Pacitan (Antara Jatim) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melibatkan sejumlah bank pemerintah (BUMN) seperti Bank Mandiri dan BNI untuk menyalurkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) guna membantu percepatan pemulihan dampak pascabencana di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Penyerahan bantuan dilakukan bersamaan dengan digelarnya doa bersama dan Hari Kesetiakawanan Sosial serta peringatan Hari Kesukarelawanan Internasional bencana banjir dan tanah longsor di pendopo Kabupaten Pacitan, Kamis (8/12) malam.
Bank Mandiri, misalnya, menyerahkan bantuan dana CSR sebesar Rp3,2 miliar yang rencananya dialokasikan untuk pengadaan satu unit mobil pemadam kebakaran, satu unit mobil tangki air, pembangunan rumah serta bantuan untuk pondok pesantren.
Begitu juga dengan penyerahan simbolis hak sipil untuk masyarakat yang terdampak bencana dari Yayasan Pondok Kasih dan diserahkan langsung kepada Bupati Pacitan Indartato.
Pada kesempatan itu, Khofifah Indar Parawansa juga menyerahkan bantuan sosial kepada 13 ahli waris korban bencana alam dan masing- masing sejumlah Rp15 juta bersama paket sembako.
Selain itu, penyerahan simbolis mobil truk penanggulangan bencana untuk Pacitan, bantuan ait bersih untuk Desa Ngadirejan Kecamatan Pringkuku dan Desa Kalipelus Kecamatan Tulakan masing- masing senilai Rp50 juta.
Tak hanya itu saja, Kofifah juga menyerahkan mobil dapur umum lapangan untuk MDMC ( Muhamadiyah Disaster Management Centrer) kepada Budi Setiawan, perwakilan dari MDMC.
"Varian-varian yang kita suport itu sudah bisa disimpulkan jelas bahwa ada kebersamaan kami untuk memotifasi dan membangun bagi masyarakat Pacitan, khususnya yang terdampak bencana alam," kata Khofifah usai menyerahkan batuan para ahli waris.
Khofifah mengatakan, sebelumnya sudah bertemu langsung dengan para korban maupun keluarga korban bencana di Desa Mlati, Kecamatan Arjosari.
Di sana, para korban minta relokasi dan salah satu kepala desa menyapaikan ke saya.
"Bahwa ada tanah Desa bisa dibangun relokasi. Berarti ini murni daerah tinggal sharing budget antara Pemkab dengan Pemprov serta pemerintah pusat untuk bisa menyiapkan rekuntruksi tangap darurat, jadi SOP nya begitu," ujarnya.
Sedangkan bagi yang terdampak bencana banjir dan longsor segera mendapatkan relokasi rumah tinggal yang telah di sediakan oleh Pemkab Pacitan.
"Agar secepatnya bisa belajar dengan tenang bagi anak-anak usia sekolah, dan bagi yang sudah bekerja agar bisa meningkatkan perekonomiannya dan yang sedang mencari kerja secepatnya mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya," kata Khofifah.
Sementara itu, Bupati Pacitan Indartato, menyikapi hal itu, untuk kerugian materi dampak bencana angka sementara sebesar 600 miliar dan terkait dengan relokasi baru.
"Untuk pengunaan tanah pemda untuk relokasi tidak semudah yang kami bayangkan karena administrasinya sangat sulit," ujarnya.
Selain itu, Indartato mengakui pihaknya harus mempelajari bersama, semua itu. harus melalui prosedur yang sangat panjang dan saat ini sedang kami bicarakan bersama Pemkab Pacitan dan Pemprov maupun Pemerintah Pusat," kata bupati. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Penyerahan bantuan dilakukan bersamaan dengan digelarnya doa bersama dan Hari Kesetiakawanan Sosial serta peringatan Hari Kesukarelawanan Internasional bencana banjir dan tanah longsor di pendopo Kabupaten Pacitan, Kamis (8/12) malam.
Bank Mandiri, misalnya, menyerahkan bantuan dana CSR sebesar Rp3,2 miliar yang rencananya dialokasikan untuk pengadaan satu unit mobil pemadam kebakaran, satu unit mobil tangki air, pembangunan rumah serta bantuan untuk pondok pesantren.
Begitu juga dengan penyerahan simbolis hak sipil untuk masyarakat yang terdampak bencana dari Yayasan Pondok Kasih dan diserahkan langsung kepada Bupati Pacitan Indartato.
Pada kesempatan itu, Khofifah Indar Parawansa juga menyerahkan bantuan sosial kepada 13 ahli waris korban bencana alam dan masing- masing sejumlah Rp15 juta bersama paket sembako.
Selain itu, penyerahan simbolis mobil truk penanggulangan bencana untuk Pacitan, bantuan ait bersih untuk Desa Ngadirejan Kecamatan Pringkuku dan Desa Kalipelus Kecamatan Tulakan masing- masing senilai Rp50 juta.
Tak hanya itu saja, Kofifah juga menyerahkan mobil dapur umum lapangan untuk MDMC ( Muhamadiyah Disaster Management Centrer) kepada Budi Setiawan, perwakilan dari MDMC.
"Varian-varian yang kita suport itu sudah bisa disimpulkan jelas bahwa ada kebersamaan kami untuk memotifasi dan membangun bagi masyarakat Pacitan, khususnya yang terdampak bencana alam," kata Khofifah usai menyerahkan batuan para ahli waris.
Khofifah mengatakan, sebelumnya sudah bertemu langsung dengan para korban maupun keluarga korban bencana di Desa Mlati, Kecamatan Arjosari.
Di sana, para korban minta relokasi dan salah satu kepala desa menyapaikan ke saya.
"Bahwa ada tanah Desa bisa dibangun relokasi. Berarti ini murni daerah tinggal sharing budget antara Pemkab dengan Pemprov serta pemerintah pusat untuk bisa menyiapkan rekuntruksi tangap darurat, jadi SOP nya begitu," ujarnya.
Sedangkan bagi yang terdampak bencana banjir dan longsor segera mendapatkan relokasi rumah tinggal yang telah di sediakan oleh Pemkab Pacitan.
"Agar secepatnya bisa belajar dengan tenang bagi anak-anak usia sekolah, dan bagi yang sudah bekerja agar bisa meningkatkan perekonomiannya dan yang sedang mencari kerja secepatnya mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya," kata Khofifah.
Sementara itu, Bupati Pacitan Indartato, menyikapi hal itu, untuk kerugian materi dampak bencana angka sementara sebesar 600 miliar dan terkait dengan relokasi baru.
"Untuk pengunaan tanah pemda untuk relokasi tidak semudah yang kami bayangkan karena administrasinya sangat sulit," ujarnya.
Selain itu, Indartato mengakui pihaknya harus mempelajari bersama, semua itu. harus melalui prosedur yang sangat panjang dan saat ini sedang kami bicarakan bersama Pemkab Pacitan dan Pemprov maupun Pemerintah Pusat," kata bupati. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017