Lumajang (Antara Jatim) - Wakil Bupati Lumajang dr Buntaran Supriyanto mengatakan capaian imunisasi Measles Rubella (MR) di Kabupaten Lumajang hingga Kamis (28/9) sebesar 95,04 persen, sehingga melampaui target nasional sebesar 95 persen.

"Dari hasil capaian akhir validasi cakupan proyeksi imunisasi MR hingga 28 September 2017, Kabupaten Lumajang mendapatkan 95,04 persen dan hasil capaian tersebut telah melampaui target nasional yang ditetapkan sebesar 95 persen," katanya di  Lumajang, Jawa Timur, Jumat.

Wakil Bupati Lumajang dan Dinas Kesehatan Kubupaten Lumajang sudah melaksanakan evaluasi cakupan peserta imunisasi MR sebelum kegiatan imunisasi tersebut berakhir pada 30 September 2017 dengan dihadiri 25 Kepala Puskesmas se-Kabupaten Lumajang. 

"Dari 25 puskesmas di Lumajang yang telah melaksanakan imunisasi MR, tercatat 14 puskesmas telah melampaui target nasional cakupan imunisasi MR lebih dari 95 persen, sedangkan 11 puskesmas belum memenuhi target," tuturnya.

Menurutnya seluruh kepala puskesmas tetap berkomitmen melakukan akselerasi dan penyisiran (sweeping) bagi sasaran-sasaran yang belum diimunisasi baik karena sakit atau sebab lain sampai berakhirnya kampanye MR pada 30 September 2017.

"Sehingga dapat dipastikan bahwa semaksimal mungkin seluruh sasaran sudah mendapatkan imunisasi pada masa kampanye MR. Semoga dengan imunisasi MR itu, Kabupaten Lumajang dapat terhindar dari penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus campak dan rubella," katanya.

Target imunisasi MR di Kabupaten Lumajang yang harus dituntaskan adalah anak di usia 9 bulan hingga 15 tahun yang berjumlah 218.639 anak dalam kurun waktu kampanye MR sejak 1 Agustus hingga 30 September 2017.

Penyakit campak dan rubella yang disebabkan oleh virus Campak dan Rubella (MR) sangat berbahaya bagi masyarakat dan sampai dengan sekarang belum ada obatnya, namun saat ini sudah tersedia vaksin campak dan rubella untuk melindungi tubuh dari virus tersebut.

Indonesia berkomitmen untuk mencegah penyakit campak dan rubella dengan memberikan imunisasi MR yang diberikan pada bayi, balita, anak usia sekolah sampai kurang 15 tahun di posyandu, puskesmas, fasilitas kesehatan lainnya, bahkan petugas juga mendatangi langsung di masing-masing sekolah. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017