Kediri (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengadakan kontes buah durian untuk mencari varietas unggul, sehingga nantinya bisa dikembangkan durian dengan kualitas terbaik.
"Dari kontes ini nanti akan kami cari durian enak dan nanti akan kami lepas. Kami ajukan ke pusat perlindungan varietas tanaman tropis," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri Widodo Imam Santoso di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, pemkab juga sengaja mengajukan beragam varietas unggul buah durian. Dalam pengajuan, ada sekitar 2-3 jenis baru. Jika berhasil lolos, akan masuk dalam durian yang rasanya diakui hingga tingkat nasional, tapi jika tidak akan menjadi durian lokal.
Ia menyebut, hingga kini sudah ada tiga jenis durian asal Kabupaten Kediri yang sudah mendapatkan pengakuan secara nasional, yaitu durian asal Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, durian kelud di Kecamatan Ngancar, dan durian semoyo dari Desa Blimbing, Kecamatan Mojo. Rasa durian itu mempunyai ciri khas, legit.
Saat ini, ada jenis durian mlancu asal Desa Mlancu, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, yang diajukan ke pusat perlindungan varietas tanaan tropis tersebut. Jenis durian itu telah menang di kontes yang telah dilakukan tahun sebelumnya.
Widodo mengaku, sebenarnya verietas buah durian yang ditanam di Kabupaten Kediri ini cukup banyak, namun ada beberapa yang kurang diminati konsumen. Untuk itu, lomba beragam varietas dilakukan demi memunculkan jenis baru.
"Nanti akan diperbanyak, ambil entres (mata tunas) disambung dengan batang bawah durian yang ada. Jadi, kami kembangkan dengan harapan ke depan durian dari Kabupaten Kediri akan enak-enak. Masih bnyak durian yang rasanya kurang diminati konsumen, dan harapan ini ke depan sudah tidak lagi," ujarnya.
Untuk jenis durian yang enak, ia mengatakan harus dilakukan uji rasa apakah manis atau tidak, warnanya menarik atau tidak, hingga daging yang tebal. Namun, untuk bisa lolos hingga tingkat nasional, dibutuhkan evaluasi selama dua musim.
"Yang dikhawatirkan musim sekarang enak, kedua tidak enak. Jadi, tidak ada kontinuitas rasa. Ini masih dalam rangka proses pengajuan untuk durian mlancu yang keluar juara kontes durian tahun lalu," kata dia.
Kegiatan tersebut diikuti 12 peserta yang semuanya membawa durian asal Desa Medowo, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri. Panitia mencicipi rasa serta melihat tebal atau tipisnya daging buah, sebelum memutuskan untuk pemenang durian.
Di Kabupaten Kediri, Widodo mengungkapkan tanaman durian banyak tersebar di berbagai daerah, misalnya Desa Medowo, Desa Mlancu di Kecamatan Kepung, Kecamatan Puncu, Mojo, hingga Ngancar. varietasny juga beragam.
Jumlah durian yang ditanam sekitar 94 ribu batang pohon. Para petani juga terus melakukan penanaman pohon yang baru. Selain untuk perluasan tanaman, juga menggantikan tanaman yang sudah tua, dengan harapan produksi akan terus bagus.
"Kabupaten Kediri sangat potensial. Tingkat produksi durian juga tergantung cuaca, dan kebetulan tahun ini hujan agak normal ketimbang tahun lalu, dimana hujan berlebihan menyebabkan rontok. Tahun ini, hemat kami bagus, sehingga bisa panen raya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Dari kontes ini nanti akan kami cari durian enak dan nanti akan kami lepas. Kami ajukan ke pusat perlindungan varietas tanaman tropis," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri Widodo Imam Santoso di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, pemkab juga sengaja mengajukan beragam varietas unggul buah durian. Dalam pengajuan, ada sekitar 2-3 jenis baru. Jika berhasil lolos, akan masuk dalam durian yang rasanya diakui hingga tingkat nasional, tapi jika tidak akan menjadi durian lokal.
Ia menyebut, hingga kini sudah ada tiga jenis durian asal Kabupaten Kediri yang sudah mendapatkan pengakuan secara nasional, yaitu durian asal Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, durian kelud di Kecamatan Ngancar, dan durian semoyo dari Desa Blimbing, Kecamatan Mojo. Rasa durian itu mempunyai ciri khas, legit.
Saat ini, ada jenis durian mlancu asal Desa Mlancu, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, yang diajukan ke pusat perlindungan varietas tanaan tropis tersebut. Jenis durian itu telah menang di kontes yang telah dilakukan tahun sebelumnya.
Widodo mengaku, sebenarnya verietas buah durian yang ditanam di Kabupaten Kediri ini cukup banyak, namun ada beberapa yang kurang diminati konsumen. Untuk itu, lomba beragam varietas dilakukan demi memunculkan jenis baru.
"Nanti akan diperbanyak, ambil entres (mata tunas) disambung dengan batang bawah durian yang ada. Jadi, kami kembangkan dengan harapan ke depan durian dari Kabupaten Kediri akan enak-enak. Masih bnyak durian yang rasanya kurang diminati konsumen, dan harapan ini ke depan sudah tidak lagi," ujarnya.
Untuk jenis durian yang enak, ia mengatakan harus dilakukan uji rasa apakah manis atau tidak, warnanya menarik atau tidak, hingga daging yang tebal. Namun, untuk bisa lolos hingga tingkat nasional, dibutuhkan evaluasi selama dua musim.
"Yang dikhawatirkan musim sekarang enak, kedua tidak enak. Jadi, tidak ada kontinuitas rasa. Ini masih dalam rangka proses pengajuan untuk durian mlancu yang keluar juara kontes durian tahun lalu," kata dia.
Kegiatan tersebut diikuti 12 peserta yang semuanya membawa durian asal Desa Medowo, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri. Panitia mencicipi rasa serta melihat tebal atau tipisnya daging buah, sebelum memutuskan untuk pemenang durian.
Di Kabupaten Kediri, Widodo mengungkapkan tanaman durian banyak tersebar di berbagai daerah, misalnya Desa Medowo, Desa Mlancu di Kecamatan Kepung, Kecamatan Puncu, Mojo, hingga Ngancar. varietasny juga beragam.
Jumlah durian yang ditanam sekitar 94 ribu batang pohon. Para petani juga terus melakukan penanaman pohon yang baru. Selain untuk perluasan tanaman, juga menggantikan tanaman yang sudah tua, dengan harapan produksi akan terus bagus.
"Kabupaten Kediri sangat potensial. Tingkat produksi durian juga tergantung cuaca, dan kebetulan tahun ini hujan agak normal ketimbang tahun lalu, dimana hujan berlebihan menyebabkan rontok. Tahun ini, hemat kami bagus, sehingga bisa panen raya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018