Sidoarjo (Antaranews Jatim) - Ratusan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU Kabupaten Sidoarjo dikerahkan untuk melakukan penjagaan di sejumlah pondok pesantren dan masjid untuk mengantisipasi isu teror yang beredar.
Ketua GP Ansor Kabupaten Sidoarjo Rizza Ali di Sidoarjo, Kamis mengatakan dirinya juga mengintruksikan kepada seluruh kader Gerakan Pemuda Ansor dan Banser agar selalu melakukan koordinasi dengan pihak babinkamtibmas dan masyarakat di wilayah masing-masing.
"Kami juga tidak tahu apa isu itu hoax atau bukan. Yang jelas, kami melakukan antisipasi supaya masyarakat tidak resah dengan isu penyerangan tersebut," katanya.
Pihaknya juga mendesak supaya aparat kepolisian segera mengusut tuntas teror yang ada, baik kepada tokoh agama atau Kiai maupun masyarakat.
"Semoga saja isu tersebut bisa terungkap. Apakah itu hoax atau bukan," katanya.
Ia menjelaskan, intruksi penjagaan di sejumlah pondok pesantren dan masjid itu dikarenakan beberapa hari lalu terdapat "orang gila" yang mencurigakan dan mondar mandir di kawasan masjid dan pondok pesantren Darul Hikam, Keboansikep, Kecamatan Gedangan.
Selain kejadian di Ponpes Darul Hikam, kata dia, peristiwa janggal itu juga terjadi di rumah Rois Syuriah PCNU Sidoarjo Kiai Rofiq Siroj kawasan Kedung Cangkring, Kecamatan Jabon, Sidoarjo.
"Kemarin malam juga ada orang tak dikenal mendobrak-dobrak rumah Kiai Rofiq Siroj. Secara etika bukan orang baik-baik bahkan codong seperti "orang gila" ujarnya.
Ia mengatakan, setelah mendengar suara ricuh, akhirnya orang tersebut ditemui oleh menantunya, kemudian dijawab bahwa Kiai Rofiq Siroj tidak ada sampai akhirnya orang mencurigakan itu meninggalkan kediaman Kiai Rofiq Siroj begitu saja.
"Karena menantunya itu ketua RMI Sidoarjo dan paham isu-isu atau problem yang ada, mengatakan beliaunya sedang keluar," katanya.
Atas kejadian tersebut, GP Ansor selain mengintruksikan melakukam penjagaan, juga mengintruksikan untuk mendirikan posko keamanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami juga menghimbau agar masyarakat tidak terprovokasi dengan adanya berita-berita provokasi dan hoax serta selalu berkoordinasi dengan pimpinan baik di kecamatan maupun di kabupaten," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Ketua GP Ansor Kabupaten Sidoarjo Rizza Ali di Sidoarjo, Kamis mengatakan dirinya juga mengintruksikan kepada seluruh kader Gerakan Pemuda Ansor dan Banser agar selalu melakukan koordinasi dengan pihak babinkamtibmas dan masyarakat di wilayah masing-masing.
"Kami juga tidak tahu apa isu itu hoax atau bukan. Yang jelas, kami melakukan antisipasi supaya masyarakat tidak resah dengan isu penyerangan tersebut," katanya.
Pihaknya juga mendesak supaya aparat kepolisian segera mengusut tuntas teror yang ada, baik kepada tokoh agama atau Kiai maupun masyarakat.
"Semoga saja isu tersebut bisa terungkap. Apakah itu hoax atau bukan," katanya.
Ia menjelaskan, intruksi penjagaan di sejumlah pondok pesantren dan masjid itu dikarenakan beberapa hari lalu terdapat "orang gila" yang mencurigakan dan mondar mandir di kawasan masjid dan pondok pesantren Darul Hikam, Keboansikep, Kecamatan Gedangan.
Selain kejadian di Ponpes Darul Hikam, kata dia, peristiwa janggal itu juga terjadi di rumah Rois Syuriah PCNU Sidoarjo Kiai Rofiq Siroj kawasan Kedung Cangkring, Kecamatan Jabon, Sidoarjo.
"Kemarin malam juga ada orang tak dikenal mendobrak-dobrak rumah Kiai Rofiq Siroj. Secara etika bukan orang baik-baik bahkan codong seperti "orang gila" ujarnya.
Ia mengatakan, setelah mendengar suara ricuh, akhirnya orang tersebut ditemui oleh menantunya, kemudian dijawab bahwa Kiai Rofiq Siroj tidak ada sampai akhirnya orang mencurigakan itu meninggalkan kediaman Kiai Rofiq Siroj begitu saja.
"Karena menantunya itu ketua RMI Sidoarjo dan paham isu-isu atau problem yang ada, mengatakan beliaunya sedang keluar," katanya.
Atas kejadian tersebut, GP Ansor selain mengintruksikan melakukam penjagaan, juga mengintruksikan untuk mendirikan posko keamanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami juga menghimbau agar masyarakat tidak terprovokasi dengan adanya berita-berita provokasi dan hoax serta selalu berkoordinasi dengan pimpinan baik di kecamatan maupun di kabupaten," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018