Situbondo (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menargetkan sekitar 150 hektare lahan tanaman padi organik guna meningkatkan hasil produksi padi.
"Penanaman padi organik beberapa waktu lalu sudah diluncurkan oleh Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, dan penanaman padi organik perdana dilakukan bersamaan di lima kecamatan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Pemkab Situbondo Farid Kuntadi di Situbondo, Selasa.
Luasan areal persawahan yang sudah mulai menggunakan penanaman sistem organik itu, lanjut dia, tercatat 56 hektare yang tersebar di Kecamatan Panji, Kapongan, Mangaran, Panarukan, dan Banyuglugur.
Pengembangan budi daya pertanian padi organik yang digadang-gadang oleh pemerintah daerah itu, katanya, dapat terwujud apabila didukung semua elemen masyarakat, mulai dukungan dari para petani, kelompok tani, mantri, penyuluh pertanian, hingga TNI sebagai pendamping.
"Memang untuk penanaman padi menggunakan sistem organik tidak bisa sekaligus oleh petani, namun dilakukan secara bertahap dan kami akan terus melakukan sosialisasi kepada para petani untuk kembali ke organik," katanya.
Farid menambahkan areal persawahan milik kelompok tani organik di Kecamatan Banyuglugur telah mendapatkan sertifikat organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS).
"Kalau luasan sawah yang mendapatkan sertifikat organik itu sekitar lima hektare, sedangkan seluruh sawah organik lainnya kami ajukan dan akan dikawal guna mendapatkan sertifikat organik," paparnya.
Salah seorang petani Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Safari, mengatakan memiliki sawah yang dikelola secara organik untuk pertama kalinya seluas setengah hektare.
"Karena baru tahun ini menggunakan sistem organik, oleh karena itu saya kerjakan separuh dulu dan hal ini dilakukan juga untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan padi serta hasil panennya nanti," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Penanaman padi organik beberapa waktu lalu sudah diluncurkan oleh Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, dan penanaman padi organik perdana dilakukan bersamaan di lima kecamatan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Pemkab Situbondo Farid Kuntadi di Situbondo, Selasa.
Luasan areal persawahan yang sudah mulai menggunakan penanaman sistem organik itu, lanjut dia, tercatat 56 hektare yang tersebar di Kecamatan Panji, Kapongan, Mangaran, Panarukan, dan Banyuglugur.
Pengembangan budi daya pertanian padi organik yang digadang-gadang oleh pemerintah daerah itu, katanya, dapat terwujud apabila didukung semua elemen masyarakat, mulai dukungan dari para petani, kelompok tani, mantri, penyuluh pertanian, hingga TNI sebagai pendamping.
"Memang untuk penanaman padi menggunakan sistem organik tidak bisa sekaligus oleh petani, namun dilakukan secara bertahap dan kami akan terus melakukan sosialisasi kepada para petani untuk kembali ke organik," katanya.
Farid menambahkan areal persawahan milik kelompok tani organik di Kecamatan Banyuglugur telah mendapatkan sertifikat organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS).
"Kalau luasan sawah yang mendapatkan sertifikat organik itu sekitar lima hektare, sedangkan seluruh sawah organik lainnya kami ajukan dan akan dikawal guna mendapatkan sertifikat organik," paparnya.
Salah seorang petani Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Safari, mengatakan memiliki sawah yang dikelola secara organik untuk pertama kalinya seluas setengah hektare.
"Karena baru tahun ini menggunakan sistem organik, oleh karena itu saya kerjakan separuh dulu dan hal ini dilakukan juga untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan padi serta hasil panennya nanti," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017