Tuban (Antara Jatim) - Kementerian ESDM akan meningkatkan bantuan untuk nelayan di Tanah Air dalam bentuk bantuan "konverter kit" (konkit) atau mesin perahu dengan bahan bakar elpiji, alat pendeteksi ikan atau dalam bentuk bantuan lainnya pada 2018.
"Kementerian ESDM akan terus meningkatkan besarnya program bantuan berbagai kebutuhan untuk nelayan di Tanah Air. Kalau targetnya bisa empat kali lipat dibandingkan tahun ini," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial, di Tuban, Rabu.
Ia menyebutkan pada 2017 ini Kementerian ESDM memberikan bantuan 16.981 paket konkit dengan anggaran Rp120.92 miliar untuk nelatyan di 26 kabupaten/kota di Tanah Air. Harga konkit itu termasuk tabung juga peralatan lainnya mencapai Rp8 juta/paket.
Pada 2016, lanjut dia, bantuan yang disalurkan sekitar 5.700 paket konkit dengan anggaran sekitar Rp45 miliar untuk nelayan di 24 kabupaten/kota di Tanah Air. Nelayan di sejumlah kecamatan di Tuban, tahun ini memperoleh bantuan 566 konkit, baik nelayan laut maupun nelayan Bengawan Solo, sedangkan tahun lalu 330 paket konkit.
"Bantuan paket konkit yang sudah disalurkan kepada nelayan itu masih minim dibandingkan dengan jumlah nelayan di Tanah Air, yang jumlahnya bisa jutaan nelayan," kata dia dibenarkan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Satriya Yudha.
Lebih lanjut Syahrial menjelaskan bantuan paket konkit ini bisa menghemat pengeluaran nelayan dalam mencari ikan karena mesinnya memanfaatkan bahan bakar elpiji.
Sesuai gambaran yang diberikan nelayan di Tuban perahu yang memanfaatkan konkit untuk satu tabung elpiji seharga RpRp17.000/tabung habisnya dalam waktu empat hari.
Tetapi dengan memanfaatkan bahan bakar bensin kebutuhannya bisa 4 liter per hari, sehingga nelayan bisa menghemat sekitar 60 persen dengan memanfaatkan konkit.
"Salah satu cara membantu nelayan di Tanah Air yaitu mengurangi biaya produksi, sebab penghasilan nelayan di Tanah Air masih minim," kata Satriya Yudha menambahkan.
Oleh karena itu, ia menjanjikan akan berusaha mendukung usulan Kementerian ESDM untuk meningkatkan anggaran bantuan bagi nelayan di dalam APBN 2018.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan dan Peternakan Tuban Priyo Anggoro, mengimbau kepada nelayan di wilayahnya tidak menjual bantuan konkit itu.
"Kami hanya bisa mengimbau nelayan tidak menjual bantuan konkit, sebab tidak bisa mengawasi secara langsung apalagi melarang nelayan tidak menjual bantuan konkit," ucapnya menambahkan.
Usai berdialog dengan nelayan di Mangrove Center di Desa Jenu, Kecamatan Jenu, Tuban, Ego Syahrial bersama Satriya Yudha menaiki sebuah perahu yang memanfaatkan konkit berkeliling di kawasan Mangrove Center. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kementerian ESDM akan terus meningkatkan besarnya program bantuan berbagai kebutuhan untuk nelayan di Tanah Air. Kalau targetnya bisa empat kali lipat dibandingkan tahun ini," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial, di Tuban, Rabu.
Ia menyebutkan pada 2017 ini Kementerian ESDM memberikan bantuan 16.981 paket konkit dengan anggaran Rp120.92 miliar untuk nelatyan di 26 kabupaten/kota di Tanah Air. Harga konkit itu termasuk tabung juga peralatan lainnya mencapai Rp8 juta/paket.
Pada 2016, lanjut dia, bantuan yang disalurkan sekitar 5.700 paket konkit dengan anggaran sekitar Rp45 miliar untuk nelayan di 24 kabupaten/kota di Tanah Air. Nelayan di sejumlah kecamatan di Tuban, tahun ini memperoleh bantuan 566 konkit, baik nelayan laut maupun nelayan Bengawan Solo, sedangkan tahun lalu 330 paket konkit.
"Bantuan paket konkit yang sudah disalurkan kepada nelayan itu masih minim dibandingkan dengan jumlah nelayan di Tanah Air, yang jumlahnya bisa jutaan nelayan," kata dia dibenarkan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Satriya Yudha.
Lebih lanjut Syahrial menjelaskan bantuan paket konkit ini bisa menghemat pengeluaran nelayan dalam mencari ikan karena mesinnya memanfaatkan bahan bakar elpiji.
Sesuai gambaran yang diberikan nelayan di Tuban perahu yang memanfaatkan konkit untuk satu tabung elpiji seharga RpRp17.000/tabung habisnya dalam waktu empat hari.
Tetapi dengan memanfaatkan bahan bakar bensin kebutuhannya bisa 4 liter per hari, sehingga nelayan bisa menghemat sekitar 60 persen dengan memanfaatkan konkit.
"Salah satu cara membantu nelayan di Tanah Air yaitu mengurangi biaya produksi, sebab penghasilan nelayan di Tanah Air masih minim," kata Satriya Yudha menambahkan.
Oleh karena itu, ia menjanjikan akan berusaha mendukung usulan Kementerian ESDM untuk meningkatkan anggaran bantuan bagi nelayan di dalam APBN 2018.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan dan Peternakan Tuban Priyo Anggoro, mengimbau kepada nelayan di wilayahnya tidak menjual bantuan konkit itu.
"Kami hanya bisa mengimbau nelayan tidak menjual bantuan konkit, sebab tidak bisa mengawasi secara langsung apalagi melarang nelayan tidak menjual bantuan konkit," ucapnya menambahkan.
Usai berdialog dengan nelayan di Mangrove Center di Desa Jenu, Kecamatan Jenu, Tuban, Ego Syahrial bersama Satriya Yudha menaiki sebuah perahu yang memanfaatkan konkit berkeliling di kawasan Mangrove Center. (*)
Video oleh: Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017