Jember (Antaranews Jatim) - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) dan Jaringan Indonesia untuk Jurnalisme Investigasi (JARING) membekali sejumlah jurnalis di Jawa Timur dalam melakukan peliputan investigasi korupsi dana hibah dan bantuan sosial yang rawan diselewengkan sejumlah pihak.
"Liputan investigasi modus korupsi yang digagas oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember merupakan inisiatif yang cukup luar biasa untuk berkontribusi dalam pemberantasan korupsi di Jawa Timur khususnya, dan Indonesia pada umumnya," kata Koordinator FITRA Jatim Dakelan di Kabupaten Jember, Minggu.
FITRA Jatim memaparkan tentang peraturan dan mekanisme pengalokasikan dana hibah dan bansos sesuai dengan regulasi tentang proses penganggaran dana hibah dan bansos hingga pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian dana tersebut.
"Biasanya dana hibah dan bansos meningkat menjelang pilkada, sehingga dana tersebut berpotensi diselewengkan calon petahana yang akan maju kembali dalam pilkada di masing-masing daerah," tuturnya.
Menurutnya, persoalan korupsi masih menjadi masalah yang akut di Indonesia, sehingga memerlukan aksi-aksi nyata dari berbagai pihak termasuk peran dan aksi para jurnalis untuk mengungkap kasus korupsi dana hibah dan bansos di masing-masing daerahnya.
"Melalui pengawasan jurnalis dan media massa dapat membongkar secara mendalam kasus-kasus korupsi hibah dan bansos, apalagi menjelang perhelatan pilkada yang sangat memungkinkan adanya korupsi dana hibah dan bansos untuk kepentingan mendulang suara," ujarnya.
Sementara Kholikul Alim dari JARING memberikan materi tentang perencanaan dan teknik penggalian data/dokumen dalam jurnalisme investigasi yang dibutuhkan selama melakukan peliputan investigasi baik berupa data primer, sekunder, maupun petunjuk yang bisa digunakan jurnalis dalam menggali informasi.
"Ada berbagai sumber data dan teknik pencarian data yang bisa dilakukan secara daring maupun `offline` yang bisa didapatkan dari berbagai sumber seperti pemerintah, lembaga pendidikan, maupun lembaga kepentingan untuk mendapatkan bahan peliputan investigasi," ucap peneliti yang biasa dipanggil Aal itu.
Ia juga meminta jurnalis melakukan pencarian data dan dokumen dengan tekun karena data yang sulit dicari terkadang hanya berguna sedikit untuk peliputan investigasi, jurnalis juga disarankan tidak menolak data/dokumen yang ditawarkan narasumber, serta melakukan digitasi untuk mempermudah analisis.
AJI Jember bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat menggelar workshop "Liputan Investigasi Korupsi Dana Hibah dan Bantuan Sosial" yang digelar di salah satu hotel di Kabupaten Jember, Jawa Timur pada 3-4 Maret 2018.
Selain FITRA dan JARING, sebanyak 10 jurnalis penerima beasiswa liputan investigasi tersebut juga mendapatkan materi yang cukup tajam dari pendiri Watchdoc dan penulis buku Jurnalisme Investigasi Dandhy Dwi Laksono, penggiat Koalisi Masyarakat AntiKorupsi dan Peradilan Bersih Zainuddin Elyzein, Kasi Pidana Khusus Kejari Jember Asih, dan mantan jurnalis senior Tempo dan Kontan Dwi Setyo Irawanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Liputan investigasi modus korupsi yang digagas oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember merupakan inisiatif yang cukup luar biasa untuk berkontribusi dalam pemberantasan korupsi di Jawa Timur khususnya, dan Indonesia pada umumnya," kata Koordinator FITRA Jatim Dakelan di Kabupaten Jember, Minggu.
FITRA Jatim memaparkan tentang peraturan dan mekanisme pengalokasikan dana hibah dan bansos sesuai dengan regulasi tentang proses penganggaran dana hibah dan bansos hingga pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian dana tersebut.
"Biasanya dana hibah dan bansos meningkat menjelang pilkada, sehingga dana tersebut berpotensi diselewengkan calon petahana yang akan maju kembali dalam pilkada di masing-masing daerah," tuturnya.
Menurutnya, persoalan korupsi masih menjadi masalah yang akut di Indonesia, sehingga memerlukan aksi-aksi nyata dari berbagai pihak termasuk peran dan aksi para jurnalis untuk mengungkap kasus korupsi dana hibah dan bansos di masing-masing daerahnya.
"Melalui pengawasan jurnalis dan media massa dapat membongkar secara mendalam kasus-kasus korupsi hibah dan bansos, apalagi menjelang perhelatan pilkada yang sangat memungkinkan adanya korupsi dana hibah dan bansos untuk kepentingan mendulang suara," ujarnya.
Sementara Kholikul Alim dari JARING memberikan materi tentang perencanaan dan teknik penggalian data/dokumen dalam jurnalisme investigasi yang dibutuhkan selama melakukan peliputan investigasi baik berupa data primer, sekunder, maupun petunjuk yang bisa digunakan jurnalis dalam menggali informasi.
"Ada berbagai sumber data dan teknik pencarian data yang bisa dilakukan secara daring maupun `offline` yang bisa didapatkan dari berbagai sumber seperti pemerintah, lembaga pendidikan, maupun lembaga kepentingan untuk mendapatkan bahan peliputan investigasi," ucap peneliti yang biasa dipanggil Aal itu.
Ia juga meminta jurnalis melakukan pencarian data dan dokumen dengan tekun karena data yang sulit dicari terkadang hanya berguna sedikit untuk peliputan investigasi, jurnalis juga disarankan tidak menolak data/dokumen yang ditawarkan narasumber, serta melakukan digitasi untuk mempermudah analisis.
AJI Jember bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat menggelar workshop "Liputan Investigasi Korupsi Dana Hibah dan Bantuan Sosial" yang digelar di salah satu hotel di Kabupaten Jember, Jawa Timur pada 3-4 Maret 2018.
Selain FITRA dan JARING, sebanyak 10 jurnalis penerima beasiswa liputan investigasi tersebut juga mendapatkan materi yang cukup tajam dari pendiri Watchdoc dan penulis buku Jurnalisme Investigasi Dandhy Dwi Laksono, penggiat Koalisi Masyarakat AntiKorupsi dan Peradilan Bersih Zainuddin Elyzein, Kasi Pidana Khusus Kejari Jember Asih, dan mantan jurnalis senior Tempo dan Kontan Dwi Setyo Irawanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018