Surabaya (Antaranews Jatim) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan tokoh Nahlatul Ulama (NU) KH Ahmad Mustofa Bisri mengingatkan pentingnya nilai-nilai kebangsaan agar terus dijaga dan dirawat oleh anak muda melalui forum "Mengaji (Mengasah Jati Diri) Indonesia", Senin malam.
Dalam forum yang diadakan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya itu, Menag mengatakan anak muda harus diingatkan pentingnya bahwa nilai-nilai kebangsaan harus tetap melekat pada diri setiap anak bangsa.
"Mengasah jati diri Indonesia seperti apa agar kita sebagai bangsa tidak tercerabut dari nilai keindonesiaan itu. Indonesia yang religius, Indonesia yang tinggi nilai keagamaannya, Indonesia yang senantiasa menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman," kata Lukman.
Dia menambahkan, Indonesia yang selama ini dikenal sangat positif tidak hanya oleh bangsa Indonesia tapi juga bangsa lain di dunia. Warisan itulah, lanjut dia, yang harus dirawat.
Tokoh NU dan juga budayawan KH Ahmad Mustof Bisri menyebut konflik agama yang terjadi justru karena manusianya tidak mengaji. Dalam hal ini, mengaji bukan hanya membaca kitab suci saja. Namun juga belajar memahami ilmu agama.
"Beragama dengan semangat tanpa ngaji itu yang jadi masalah," ujar kiai yang akrab disapa Gus Mus ini.
Menurut dia, mengaji adalah proses belajar yang tak memiliki kata sudah. Hal itu agar manusia yang beragama bisa mengamalkannya dengan baik, terlebih memiliki bekal agama yang didapat dari mengaji.
Perseteruan yang mengatasnamakan agama yang akhir-akhir ini terjadi juga disayangkan oleh Gus Mus. Sebab, dia menilai agama dan negara adalah satu hal utuh yang tak dapat dipisahkan.
"Kiai-kiai saat berbicara agama dan Indonesia itu dengan satu kali nafas. Artinya, keduanya memiliki posisi penting yang tak boleh dilupakan begitu saja," katanya.
Gus Mus juga menyarankan agar setiap warga negara Indonesia bisa menghargai dan toleransi antar sesama. "Anggap saja ini rumahmu, kalau kamu bikin kisruh atau mau ngerusak. Masak mau ngerusak rumah sendiri?" kata kiai yang baru saja menerima penghargaan Yap Thiam Hien itu.
Dalam acara itu, hadir pula jurnalis senior yang juga Direktur Pemberitaan Kompas TV Rosianna Silalahi dan Rektor Uinsa Prof Abd A`la.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Dalam forum yang diadakan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya itu, Menag mengatakan anak muda harus diingatkan pentingnya bahwa nilai-nilai kebangsaan harus tetap melekat pada diri setiap anak bangsa.
"Mengasah jati diri Indonesia seperti apa agar kita sebagai bangsa tidak tercerabut dari nilai keindonesiaan itu. Indonesia yang religius, Indonesia yang tinggi nilai keagamaannya, Indonesia yang senantiasa menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman," kata Lukman.
Dia menambahkan, Indonesia yang selama ini dikenal sangat positif tidak hanya oleh bangsa Indonesia tapi juga bangsa lain di dunia. Warisan itulah, lanjut dia, yang harus dirawat.
Tokoh NU dan juga budayawan KH Ahmad Mustof Bisri menyebut konflik agama yang terjadi justru karena manusianya tidak mengaji. Dalam hal ini, mengaji bukan hanya membaca kitab suci saja. Namun juga belajar memahami ilmu agama.
"Beragama dengan semangat tanpa ngaji itu yang jadi masalah," ujar kiai yang akrab disapa Gus Mus ini.
Menurut dia, mengaji adalah proses belajar yang tak memiliki kata sudah. Hal itu agar manusia yang beragama bisa mengamalkannya dengan baik, terlebih memiliki bekal agama yang didapat dari mengaji.
Perseteruan yang mengatasnamakan agama yang akhir-akhir ini terjadi juga disayangkan oleh Gus Mus. Sebab, dia menilai agama dan negara adalah satu hal utuh yang tak dapat dipisahkan.
"Kiai-kiai saat berbicara agama dan Indonesia itu dengan satu kali nafas. Artinya, keduanya memiliki posisi penting yang tak boleh dilupakan begitu saja," katanya.
Gus Mus juga menyarankan agar setiap warga negara Indonesia bisa menghargai dan toleransi antar sesama. "Anggap saja ini rumahmu, kalau kamu bikin kisruh atau mau ngerusak. Masak mau ngerusak rumah sendiri?" kata kiai yang baru saja menerima penghargaan Yap Thiam Hien itu.
Dalam acara itu, hadir pula jurnalis senior yang juga Direktur Pemberitaan Kompas TV Rosianna Silalahi dan Rektor Uinsa Prof Abd A`la.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018