Blitar (Antaranews Jatim) - Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Blitar, Jawa Timur, menggelar ritual basuh kaki orang tua yang melibatkan anak didik pemasyarakatan (ADP) serta ibundanya dalam rangkaian peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan 2018.
"Untuk memberikan dukungan ke anak-anak. Mereka sudah dibesarkan orang tua, tapi melakukan kesalahan dan masuk ke sini. Saatnya memohon ampun dengan ritual basuh kaki," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Susy Susilawati dalam acara tersebut di LPKA Kelas I Blitar, Selasa.
Ia mengatakan, kegiatan ini sengaja digelar dalam rangkaian Hari Bhakti Pemasyarakatan 2018. Acara dikemas dengan ritual bersih kaki ibu, dengan harapan agar mereka setelah keluar dari tempat ini bisa menjadi anak yang lebih baik.
"Orang tua bisa membisikkan kata-kata dan doa. Suasananya mengharukan, supaya anak menyadari, bahwa tidak satupun orang tua yang menghendaki anaknya masuk ke sini (LPKA)," ujarnya.
Dalam acara itu, diikuti seluruh penghuni LPKA Kelas I Blitar yang jumlahnya hingga rutusan anak. Mereka berjejer di lokasi yang telah disiapkan, duduk bersimpuh di hadapan orang tuanya masing-masing.
Orang tua duduk di kursi, dan di depannya disediakan baskom yang berisi air. Secara bersamaan, setelah terdengar aba-aba, anak-anak secara bersama-sama membasuh kaki ibundanya. Suasana haru menyelimuti kegiatan tersebut.
Seluruh yang hadir di lokasi kegiatan tidak kuasa menahan tangis, tidak terkecuali para ibu serta anaknya yang selama ini tinggal di LPKA tersebut. Setelah selesai basuh kaki, para ibu tersebut juga langsung memeluk anak mereka sambil menangis.
Gina, salah seorang ibu yang ikut dalam acara itu mengaku terharu. Ia juga sedih anaknya tinggal sementara waktu di LPKA, namun dengan itu diharapkan kelak anaknya bisa menjadi lebih baik lagi.
"Anak saya merasa bersalah dan meminta maaf serta meminta doa orang tua, semoga ke depan setelah keluar dari sini jadi anak yang baik. Saya juga sudah memaafkan, mengampuni. Bahkan, sebelum ada acara ini sudah memaafkan, tidak ada orang tua yang memusuhi anaknya," ujar Gina.
Di LPKA Kelas I Blitar, ini adalah satu-satunya lapas anak di Jatim, dengan kapasitas hingga 400 anak binaan. Mereka terlibat berbagai kasus mulai pencurian, asusila, dan beragam kasus lainnya. Walaupun di tahanan, mereka tetap mendapatkan pendidikan sesuai dengan tingkatan mereka.
Acara tersebut digelar serentak secara nasional, sekaligus memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kegiatan membasuh kaki Ibu secara Serentak di lokasi terbanyak oleh anak didik pemasyarakatan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Untuk memberikan dukungan ke anak-anak. Mereka sudah dibesarkan orang tua, tapi melakukan kesalahan dan masuk ke sini. Saatnya memohon ampun dengan ritual basuh kaki," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Susy Susilawati dalam acara tersebut di LPKA Kelas I Blitar, Selasa.
Ia mengatakan, kegiatan ini sengaja digelar dalam rangkaian Hari Bhakti Pemasyarakatan 2018. Acara dikemas dengan ritual bersih kaki ibu, dengan harapan agar mereka setelah keluar dari tempat ini bisa menjadi anak yang lebih baik.
"Orang tua bisa membisikkan kata-kata dan doa. Suasananya mengharukan, supaya anak menyadari, bahwa tidak satupun orang tua yang menghendaki anaknya masuk ke sini (LPKA)," ujarnya.
Dalam acara itu, diikuti seluruh penghuni LPKA Kelas I Blitar yang jumlahnya hingga rutusan anak. Mereka berjejer di lokasi yang telah disiapkan, duduk bersimpuh di hadapan orang tuanya masing-masing.
Orang tua duduk di kursi, dan di depannya disediakan baskom yang berisi air. Secara bersamaan, setelah terdengar aba-aba, anak-anak secara bersama-sama membasuh kaki ibundanya. Suasana haru menyelimuti kegiatan tersebut.
Seluruh yang hadir di lokasi kegiatan tidak kuasa menahan tangis, tidak terkecuali para ibu serta anaknya yang selama ini tinggal di LPKA tersebut. Setelah selesai basuh kaki, para ibu tersebut juga langsung memeluk anak mereka sambil menangis.
Gina, salah seorang ibu yang ikut dalam acara itu mengaku terharu. Ia juga sedih anaknya tinggal sementara waktu di LPKA, namun dengan itu diharapkan kelak anaknya bisa menjadi lebih baik lagi.
"Anak saya merasa bersalah dan meminta maaf serta meminta doa orang tua, semoga ke depan setelah keluar dari sini jadi anak yang baik. Saya juga sudah memaafkan, mengampuni. Bahkan, sebelum ada acara ini sudah memaafkan, tidak ada orang tua yang memusuhi anaknya," ujar Gina.
Di LPKA Kelas I Blitar, ini adalah satu-satunya lapas anak di Jatim, dengan kapasitas hingga 400 anak binaan. Mereka terlibat berbagai kasus mulai pencurian, asusila, dan beragam kasus lainnya. Walaupun di tahanan, mereka tetap mendapatkan pendidikan sesuai dengan tingkatan mereka.
Acara tersebut digelar serentak secara nasional, sekaligus memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kegiatan membasuh kaki Ibu secara Serentak di lokasi terbanyak oleh anak didik pemasyarakatan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018