Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 1.500 peserta Sekolah Alam, guru, siswa, akademisi pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten, hingga pemerhati pendidikan mengikuti Jambore Jaringan Sekolah Alam Nusantara (JSAN) 2017 IV yang digelar di Sekolah Alam Insani Mulia (Saim) Surabaya, Minggu.

Ketua JSAN 2017 Nurul Hamdi, B.Eng mengatakan, acara yang mengusung tema "Urban Nature Synergy" dan dihadiri oleh pakar-pakar pendidikan nasional dan internasional itu diharapkan mampu menjadi wadah untuk komunikasi Sekolah Alam di Indonesia.  

Nurul Hamdi menambahkan, dirinya juga berharap bahwa jerih payah dalam mengembangkan Sekolah Alam di Indonesia dapat memberikan angin segar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sebab, Sekolah Alam tidak harus gunung dan laut melainkan sumber daya alam dan konten budaya di dalamnya serta area perkotaan juga bisa menjadi sumber belajar-mengajar.

"Sekolah Alam itu sejatinya serupa tapi tak sama dalam konsep pelaksanaannya. tergantung kearifan lokal yang ada di daerah tersebut yang mereka bangun dalam perkembangan sekolahnya," katanya.

Menurut Nurul Hamdi, desain dalam jambore sendiri disesuaikan dengan perkembangan inovasi pendidikan dan tempat diselenggarakan jambore. Dipilihnya Surabaya karena sistem budaya yang kuat. Mulai dari pahlawan yang ada di Surabaya dan juga "heritage"-nya. Dengan tujuan menciptakan ruang terbuka untuk berbagi informasi di dunia pendidikan.

"Ini merupakan representasi dari keluarga besar Sekolah Alam untuk Negeri. Dengan masing-masing perwakilan sekolah membawa pola untuk mengembangkan proses belajar. Karena Sekolah Alam itu mengedepankan belajar dengan mengalami. Dan ilmu itu adalah refleksi dari pengalaman itu sendiri," ujarnya.

Karakter, lanjut dia, tidak bisa tumbuh dan berkembang tanpa adanya aksi. Oleh sebab itu, Sekolah Alam yang ada di Indonesia akan melahirkan generasi-generasi muda unggul berkarakter yang menyayangi alamnya dan membangun kewajibannya sebagai khalifah di bumi.

Peserta dari Learnscapes Planning dan Design Australia Helen Tyas Tunggal saat diskusi panel IV mengatakan sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki lingkungan dan halaman yang baik. Halaman sekolah yang menginspirasi adalah halaman yang dapat ditanami beragam jenis tanaman dan terdapat beragam jenis hewan di dalamnya.

"Halaman yang baik ini mampu memberikan pengetahuan serta mampu mengembangkan potensi dan cara berpikir siswa," jelas dia.

Helen mengakui sistem pendidikan Indonesia sudah banyak yang mengubah konsepnya menjadi konsep sekolah alam. Dimana, anak-anak diajak belajar bersama alam, dilatih dalam kegiatan yang melibatkan alam serta menemukan solusi terhadap masalah lingkungan yang terjadi.

"Cara sederhananya memulai pendidikan berdasarkan masalah berupa membuat karakter anak yang cinta dan peduli lingkungan, menanam dan merawat serta melakukan konservasi lingkungan sekitar," ucapnya.  

Di kesempatan yang sama, Dewan Pendidikan Kota Surabaya Dr Martadi menyatakan bahwa untuk membangun sekolah yang memiliki mutu unggul harus dimulai dari guru yang hebat. "Bukan dari kurikulumnya yang hebat," kata dia.

Menurutnya, saat ini para konsumen pendidikan yaitu para orang tua sudah pandai memilih sekolah yang bermutu dengan memiliki guru-guru hebat dan kreatif. "Kurikulum saat ini itu sebaiknya memanusiakan manusia," ujar Martadi. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017