Surabaya (Antara Jatim) - Pusat (Pasar) Perdagangan Agrobisnis Jawa Timur yang terletak di Kabupaten Sidoarjo mencatatkan pertumbuhan positif pada Semester pertama tahun 2017, dengan membukukan omzet sebesar Rp234,66 miliar.
Direktur Utama Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin, di Surabaya, Selasa, mengatakan catatan tersebut sangat bagus, karena nilai perdagangannya hampir sama dengan omzet sepanjang tahun 2016.
Abdullah menjelaskan, bagusnya pertumbuhan omzet itu karena sistem perdagangan yang dilakukan adalah pengembangan pasar secara "Business to Business" dengan menghubungkan hasil produk petani langsung kepada yang membutuhkan atau "end user" grosir.
"Langkah ini kami lakukan melalui divisi trading house, sedangkan omzet tahun 2016 tercatat mencapai Rp256,965 miliar, dengan jumlah produk yang dikirim mencapai 32,272 ton," katanya.
Ia mengatakan untuk jumlah produk yang terkirim pada semester I/2017 lebih dari 31 ton, dan hingga akhir tahun 2017 ditargetkan omzet bisa mencapai Rp400 miliar.
"Divisi trading house adalah divisi layanan Puspa Agro dengan pasar end user industri grosir. Mulai dari perusahaan swasta, rumah sakit, restauran, hotel dan pasar modern," tuturnya.
Abdullah mengatakan, perusahaan swasta yang telah melakukan kontrak kerja sama antara lain PT Indocater, perusahaan catering nasional yang melayani kebutuhan konsumsi di beberapa daerah dan proyek.
Kemudian PT Aero Catering Service (ACT), group dari Garuda Indoesia, yang bergerak dibidang catering pesawat, dan memasok rumah sakit, khusunya produk bahan baku makan berupa buah, sayuran, ikan, dan daging.
"Seperti dengan anak perusahaan rumah sakit PHC Surabaya, yang bergerak dibidang katering makanan. Kemudian hotel-hotel berbintang, dan beberapa restauran," katanya.
Selain itu, kata dia, divisi trading house juga langsung menyuplai pasar modern, seperti Superindo, Carefour, Alfa Midi serta Lotte Mart.
"Dalam melayani kebutuhan pasar besar, trading house juga langsung bekerja sama dengan gabungan kelompok petani (Gapoktan) di beberapa daerah di Jatim, tujuannya untuk meningkatkan nilai tambah petani, karena petani bisa mendapatkan harga sesuai pasar," katanya.
Ia berharap, pada semester II/2017 juga akan kembali mencatatkan omzet positif, dengan lebih memaksimalkan divisi trading house untuk mencari dan menjual produk yang potensial.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017