Malang (Antara Jatim) - Wali Kota Malang Moch Anton meminta agar organisasi massa (ormas) tidak melakukan "sweeping" terkait pengamanan menjelang perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.
"Terkait sweeping ini, kami tegaskan agar Ormas tidak melakukan agenda apapun yang meresahkan masyarakat. Kami bersama aparat akan menjaga keamanan Kota Malang dan kenyamanan masyarakat daerah ini,"kata Moch Anton di sela Apel Gelar pasukan Operasi Lilin 2017 di Alun-alun Malang, Jawa Timur, Kamis.
Dengan demikian, lanjutnya, umat Kristiani bisa menjalankan ibadah dan merayakan Natal dengan aman, nyaman dan damai. "Kami juga terus menjalin sinergitas dengan semua jajaran Forkopimda dan pemangku kebijakan serta masyarakat agar mensukseskan Operasi Lilin 2017," ujarnya.
Kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah serta jajaran TNI - Polri akan membawa situasi yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, Ormas tidak perlu mengagendakan sweeping yang justru akan meresahkan masyarakat.
Sementara itu, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dalam amanatnya yang dibacakan Wali Kota Malang Moch Anton mengemukakan jika perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 bersamaan dengan libur panjang sekolah yang tentunya membutuhkan suasana nyaman, aman dan arus lalu lintas lancar.
Berbagai ancaman, tantangan, hambatan seperti serangan teror, kemacetan lalu lintas, bencana alam, ketersediaan dan stabilitas harga kebutuhan pokok serta potensi konflik terkait perayaan Natal, katanya, harus diantisipasi dengan sebaik mungkin.
"Sebelum Operasi Lilin 2017 dilaksanakan, Polri yang didukung TNI serta para pemangku kebijakan lainnya telah melaksanakan rapat koordinasi dengan Kemenhub dan lainnya guna menjamin kelancaran arus lalu lintas," kata Kapolri.
Gabungan personel, katanya, hendaknya dapat menjamin kenyamanan dan keamanan masyarakat sepanjang libur Natal dan Tahun Baru, khususnya di tempat ibadah, jalan raya, objek wisata hingga fasilitas transportasi.
Personel keamanan, lanjutnya, harus berpedoman pada beberapa hal, yakni memetakan potensi kerawanan di masing-masing wilayah, meningkatkan kewaspadaan, melakukan pendekatan kepada elemen masyarakat, mengoptimalkan anggota, serta melakukan terobosan kreatif melalui rekayasa lalu lintas, dan memperkuat sinergitas dengan seluruh stakeholder.
Operasi Lilin 2017 mulai digelar 23 Desember 2017 hingga 1 Januari 2018. Operasi akan mengedepankan kegiatan preventif didukung dengan upaya penegakan hukum. Dalam Operasi Lilin 2017, sebanyak 170.304 personel gabungan terdiri dari 90.057 Polri, 20.070 TNI dan 60.177 personel dari instansi terkait beserta komponen masyarakat lainnya.
Selain itu sebanyak 1.609 pos pengamanan dan 643 pos pelayanan juga sudah disiapkan di seluruh Indonesia dalam mensukseskan operasi tersebut.
Apel Siaga Operasi Lilin Semeru 2017 yang dipimpin Wali Kota malang Moch Anton itu juga dihadiri unsur TNI - Polri dan jajaran Forkopimda, seperti Kapolres Malang Kota AKBP Asufri, Dandim 0833 Letkol Inf Nurul Yakin, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Malang.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Terkait sweeping ini, kami tegaskan agar Ormas tidak melakukan agenda apapun yang meresahkan masyarakat. Kami bersama aparat akan menjaga keamanan Kota Malang dan kenyamanan masyarakat daerah ini,"kata Moch Anton di sela Apel Gelar pasukan Operasi Lilin 2017 di Alun-alun Malang, Jawa Timur, Kamis.
Dengan demikian, lanjutnya, umat Kristiani bisa menjalankan ibadah dan merayakan Natal dengan aman, nyaman dan damai. "Kami juga terus menjalin sinergitas dengan semua jajaran Forkopimda dan pemangku kebijakan serta masyarakat agar mensukseskan Operasi Lilin 2017," ujarnya.
Kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah serta jajaran TNI - Polri akan membawa situasi yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, Ormas tidak perlu mengagendakan sweeping yang justru akan meresahkan masyarakat.
Sementara itu, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dalam amanatnya yang dibacakan Wali Kota Malang Moch Anton mengemukakan jika perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 bersamaan dengan libur panjang sekolah yang tentunya membutuhkan suasana nyaman, aman dan arus lalu lintas lancar.
Berbagai ancaman, tantangan, hambatan seperti serangan teror, kemacetan lalu lintas, bencana alam, ketersediaan dan stabilitas harga kebutuhan pokok serta potensi konflik terkait perayaan Natal, katanya, harus diantisipasi dengan sebaik mungkin.
"Sebelum Operasi Lilin 2017 dilaksanakan, Polri yang didukung TNI serta para pemangku kebijakan lainnya telah melaksanakan rapat koordinasi dengan Kemenhub dan lainnya guna menjamin kelancaran arus lalu lintas," kata Kapolri.
Gabungan personel, katanya, hendaknya dapat menjamin kenyamanan dan keamanan masyarakat sepanjang libur Natal dan Tahun Baru, khususnya di tempat ibadah, jalan raya, objek wisata hingga fasilitas transportasi.
Personel keamanan, lanjutnya, harus berpedoman pada beberapa hal, yakni memetakan potensi kerawanan di masing-masing wilayah, meningkatkan kewaspadaan, melakukan pendekatan kepada elemen masyarakat, mengoptimalkan anggota, serta melakukan terobosan kreatif melalui rekayasa lalu lintas, dan memperkuat sinergitas dengan seluruh stakeholder.
Operasi Lilin 2017 mulai digelar 23 Desember 2017 hingga 1 Januari 2018. Operasi akan mengedepankan kegiatan preventif didukung dengan upaya penegakan hukum. Dalam Operasi Lilin 2017, sebanyak 170.304 personel gabungan terdiri dari 90.057 Polri, 20.070 TNI dan 60.177 personel dari instansi terkait beserta komponen masyarakat lainnya.
Selain itu sebanyak 1.609 pos pengamanan dan 643 pos pelayanan juga sudah disiapkan di seluruh Indonesia dalam mensukseskan operasi tersebut.
Apel Siaga Operasi Lilin Semeru 2017 yang dipimpin Wali Kota malang Moch Anton itu juga dihadiri unsur TNI - Polri dan jajaran Forkopimda, seperti Kapolres Malang Kota AKBP Asufri, Dandim 0833 Letkol Inf Nurul Yakin, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Malang.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017