Malang (Antaranews Jatim) - Pasangan Sutiaji-Sofyan Edy Jarwoko (SAE) mengaku tetap optimistis menghadapi pertarungan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Malang 2018, meski harus bersaing dengan calon lain yang diusung koalisi partai besar.
"Koalisi partai besar sebagai pengusung calon, bukan menjadi jaminan atau ukuran. Kalau kita mau menengok ke belakang atau pada saat Pilkada 2013, pemenangnya juga yang diusung oleh dua parpol," kata bakal calon Wali Kota Malang Sutiaji di Malang, Jawa Timur, Kamis.
Pasangan Sutiaji-Sofyan Edy Jarwoko hanya diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar (10 kursi di parlemen) dalam Pilkada yang digelar Juni mendatang, namun pasangan itu tetap optimistis bakal memenangkan pertarungan Pilkada tersebut.
Sementara calon lainnya, yakni pasangan Ya'qud Ananda Qudban-Ahmad Wanedi diusung koalisi empat partai, yakni PDIP, Hanura, PAN, dan PPP dengan jumlah 21 kursi di DPRD Kota Malang. Sedangkan pasangan Moch Anton-Syamsul Mahmud (ASIK) didukung empat partai dengan jumlah kursi di dewan sebanyak 13 kursi.
Kedua politikus yang "kenyang" pengalaman sebagai wakil rakyat itu meyakini dengan kepasrahan sejak awal mendeklarasikan diri kepada Yang Maha Kuasa untuk bisa mengemban amanah. "Saya optimistis dengan dua partai untuk bisa menang. Dan, akan kami buktikan dengan mengeluarkan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.
Menyinggung adanya peluang dirinya merebut suara Nahdliyin maupun Muhammadiyah, Sutiaji yang juga Wakil Wali Kota Malang itu mengatakan sebelum datang ke KPU, pihaknya sudah berkomunikasi dengan para tokoh agama dan kiai untuk meminta izin mendaftar ke KPU.
"Kami tidak ingin mempolitisasi instrumen-instrumen keagamaan, menarik-narik institusi keagamaan. Masyarakat yang bisa melihat, kami akan memberikan program, biar masyarakat yang menilai," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Golkar Ridwan Hisjam menambahkan dengan dua partai saja, justru bisa semakin baik karena koordinasi akan semakin mudah. Sedangkan dengan banyak partai pengusung, akan banyak perbedaan. Sehingga koordinasi mungkin akan sedikit sulit dengan banyaknya orang.
"Justru saya rasa ini akan memudahkan koordinasi. Sebelum maju, pasangan calon ini memang benar-benar sudah 'clear' sehingga bisa menjadi pasangan yang solid," tuturnya.
Sementara itu, pada hari ini (Kamis, 11/1), ketiga pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Malang menjalani psikotes di RSSA Malang dan besok (Jumat, 12/1) dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018