Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau seluruh warga Kota Pahlawan agar mewasda dan siap dalam menghadapi perubahan iklim atau anomali cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini.

"Kalau sudah tau mendung dan mau hujan langsung pakai jas hujan, jangan ditunda-tunda karena dampaknya akan membahayakan orang lain," kata Risma kepada wartawan saat di ruang kerjanya, Selasa.

Menurut dia, warga Surabaya tidak boleh meremehkan segala bentuk perubahan cuaca yang akan terjadi. Ia memberi contoh ketika dirinya mendapat laporan kecelakaan yang diakibatkan salah seorang pengendara motor secara tiba-tiba berhenti ketika hujan tiba dan ingin menggunakan jas hujan.

Namun, lanjut dia, bukannya selamat, mala pengendara justru ditabrak dari belakang oleh pengendara lainnya hingga meninggal dunia. Perubahan anomali ini, lanjut wali kota, nyatanya turut mengubah perilaku seseorang dalam berkendara.

"Tidak bisa kita mengatakan, apa kata nanti, sungguh itu tidak boleh, makanya kita harus mempersiapkan dengan baik," katanya.

Hal lainnya, wali kota juga menghimbau kepada pengendara untuk tidak melintas di atas pedestrian saat hujan tiba karena membahayakan orang lain. "Jadi bersama-sama kita siapkan semuanya, tidak boleh meremehkan hal-hal sepele semacam itu," ujarnya.

Wali kota menambahkan anomali cuaca yang tidak menentu ini, tidak hanya dirasakan warga Indonesia tetapi sebagian besar orang di negara-negara dunia juga merasakan hal aneh dan bingung melihat perubahan iklim saat ini.

Ia mencontohkan ungkapan yang disampaikan Duta besar Kroasia beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Jakarta, bahwa anomali cuaca di Jakarta sangat berbeda dari biasanya.

"Musim penghujan seperti ini kan biasanya Jakarta sering diguyur hujan, tapi kok sekarang jarang, ini kan lucu," ujarnya.

Dampak lain dari perubahan iklim, kata wali kota adalah gangguan terhadap bahan pangan yang diakibatkan oleh global warning. Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengingatkan bahwa bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami kesulitan dalam masa panen.

"Kalau warga punya uang banyak, jangan dihambur-hamburkan hanya untuk makan, nanti kalau sudah langka dan akhirnya harga melambung tinggi kita sendiri yang akan sulit," ujarnya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018