Surabaya (Antara Jatim) - Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Timur menyarankan pelaku
usaha melakukan promosi usaha kecil dan menengah melalui media sosial
sehingga bisa bersaing dengan pasar global.
"Promosi dengan memanfaatkan teknologi informasi juga sebagai bentuk inovasi agar pasar semakin berkembang," ujar Ketua Umum BKOW Jatim Fatma Saifullah Yusuf di sela membuka pameran bertajuk "Fashion and Craft Fair 2017" di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, beberapa kendala yang dihadapi oleh para perajin saat ini antara lain terjadinya kesenjangan transformasi masyarakat akibat cepatnya kemajuan teknologi dan kurangnya regenerasi perajin sebagai upaya melestarikan produk kerajinan berbasis lokal.
Selain itu, kata dia, kurang stabilnya para perajin dalam menjaga mutu dan penyediaan hasil produk serta kesenjangan kreativitas para perajin yang berjalan lamban dengan cepatnya perkembangan selera konsumen.
"Karena itulah, mari semua pihak saling mendukung agar para pelaku usaha dapat bersaing di pasar global," ucap Ketua Pengprov Persatuan Wanita Olahrga Seluruh Indonesia (Perwosi) Jatim tersebut.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah UMKM di Jatim sebanyak 6,8 juta. Sebanyak tiga juta UMKM di antaranya bergerak di sektor primer dan sisanya bergerak di berbagai sektor, antara lain industri makanan minuman, kerajinan, dan gaya.
Produk industri kerajinan dan gaya, lanjut dia, mempunyai daya saing cukup tinggi, bahkan beberapa di antaranya mampu menembus pasar luar negeri.
Wakil Ketua I Dekranasda Jatim tersebut juga mengajak seluruh masyarakat melestarikan dan mencintai budaya dalam negeri, di antaranya mengembangkan barang-barang produksi lokal agar mempunyai kualitas, desain, dan warna menarik dengan memenuhi standar.
"Mari kita kembangkan kerajinan berbasis budaya, inovasi, dan teknologi sehingga ke depan mempunyai nilai tambah dan semakin terangkat citranya," katanya.
Pameran "Fashion and Craft Fair 2017" digelar di Grand City Surabaya pada 13-17 September 2017 diikuti 180 peserta yang tak hanya berasal dari Jatim, tapi juga beberapa daerah lain seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta, Bali hingga Riau.
"Penyelenggaraan pameran kerajinan UKM diharapkan membantu para perajin dalam memasarkan produk unggulannya. Upaya lain yang terus dilakukan untuk mengembangkan UKM adalah rutin memberikan pelatihan dan pemberdayaan khusus bagi para perajin," katanya. (*)
"Promosi dengan memanfaatkan teknologi informasi juga sebagai bentuk inovasi agar pasar semakin berkembang," ujar Ketua Umum BKOW Jatim Fatma Saifullah Yusuf di sela membuka pameran bertajuk "Fashion and Craft Fair 2017" di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, beberapa kendala yang dihadapi oleh para perajin saat ini antara lain terjadinya kesenjangan transformasi masyarakat akibat cepatnya kemajuan teknologi dan kurangnya regenerasi perajin sebagai upaya melestarikan produk kerajinan berbasis lokal.
Selain itu, kata dia, kurang stabilnya para perajin dalam menjaga mutu dan penyediaan hasil produk serta kesenjangan kreativitas para perajin yang berjalan lamban dengan cepatnya perkembangan selera konsumen.
"Karena itulah, mari semua pihak saling mendukung agar para pelaku usaha dapat bersaing di pasar global," ucap Ketua Pengprov Persatuan Wanita Olahrga Seluruh Indonesia (Perwosi) Jatim tersebut.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah UMKM di Jatim sebanyak 6,8 juta. Sebanyak tiga juta UMKM di antaranya bergerak di sektor primer dan sisanya bergerak di berbagai sektor, antara lain industri makanan minuman, kerajinan, dan gaya.
Produk industri kerajinan dan gaya, lanjut dia, mempunyai daya saing cukup tinggi, bahkan beberapa di antaranya mampu menembus pasar luar negeri.
Wakil Ketua I Dekranasda Jatim tersebut juga mengajak seluruh masyarakat melestarikan dan mencintai budaya dalam negeri, di antaranya mengembangkan barang-barang produksi lokal agar mempunyai kualitas, desain, dan warna menarik dengan memenuhi standar.
"Mari kita kembangkan kerajinan berbasis budaya, inovasi, dan teknologi sehingga ke depan mempunyai nilai tambah dan semakin terangkat citranya," katanya.
Pameran "Fashion and Craft Fair 2017" digelar di Grand City Surabaya pada 13-17 September 2017 diikuti 180 peserta yang tak hanya berasal dari Jatim, tapi juga beberapa daerah lain seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta, Bali hingga Riau.
"Penyelenggaraan pameran kerajinan UKM diharapkan membantu para perajin dalam memasarkan produk unggulannya. Upaya lain yang terus dilakukan untuk mengembangkan UKM adalah rutin memberikan pelatihan dan pemberdayaan khusus bagi para perajin," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017