Surabaya (Antaranews Jatim) - Ratusan mahasiswa berkesempatan menyaksikan film pendek berjudul Laut Bercerita bersama penulis skenario dan novel Leila S. Chudori di Aula Soetandyo Wignjosoebroto FISIP Universitas Airlangga Surabaya, Selasa.
"Film ini awalnya dibuat untuk mendampingi peluncuran novelnya, yang judulnya juga sama," ujar Leila ketika ditemui di sela pemutaran film.
Film besutan sutradara Pritagita Arianegara yang dirilis tahun 2017 tersebut menceritakan tentang keluarga dari aktivis bernama Biru Laut dan 20 kawannya pada masa tragedi 1998.
Leila yang memiliki latar seorang jurnalis tersebut mengaku melakukan riset untuk novel ini sejak 2013 dengan mewawancarai korban penculikan, melalui kerja sama dengan Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan serta LSM lain yang bergerak menuntut pengungkapan terhadap kasus orang-orang hilang saat tragedi 1998.
Meski karakter utama dalam novel adalah fiktif, kata dia, tapi penggambaran dan pengalaman yang ditampilkan berdasarkan pemaparan keluarga korban sehingga penonton dapat merasakan apa yang sebenarnya terjadi pada masa 1998.
"Film ini memang tentang masa lalu yang disaksikan oleh anak muda sekarang. Ternyata mereka nyambung dan saya tetap ingin mempunyai satu sisi positif dari generasi sekarang, karena mereka yang membawa bangsa ini ke depan," ucapnya.
Pada kesempatan sama, perwakilan Amnesty International Indonesia, Wilson, mengaku film ini membawa pesan penting agar pemerintah lebih memperhatikan adanya tragedi 1998 dan mengajak untuk melawan lupa.
"Kami juga sangat mendukung tuntutan para keluarga korban, khususnya orang tua yang kehilangan anaknya dan sampai sekarang belum tahu keberadaannya," kata Wilson.
Sementara itu, pada pemutaran film berdurasi 30 menit tersebut, turut hadir produser film Wisnu Darmawan, D. Utomo Rahardjo yang merupakan salah seorang keluarga korban 1998, dan dosen FISIP Unair Liestianingsih D. Dayanti.
Film yang diproduksi oleh Cineria Films dan Yayasan Dian Sastrowardoyo ini dibintangi artis ternama, seperti Reza Rahadian, Ayushita Nugraha, Dian Sastrowardoyo, Tio Pakusadewo, Aryani Willems, Lukman Sardi, Tanta Ginting, Ade Firman Hakim, Haydar Salihz dan Adjie N.A. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Film ini awalnya dibuat untuk mendampingi peluncuran novelnya, yang judulnya juga sama," ujar Leila ketika ditemui di sela pemutaran film.
Film besutan sutradara Pritagita Arianegara yang dirilis tahun 2017 tersebut menceritakan tentang keluarga dari aktivis bernama Biru Laut dan 20 kawannya pada masa tragedi 1998.
Leila yang memiliki latar seorang jurnalis tersebut mengaku melakukan riset untuk novel ini sejak 2013 dengan mewawancarai korban penculikan, melalui kerja sama dengan Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan serta LSM lain yang bergerak menuntut pengungkapan terhadap kasus orang-orang hilang saat tragedi 1998.
Meski karakter utama dalam novel adalah fiktif, kata dia, tapi penggambaran dan pengalaman yang ditampilkan berdasarkan pemaparan keluarga korban sehingga penonton dapat merasakan apa yang sebenarnya terjadi pada masa 1998.
"Film ini memang tentang masa lalu yang disaksikan oleh anak muda sekarang. Ternyata mereka nyambung dan saya tetap ingin mempunyai satu sisi positif dari generasi sekarang, karena mereka yang membawa bangsa ini ke depan," ucapnya.
Pada kesempatan sama, perwakilan Amnesty International Indonesia, Wilson, mengaku film ini membawa pesan penting agar pemerintah lebih memperhatikan adanya tragedi 1998 dan mengajak untuk melawan lupa.
"Kami juga sangat mendukung tuntutan para keluarga korban, khususnya orang tua yang kehilangan anaknya dan sampai sekarang belum tahu keberadaannya," kata Wilson.
Sementara itu, pada pemutaran film berdurasi 30 menit tersebut, turut hadir produser film Wisnu Darmawan, D. Utomo Rahardjo yang merupakan salah seorang keluarga korban 1998, dan dosen FISIP Unair Liestianingsih D. Dayanti.
Film yang diproduksi oleh Cineria Films dan Yayasan Dian Sastrowardoyo ini dibintangi artis ternama, seperti Reza Rahadian, Ayushita Nugraha, Dian Sastrowardoyo, Tio Pakusadewo, Aryani Willems, Lukman Sardi, Tanta Ginting, Ade Firman Hakim, Haydar Salihz dan Adjie N.A. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018