Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menangkap ribuan pelaku kejahatan selama Operasi Sikat II Semeru 2017, yang berlangsung mulai 11 hingga 20 Desember.  
     
Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan kepada wartawan di Surabaya, Kamis, mengatakan dalam operasi yang berlangsung selama 10 hari itu pihaknya mengungkap 1.162 kasus kejahatan dengan jumlah tersangka 1.156 orang.
     
"Rata-rata para pelaku ini terlibat dalam kejahatan jalanan, seperti pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan, dan pencurian sepeda motor. Selain juga ada beberapa yang kami tangkap dalam kasus perjudian dan narkoba," ujarnya.
     
Dia mengatakan tangkapan terbanyak selama Operasi Sikat II Semeru 2017 adalah pelaku premanisme. 
     
"Para pelaku premanisme ini didominasi oleh tukang parkir liar. 132 orang di antaranya kami tahan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. 1.042 orang pelaku premanisme lainnya kami lakukan pembinaan, selain juga ada beberapa yang kami tindak pidana ringan," katanya. 
     
Rudi menjelaskan, Operasi Sikat II Semeru 2017 digelar untuk menciptakan kondisi aman sebelum digelar Operasi Lilin yang lebih fokus menjaga ketertiban dan keamanan selama masa libur natal dan tahun baru. 
     
"Situasi Kota Surabaya menjelang Operasi Lilin sudah bisa kami kelola dan kendalikan dengan baik. Sehingga umat nasrani bisa beribadah natal dengan khusyuk dan masyarakat dapat merayakan pergantian tahun dengan tertib, aman dan nyaman," katanya.
     
Mantan Direktur Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ini lebih lanjut mengimbau agar masyarakat pada saat masa liburan natal dan tahun baru mendatang memiliki kesadaran untuk melindung diri sendiri.
     
"Itu yang paling penting. Karena kita tidak mungkin berjalan dengan selalu dikawal polisi. Seringkali kita jalan di tempat yang sama sekali tidak ada polisi. Sehingga masyarakat kami imbau agar memiliki kesadaran untuk dapat melindungi diri sendiri," tuturnya.
     
Dia menjelaskan tren kejahatan pada masa liburan panjang seperti natal dan tahun baru adalah pencurian dengan pemberatan, seperti membobol rumah yang ditinggal pemiliknya, selain juga pencurian kendaraan bermotor.
     
"Karena banyak rumah yang ditinggal berlibur oleh penghuninya. Itu bisa jadi peluang dibobol pencuri. Begitu juga pencurian kendaraan bermotor, masyarakat sering kali terlena, karena terburu-buru dan di setiap tempat yang dikunjunginya dipenuhi masyarakat yang berkumpul, lalu parkirnya sembarangan," ucapnya.
     
Pengamanan liburan natal dan tahun baru kali ini, lanjut dia, Polrestabes Surabaya terbantu dengan keberadaan Command Center. 
     
"Teknologi Command Center bisa menjangkau pengawasan masyarakat di sejumlah tempat yang tidak ada polisinya  dan memudahkan koordinasi untuk pengerahan personel jika di kawasan tersebut membutuhkan pengamanan," katanya. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017