Sampang (Antaranews Jatim) - Calon Gubernur Jawa Timur Syaiful Yusuf menyatakan, pemerintah perlu melakukan intervensi kebijakan yang memihak pada upaya pengembangan sistem pendidikan di lembaga tersebut.
"Selain intervensi kejijakan yang memihak, intervensi anggaran untuk pengembangan lembaga pendidikan di pondok pesantren juga diperlukan," ujarnya disela-sela acara Haflatul Iktibar di Pondok Pesantren Annaqsabandiyah As Salafiyah Ombul, Kedungdung, Sampang, Madura, Jawa Timur, Sabtu.
Kedatangan pria yang juga Ketua PBNU ini disambut oleh pengasuh pondok KH Ismail Fakhrul Bahri dan Wakil Pengasuh KH Muhanmad Hasyim. Serta ribuan santri, alumni dan warga sekitar.
KH Hasyim mengatakan, kedatangan Gus Ipul menandakan bentuk perhatiannya terhadap dunia pesantren.
"Gus Ipul selalu dekat pesantren dan peduli Madura. Beliau sosok yang tepat menggantikan Gubernur Soekarwo (Pakde Karwo). Karena sudah memiliki modal mendampingi Gubernur Seokarwo dua periode sebagai wagub," ujar KH Hasyim.
Sebagai seorang, Gus Ipul diyakini juga mampu membawa perubahan sesuai amanah para ulama dan Kiai.
"Ini menjadi sangat penting, dengan mengikuti syariat, niscaya Jawa Timur dapat maju dan berada dalam perlindungan Allah," ujarnya, menambahkan.
Saat menyampaikan sambutan dalam acara itu, Gus Ipul mengapresiasi perkembangan Pondok Pesantren Annaqsabandiyah.
Setelah lulus, banyak alumninya yang telah berkiprah di berbagai daerah, termasuk mengajar pendidikan agama dan membina karakter generasi muda di masa-masa yang akan datang.
"Ke depan, kami ingin pondok pesantren tidak hanya bisa mengaji Al-Quran dan kitab kuning. Tapi lulusan pondok pesantren bisa ahli di berbagai bidang. Seperti matematika, teknik dan lain sebagainya," ucap Gus Ipul.
Saat ini, sambung dia, lembaga pendidikan pesantren kian banyak diminati. Dulu, pesantren dinilai bakal mati termakan zaman. Nyatanya, justru orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anak-anaknya di pesantren.
Sebab ada tren kenakalan remaja lantaran lingkungan di luar rumah dan sekolahnya. Di rumah, anak dipantau langsung oleh orang tua. Sementara di sekolah, para guru bisa mengawasi.
"Sehingga masuk anginnya dari lingkungan di antara rumah dan sekolahnya. Itulah yang menurut saya semakin kagum dengan para Kiai yang bisa menjaga lingkungan yang positif bagi anak," ujarnya.
Ia menambahkan, pondok pesantren juga menjadi tempat lahirnya para pemimpin yang unggul.
Menurut Gus Ipul, pemimpin unggul itu dikategorikan yang dekat Allah (memiliki spiritual happiness), mampu berpikir dengan baik dan terampil (intellectual happiness) dan juga cinta tanah air.
Dengan banyaknya ponpes di Madura sebagai wadah membangun sumber daya manusia (SDM), Gus Ipul berkomitmen memajukan pesantren. Caranya, dengan melakukan intervensi baik kebijakan maupun anggaran khusus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Selain intervensi kejijakan yang memihak, intervensi anggaran untuk pengembangan lembaga pendidikan di pondok pesantren juga diperlukan," ujarnya disela-sela acara Haflatul Iktibar di Pondok Pesantren Annaqsabandiyah As Salafiyah Ombul, Kedungdung, Sampang, Madura, Jawa Timur, Sabtu.
Kedatangan pria yang juga Ketua PBNU ini disambut oleh pengasuh pondok KH Ismail Fakhrul Bahri dan Wakil Pengasuh KH Muhanmad Hasyim. Serta ribuan santri, alumni dan warga sekitar.
KH Hasyim mengatakan, kedatangan Gus Ipul menandakan bentuk perhatiannya terhadap dunia pesantren.
"Gus Ipul selalu dekat pesantren dan peduli Madura. Beliau sosok yang tepat menggantikan Gubernur Soekarwo (Pakde Karwo). Karena sudah memiliki modal mendampingi Gubernur Seokarwo dua periode sebagai wagub," ujar KH Hasyim.
Sebagai seorang, Gus Ipul diyakini juga mampu membawa perubahan sesuai amanah para ulama dan Kiai.
"Ini menjadi sangat penting, dengan mengikuti syariat, niscaya Jawa Timur dapat maju dan berada dalam perlindungan Allah," ujarnya, menambahkan.
Saat menyampaikan sambutan dalam acara itu, Gus Ipul mengapresiasi perkembangan Pondok Pesantren Annaqsabandiyah.
Setelah lulus, banyak alumninya yang telah berkiprah di berbagai daerah, termasuk mengajar pendidikan agama dan membina karakter generasi muda di masa-masa yang akan datang.
"Ke depan, kami ingin pondok pesantren tidak hanya bisa mengaji Al-Quran dan kitab kuning. Tapi lulusan pondok pesantren bisa ahli di berbagai bidang. Seperti matematika, teknik dan lain sebagainya," ucap Gus Ipul.
Saat ini, sambung dia, lembaga pendidikan pesantren kian banyak diminati. Dulu, pesantren dinilai bakal mati termakan zaman. Nyatanya, justru orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anak-anaknya di pesantren.
Sebab ada tren kenakalan remaja lantaran lingkungan di luar rumah dan sekolahnya. Di rumah, anak dipantau langsung oleh orang tua. Sementara di sekolah, para guru bisa mengawasi.
"Sehingga masuk anginnya dari lingkungan di antara rumah dan sekolahnya. Itulah yang menurut saya semakin kagum dengan para Kiai yang bisa menjaga lingkungan yang positif bagi anak," ujarnya.
Ia menambahkan, pondok pesantren juga menjadi tempat lahirnya para pemimpin yang unggul.
Menurut Gus Ipul, pemimpin unggul itu dikategorikan yang dekat Allah (memiliki spiritual happiness), mampu berpikir dengan baik dan terampil (intellectual happiness) dan juga cinta tanah air.
Dengan banyaknya ponpes di Madura sebagai wadah membangun sumber daya manusia (SDM), Gus Ipul berkomitmen memajukan pesantren. Caranya, dengan melakukan intervensi baik kebijakan maupun anggaran khusus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018