memaksimalkan peralatan yang ada," kata dia menjelaskan.
Ia mengaku pengembangan sumur minyak lapangan Kedungkeris, di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, untuk amdal belum ada.
Sebab, lanjut dia, lapangan minyak Kedungkeris, baru akan diproduksikan rata-rata sekitar 10.000 barel per hari pada 2019.
"Sesuai rencana amdal lapangan minyak Kedungkeris, akan menjadi satu dengan lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu," ucapnya menegaskan.
Menurut dia, produksi minyak lapangan Kedungkeris, akan dijadikan satu dengan produksi minyak lapangan Banyuurip, sebagai usaha mempertahankan produksi minyak Blok Cepu.
"Sesuai perhitungan produksi puncak minyak Blok Cepu akan berjalan tiga tahun," katanya menegaskan.
Namun, masih menurut dia, produksi puncak minyak Blok Cepu bisa saja bertahan lebih dari tiga tahun sepanjang ada temuan cadangan minyak baru.
"Tapi sampai saat ini belum ditemukan ada temuan cadangan minyak Blok Cepu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018