Surabaya (Antaranews Jatim) - Universitas Airlangga Surabaya mendorong dosennya bergabung ke aplikasi penguji hoaks, Opinium buatan sejumlah pemuda Jawa Timur yang bernaung di Yayasan Pawiyatan Suluh Nagari untuk mempublikasikan hasil karya mereka terkait isu-isu nasional terkini.
"Kami mendorong akademisi untuk bergabung ke Opinium guna ikut membahas terkait isu-isu nasional. Kita kasihan ternyata ada informasi yang tidak benar ditelan mentah-mentah dan menjadi informasi bagi masyarakat," kata Rektor Unair Prof M Nasih saat menerima inisiator Opinium di kampus setempat, Jumat.
Nasih menyatakan Unair sangat mengappresiasi dan mendukung aplikasi itu. Dia menilai, saat masyarakat sedang menghadapi persoalan yang sangat besar di mana informasi yang beredar hampir tidak diketahui validitasnya.
"Mas Sabrang (Noe Letto) dan kawan-kawan menyiapkan media yang bisa digunakan untuk melihat informasi nilainya seperti apa dan akurasinya seperti apa. Dalam posisi seperti ini kita patut memberi apresiasi sehingga informasi yang beredar paling tidak akan diketahui dan mereka mengambil keputusan dari informasi itu akan lebih baik keputusan-keputusan yang diambil," ujarnya.
Hadirnya Opinium, kata Nasih, juga sesuai dengan misi Unair. Untuk itu, hasil karya dari para akademisi Unair akan didorong untuk dimasukkan ke Opinium sehingga bisa diketahui banyak orang. Selain itu, Nasih juga mendorong pencari informasi untuk membaca secara komperehensif.
"Ini yang menurut saya menjadi fokus Unair, sehingga patut memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap aplikasi yang digagas dan diluncurkan oleh Sabrang dan M Hasanudin ini," tuturnya.
Dalam Opinium, semua hal yang memerlukan tanggapan, partisipasi dan pendapat dari publik bisa diunggah serta didiskusikan sehingga tidak ada batasan.
Dia menilai, hal itu sesungguhnya adalah demokrasi yang akan dibangun terkait informasi yang ada. Bukan tidak ada pilihan terkait isu apa yang mau dinilai seperti saat ini.
"Dari aplikasi ini, semua kita siapkan tikarnya, kita bersihkan, semua orang berhak untuk menggunakan untuk misalnya tahlilan, salat, diskusi. Ini wahana demokrasi bagi kita untuk berdemokrasi secara ilmiah," kata Nasih.
Selain itu, aplikasi Opinium merupakan media untuk mempersatukan berbagai macam ide. Selama ini, lanjut Nasih, ide, gagasan dan iformasi yang ada cenderung memecah belah.
"Dengan aplikasi Opinium, masyarakat diajak bertinju di satu ring, dan menjadi penikmat untuk mengetahui mana yang benar," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami mendorong akademisi untuk bergabung ke Opinium guna ikut membahas terkait isu-isu nasional. Kita kasihan ternyata ada informasi yang tidak benar ditelan mentah-mentah dan menjadi informasi bagi masyarakat," kata Rektor Unair Prof M Nasih saat menerima inisiator Opinium di kampus setempat, Jumat.
Nasih menyatakan Unair sangat mengappresiasi dan mendukung aplikasi itu. Dia menilai, saat masyarakat sedang menghadapi persoalan yang sangat besar di mana informasi yang beredar hampir tidak diketahui validitasnya.
"Mas Sabrang (Noe Letto) dan kawan-kawan menyiapkan media yang bisa digunakan untuk melihat informasi nilainya seperti apa dan akurasinya seperti apa. Dalam posisi seperti ini kita patut memberi apresiasi sehingga informasi yang beredar paling tidak akan diketahui dan mereka mengambil keputusan dari informasi itu akan lebih baik keputusan-keputusan yang diambil," ujarnya.
Hadirnya Opinium, kata Nasih, juga sesuai dengan misi Unair. Untuk itu, hasil karya dari para akademisi Unair akan didorong untuk dimasukkan ke Opinium sehingga bisa diketahui banyak orang. Selain itu, Nasih juga mendorong pencari informasi untuk membaca secara komperehensif.
"Ini yang menurut saya menjadi fokus Unair, sehingga patut memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap aplikasi yang digagas dan diluncurkan oleh Sabrang dan M Hasanudin ini," tuturnya.
Dalam Opinium, semua hal yang memerlukan tanggapan, partisipasi dan pendapat dari publik bisa diunggah serta didiskusikan sehingga tidak ada batasan.
Dia menilai, hal itu sesungguhnya adalah demokrasi yang akan dibangun terkait informasi yang ada. Bukan tidak ada pilihan terkait isu apa yang mau dinilai seperti saat ini.
"Dari aplikasi ini, semua kita siapkan tikarnya, kita bersihkan, semua orang berhak untuk menggunakan untuk misalnya tahlilan, salat, diskusi. Ini wahana demokrasi bagi kita untuk berdemokrasi secara ilmiah," kata Nasih.
Selain itu, aplikasi Opinium merupakan media untuk mempersatukan berbagai macam ide. Selama ini, lanjut Nasih, ide, gagasan dan iformasi yang ada cenderung memecah belah.
"Dengan aplikasi Opinium, masyarakat diajak bertinju di satu ring, dan menjadi penikmat untuk mengetahui mana yang benar," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018