Surabaya (Antaranews Jatim) - Sulthan Mahudin, bocah asal Tanoh Dapet, Kecamatan Celala, Aceh Tengah, Provinsi Aceh, menjalani pemulihan penyakit tumor selaput otak setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya, atas bantuan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III.
Bocah 14 tahun ini telah mengidap penyakit tumor yang merusak mata sebelah kirinya itu sejak usia 7 tahun.
"Operasi dilakukan setelah mendapat persetujuan orang tua Sulthan," ujar Human Captial dan General Affairs Director PT Pelindo III Toto Heli Yanto kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Dia mengatakan, Jemalim, ayah Sulthan, setuju melakukan pemeriksaan dan menjalani operasi pembedahan serta pengambilan tumor putranya, setelah tidak sengaja pada awal Februari lalu bertemu dengan CEO Pelindo III Ari Askhara di Jakarta.
Operasi pengangangkatan tumor kemudian dilakukan pada Kamis, 8 Maret, dengan melibatkan tim dokter spesialis yang terdiri dari 14 orang yang diketuai dr Wiyono Hadi, Sp.THT-KL, yang berlangsung di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya, yang merupakan anak perusahaan PT Pelindo III.
Tumor yang bersarang pada diri Sulthan berhasil diangkat setelah menjalani operasi yang berlangsung sekitar 9 jam.
"Sekarang masih kita lihat perkembangan pasca operasinya," ucap Toto.
Dia mengatakan penanganan kasus Sulthan merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan PT Pelindo III.
Pasca operasi, Sulthan dirawat di Ruang ICU selama dua hari dan ketika kondisinya sudah dinyatakan stabil kini dipindahkan perawatannya di Ruang Rawat Inap.
Jemalim mengucapkan terima kasih kepada PT Pelindo III atas seluruh bantuan mulai dari penjemputan dari Aceh ke Surabaya, hingga biaya pemeriksaan, operasi dan perawatan putranya selama di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya.
"Sulthan sangat bahagia bisa naik pesawat saat dijemput di Aceh. Naik pesawat adalah cita-cita terbesarnya saat Sulthan masih sekolah," katanya.
Pria berusia 45 tahun itu mengisahkan putranya terpaksa putus sekolah sejak kelas 5 SD akibat penglihatan matanya terganggu karena terserang penyakit tumor berjuluk "Orbital Meningioma Sinistra".
Dia berharap setelah dioperasi penglihatan putranya bisa kembali membaik, sehingga bisa mengejar pendidikan putranya yang telah tertinggal dengan menempuh ujian Paket A agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Bocah 14 tahun ini telah mengidap penyakit tumor yang merusak mata sebelah kirinya itu sejak usia 7 tahun.
"Operasi dilakukan setelah mendapat persetujuan orang tua Sulthan," ujar Human Captial dan General Affairs Director PT Pelindo III Toto Heli Yanto kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Dia mengatakan, Jemalim, ayah Sulthan, setuju melakukan pemeriksaan dan menjalani operasi pembedahan serta pengambilan tumor putranya, setelah tidak sengaja pada awal Februari lalu bertemu dengan CEO Pelindo III Ari Askhara di Jakarta.
Operasi pengangangkatan tumor kemudian dilakukan pada Kamis, 8 Maret, dengan melibatkan tim dokter spesialis yang terdiri dari 14 orang yang diketuai dr Wiyono Hadi, Sp.THT-KL, yang berlangsung di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya, yang merupakan anak perusahaan PT Pelindo III.
Tumor yang bersarang pada diri Sulthan berhasil diangkat setelah menjalani operasi yang berlangsung sekitar 9 jam.
"Sekarang masih kita lihat perkembangan pasca operasinya," ucap Toto.
Dia mengatakan penanganan kasus Sulthan merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan PT Pelindo III.
Pasca operasi, Sulthan dirawat di Ruang ICU selama dua hari dan ketika kondisinya sudah dinyatakan stabil kini dipindahkan perawatannya di Ruang Rawat Inap.
Jemalim mengucapkan terima kasih kepada PT Pelindo III atas seluruh bantuan mulai dari penjemputan dari Aceh ke Surabaya, hingga biaya pemeriksaan, operasi dan perawatan putranya selama di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya.
"Sulthan sangat bahagia bisa naik pesawat saat dijemput di Aceh. Naik pesawat adalah cita-cita terbesarnya saat Sulthan masih sekolah," katanya.
Pria berusia 45 tahun itu mengisahkan putranya terpaksa putus sekolah sejak kelas 5 SD akibat penglihatan matanya terganggu karena terserang penyakit tumor berjuluk "Orbital Meningioma Sinistra".
Dia berharap setelah dioperasi penglihatan putranya bisa kembali membaik, sehingga bisa mengejar pendidikan putranya yang telah tertinggal dengan menempuh ujian Paket A agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018