Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri berencana menaikkan honor atau insentif untuk guru madrasah di kota itu pada 2018 dari semula Rp250 ribu per bulan menjadi Rp300 ribu, dengan harapan bisa memacu semangat mendidik anak-anak menjadi pintar mengaji. 

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan madrasah bisa menjadi tempat revolusi mental, sehingga bisa mendidik anak-anak menjadi generasi yang lebih baik.
    
"Akhir-akhir ini Pak Jokowi terus mengingatkan tentang revolusi mental dan itu tempatnya di madrasah. Nomor satu di rumah, tapi madrasah juga baik," katanya dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan pemberian insentif guru madrasah diniah, TPQ, PAUD di Aula Muktamar Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu. 
     
Ia mengatakan, madrasah merupakan salah satu tempat untuk mendidik anak-anak, selain di sekolah umum. Di madrasah, anak-anak dididik belajar agama, mengaji, dengan harapan mereka lebih mengerti dan cinta pada agama.
     
Ia mengaku prihatin jika masih anak-anak lebih dekat dengan teknologi ketimbang belajar mengaji. Jika hal itu dibiarkan, dikhawatirkan mereka bisa menjadi generasi yang tidak mengerti agama, yang tidak cinta agama.
    
"Saya minta tolong agar mereka dididik agar jadi lebih baik. Apakah rela bila mereka dekat dengan televisi, sinetron, sebab ini bisa merusak jika dibiarkan. Saya juga mengampanyekan, mengajak ibu-ibu dan bapaknya untuk mengantarkan anaknya ke TPQ, supaya anak-anak itu terdidik dengan baik," katanya. 
     
Wali Kota juga berharap, dengan pendidikan madrasah bisa berimbang antara pintar di sekolah dengan pintar di madrasah. Mereka diharapkan jadi generasi yang cinta agamanya.
     
"Generasi penerus harus jadi cerdas. Mereka tidak boleh pintar saja tapi secara spiritual juga harus pintar, jadi imbang," katanya berharap.
     
Ia juga mengatakan, pemerintah kota juga menjanjikan akan menaikkan honor untuk guru TPQ dari semula Rp250 ribu menjadi Rp300 ribu per bulan. Dengan itu diharapkan bisa memicu semangat para guru untuk mengajar anak-anak di madrasah wilayah kota ini.
     
"Guru-guru ini sangat membantu sekali. Kami berharap mereka juga harus menunjukkan kreativitasnya untuk mendidik anak-anak di Kediri supaya jauh lebih baik. Nanti akan naik dan ke depan jika baik bisa ditambah lagi," ujarnya.
     
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto mengatakan pemerintah sebenarnya telah menganggarakan sebesar Rp13 miliar untuk kesejahteraan baik guru sekolah inklusi, K2, PAUD, hingga guru TPQ. Besaran anggaran yang diberikan untuk guru madrasah adalah Rp250 ribu per bulan.
     
Namun, pemerintah berencana menaikkan honor itu dari semula Rp250 per bulan menjadi Rp300 ribu per bulan. Honor itu sama dengan honor untuk guru lainnya. Kenaikan itu akan dimulai pada 2018.
     
"Nominal untuk guru madrasah diniah Rp250 ribu lainnya Rp300 ribu per bulan, nanti Insya Allah semua sama Rp300 ribu. Dengan perhatian pemerintah itu, kami berharap ada peningkatan, sehingga anak-anak bisa dididik lebih baik, lebih bagus," katanya.
     
Dalam kegiatan itu, ada sekitar 3.000 guru madrasah yang mendapatkan insentif. Mereka menerima secara akumulasi hingga enam bulan. Proses pemberian juga langsung diberikan pada guru penerima dalam acara itu. (*)
Video Oleh Asmaul Chusna

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017