Situbondo (Antaranews Jatim) - Paguyuban Pedagang Pasar Tradisional Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menolak rencana pemerintah daerah setempat yang akan membangun pasar baru karena lokasinya dinilai tidak strategis.
"Rabu (31/1) perwakilan Paguyuban Pasar Tradisional Kecamatan Besuki menemui kami dan menyampaikan aspirasinya terkait penolakan pembangunan pasar baru bagi para pedagang," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo, Hadi Priyanto di Situbondo, Kamis.
Paguyuban Pedagang Pasar menolak rencana pembangunan pasar baru tahun ini, lanjut dia, karena mereka ingin tetap di pasar yang mereka tempati saat ini, karena rencana pembangunan pasar baru lokasinya dinilai tidak strategis.
Penolakan pembangunan pasar baru di wilayah barat Kabupaten Situbondo itu, katanya, akan menjadi masalah baru karena saat ini masih ada sekitar 350 pedagang yang masih berjualan di luar pasar (di jalan dan trotoar).
"Rencana pembangunan pasar baru tersebut sebenarnya merupakan hasil evaluasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian, mengingat pasar yang ada tak bisa menampung semua padagang. Dan rencananya pemerintah akan membangun pasar baru yang bisa menampung sekitar seribu pedagang," paparnya.
Politikus Partai Demokrat itu menyampaikan, sudah meminta Dinas Perdagangan dan Persindustrian menfasilitasi semua pedagang pasar, baik yang berjualan di dalam pasar maupun di luar pasar.
"Sebenarnya Tahun Anggaran 2018, pemerintah daerah sudah menganggarkan pengadaan tanah pasar baru di Kecamatan sekitar Rp1,8 miliar. Akan tetapi rencana pembangunan pasar harus kembali dievaluasi karena paguyuban pasar menolak," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Rabu (31/1) perwakilan Paguyuban Pasar Tradisional Kecamatan Besuki menemui kami dan menyampaikan aspirasinya terkait penolakan pembangunan pasar baru bagi para pedagang," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo, Hadi Priyanto di Situbondo, Kamis.
Paguyuban Pedagang Pasar menolak rencana pembangunan pasar baru tahun ini, lanjut dia, karena mereka ingin tetap di pasar yang mereka tempati saat ini, karena rencana pembangunan pasar baru lokasinya dinilai tidak strategis.
Penolakan pembangunan pasar baru di wilayah barat Kabupaten Situbondo itu, katanya, akan menjadi masalah baru karena saat ini masih ada sekitar 350 pedagang yang masih berjualan di luar pasar (di jalan dan trotoar).
"Rencana pembangunan pasar baru tersebut sebenarnya merupakan hasil evaluasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian, mengingat pasar yang ada tak bisa menampung semua padagang. Dan rencananya pemerintah akan membangun pasar baru yang bisa menampung sekitar seribu pedagang," paparnya.
Politikus Partai Demokrat itu menyampaikan, sudah meminta Dinas Perdagangan dan Persindustrian menfasilitasi semua pedagang pasar, baik yang berjualan di dalam pasar maupun di luar pasar.
"Sebenarnya Tahun Anggaran 2018, pemerintah daerah sudah menganggarkan pengadaan tanah pasar baru di Kecamatan sekitar Rp1,8 miliar. Akan tetapi rencana pembangunan pasar harus kembali dievaluasi karena paguyuban pasar menolak," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018