Pamekasan (Antara Jatim) - Petani tembakau di Pamekasan, Jawa Timur rugi akibat hujan yang mengguyur wilayah itu, dalam tiga hari terakhir ini.

Rasyid (42) petani dari Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Jawa Timur menuturkan, akibat turun hujan, tembakau rajangan miliknya rusak.

"Kalau tembakau saat dirajang kan butuh panas matahari agar kering," ujarnya, Rabu.

Jika turun hujan atau kondisi dalam keadaan mendung, maka tembakau yang telah dirajang itu, akan membusuk.

"Kebetulan saat tembakau saya sedang dirajang, turun hujan. Akhirnya rusak dan tembakau membusuk," katanya, menjelaskan.

Ayah dua orang anak ini lebih lanjut menjelaskan, pada musim tanam tembakau kali ini, dirinya menanam sekitar 10 ribu pohon lebih di lima petak lahan tegal di sekitar pekarangan rumahnya.

Dari jumlah itu, modal yang harus dikeluarkan, seperti biaya kuli tani, membeli pukul dan sewa pompa air, mencapai Rp5 jutaan lebih.

Biasanya, keuntungan yang diperoleh petani tembakau dua kali lipat dari modal.

"Ya, sekarang rugi sama sekali bahkan modal tanam hingga panen ini ludes," ujarnya.

Tidak hanya Rasyid, sejumlah petani lainnya di Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Madura juga mengeluhkan hal yang sama.

"Saat hujan kemarin, ada sekitar 100 orang disini yang sedang merajang tembakau dan semuanya rusak," katanya, menuturkan.

Bagi sebagian masyarakat Pamekasan seperti Rasyid dan warga lainnya di Desa Kertagena Tengah itu, tanaman tembakau merupakan jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomi lebih.

Banyak para petani bisa mengembangkan usaha jenis lainnya, seperti beternak sapi, memelihara kambing dan melanjutkan pendidikan putra-putrinya berkat musim panen tembakau.

"Dan memang hingga saat ini, maroritas petani di Pamekasan masih menganggap tembakau sebagai satu-satunya sumber ekonomi di bidang pertanian yang menguntungkan," kata Kepala Dinas Pertanian Pemkab Pamekasan Isye Windarti.

Sebenarnya, sambung Isye, pihaknya telah menawarga beberapa jenis tanaman alternatif selain tembakau. Seperti buah semangka, mentimun, dan bawang merah.

Akan tetapi, sambung dia, masyarakat belum menerima saran tanaman alternatif itu.

"Akibatnya ya seperti ini. Jika hujan turun, pasti akan merugi. Kalau tanaman jenis buah-buahan seperti semangka, meski hujan kan tidak terlalu berpengaruh," kata Isye Windarti menjelaskan. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017