Surabaya (Antaranews Jatim) - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya menghadirkan akan Menteri Agaman Lukman Hakim Saifuddin dan tokoh PBNU KH Mutofa Bisri (Gus Mus) melalui kegiatan "Mengaji (Mengasah Jati Diri) Indonesia" di kampus setempat, Senin (5/2) mendatang.
Rektor Uinsa Prof Abd A`la di Surabaya, Jumat mengatakan "Islam Indonesia: Menebar Kedamaian" itu juga menghadirkan tokoh jurnalis nasional Rosiana Silalahi dan dihadiri 7.000 orang.
"Kita ingin melalui acara ini bisa menjaga Indonesia, kita lestrikan NKRI melalui sebuah dialog dengan melibatkan masyarakat, kaum terpelajar," kata A`la.
Dalam Mengaji Indonesia, dia juga mengajak semua orang untuk menguji tentang Pancasila, tentang NKRI dan paling penting adalah jati diri sebagai bangsa yang bermartabat dan berkarakteristik keragaman dan sopan santun.
Menurut A`la, saat ini ada pemudaran terhadap karakter bangsa Indonesia. Masyarakat yang dulunya sangat ramah, kata dia, saat ini mengalami pemudaran.
"Contohnya seperti di hadapan publik sudah berkurang. Ini jangan sampai sebagai bangsa yang dihormati karena keramahannya hilang," ujarnya.
Dia menekankan, yang paling penting, Indonesia sebagai bangsa yang besar, ke depan jangan sampai tinggal kenangan. Maka harus dirawat keberagaman itu.
"Untuk keterlibatan non-muslim. Kami berharap mereka betul-betul merasa Indonesia milik bersama. Mereka menyadari hak dan kewajibannya sama dengan muslim yang besar. Ini bukan bicara tentang kuantitas tapi untuk bangsa dan untuk negara," tuturnya.
Kegiatan Mengaji Indonesia sebenarnya dilaksanakan tiap tiga bulan sekali. Namun baru bisa dilaksanakan karena banyak kesibukan. "Mudah-mudahan ke depan rutin," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Rektor Uinsa Prof Abd A`la di Surabaya, Jumat mengatakan "Islam Indonesia: Menebar Kedamaian" itu juga menghadirkan tokoh jurnalis nasional Rosiana Silalahi dan dihadiri 7.000 orang.
"Kita ingin melalui acara ini bisa menjaga Indonesia, kita lestrikan NKRI melalui sebuah dialog dengan melibatkan masyarakat, kaum terpelajar," kata A`la.
Dalam Mengaji Indonesia, dia juga mengajak semua orang untuk menguji tentang Pancasila, tentang NKRI dan paling penting adalah jati diri sebagai bangsa yang bermartabat dan berkarakteristik keragaman dan sopan santun.
Menurut A`la, saat ini ada pemudaran terhadap karakter bangsa Indonesia. Masyarakat yang dulunya sangat ramah, kata dia, saat ini mengalami pemudaran.
"Contohnya seperti di hadapan publik sudah berkurang. Ini jangan sampai sebagai bangsa yang dihormati karena keramahannya hilang," ujarnya.
Dia menekankan, yang paling penting, Indonesia sebagai bangsa yang besar, ke depan jangan sampai tinggal kenangan. Maka harus dirawat keberagaman itu.
"Untuk keterlibatan non-muslim. Kami berharap mereka betul-betul merasa Indonesia milik bersama. Mereka menyadari hak dan kewajibannya sama dengan muslim yang besar. Ini bukan bicara tentang kuantitas tapi untuk bangsa dan untuk negara," tuturnya.
Kegiatan Mengaji Indonesia sebenarnya dilaksanakan tiap tiga bulan sekali. Namun baru bisa dilaksanakan karena banyak kesibukan. "Mudah-mudahan ke depan rutin," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018