Beijing, (Antara) - Sedikitnya 40 tenaga kerja Indonesia di Taiwan mengikuti program pelatihan selama 2,5 bulan untuk membuat kue dan memasarkan barang melalui sistem elektronik (e-Commerce).

"Bagi kami, pelatihan intensif selama 2,5 bulan ini sangat efektif. Insya Allah akan banyak ilmu yang bisa kami serap," kata Ketua Fatayat Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan, Tarnia Tari, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Beijing, Senin.

Menurut Tarnia Tari, program pelatihan keterampilan yang diberikan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei dan Global Workers' Organization (GWO) tersebut penting bagi rekan-rekannya yang membutuhkan kegiatan positif dan produktif saat libur kerja.

"Pelatihan ini sangat bermanfaat sebab benar-benar mendidik kita mengolah kue dari tahap pengenalan bahan-bahan hingga jadi," ujar TKI asal Wonosobo, Jawa Tengah, Nurnaningsih yang berancang-ancang membuka usaha sekembalinya di Tanah Air.

"Saat ini, saya sudah merintis toko kue dengan saudara di Kebumen. Nantinya dengan bekal ilmu ini, saya mau mandiri, membuka toko kue sendiri," ucapnya.

KDEI dan GWO memfasilitasi tempat, tenaga pengajar, dan bahan-bahan yang dibutuhkan. Demikian pula untuk kelas "e-Commerce", KDEI dan GWO menyediakan komputer bagi masing-masing peserta berikut tutor yang memandu penerapan sistem aplikasi, strategi pemasaran produk, pemilihan transaksi pembayaran, dan tata kelola.

"Program ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian khusus bagi TKI sehingga dapat berwirausaha ketika kembali ke Indonesia," tutur Kepala KDEI Taipei Robert J Bintaryo.

Robert Bintaryo juga menyebutkan bahwa pelatihan tersebut telah diintegrasikan dengan program pemberdayaan TKI oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan program minat dan potensi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).(*)

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017