Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 20 SMK se-Jatim menjalin kerja sama dengan Samsung Elektronics Indonesia untuk melanjutkan Program Samsung Tech Institut yang bertujuan memberi pelatihan dasar elektronika kepada siswa SMK yang ada di 20 sekolah itu.

"Kerja sama ini bertujuan untuk memperkaya kurikulum di SMK demi
menciptakan lulusan berkualitas yang dapat diserap langsung industri,"
kata Vice President Corporate Affairs PT Samsung Electronics Indonesia
Kang Hyun Lee di sela acara Seminar Nasional Revitalisasi SMK untuk
Produktivitas dan Daya Saing Bangsa di Surabaya, Selasa.  

Ke-20 SMK yang dipilih menjalankan program ini, antara lain SMK Al Huda Kediri, SMK Islam 1 Blitar, SMK Ma'arif Batu, SMK PGRI 1 Pasuruan, SMK PGRI 1 Nganjuk, SMK Taruna Balen Bojonegoro, SMK Turen Malang, SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk, SMK Muhammadiyah 1 Surabaya, SMK Muhmmadiyah 2 Genteng Banyuwangi.

Selain itu ada SMK Muhammadiyah 5 Babat Lamongan, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, SMK Negeri 1 Gempol Pasuruan, SMKN 2 Malang, SMKN 1 Geger Madiun, SMK Walisongo 2 Gempol, SMKN 1 Bandung Tulungagung, SMKN 1 Bendo Magetan, SMK BP Subulul Huda Madiun, dan SMKN 1 Wonosari Madiun.

Dia menjelaskan, pada program Samsung Tech institute ini Samsung menyediakan kurikulum pelatihan perbaikan telepon selular yang sejajar dengan keterampilan dasar yang ditetapkan oleh Samsung Service Center. Khusus untuk SMK Negeri 1 Wonosari Madiun, sebagai Samsung Tech Institute percontohan di Jatim, kurikulum yang diberikan juga mencakup perbaikan audio video dan home appliances seperti TV, kulkas, AC dan mesin cuci.

Selain menyediakan kurikulum, Samsung juga memberikan program pelatihan kepada guru. Bentuknya train the trainer dan pelatihan IT yang dilakukan secara berkala agar para guru dapat mengoptimalkan teknologi untuk proses belajar yang lebih efektif. "Samsung juga memfasilitasi siswa untuk pelaksanaan praktik kerja industri (Prakerin) di Samsung Service Center maupun afiliasinya," katanya.

Kelebihan lain dari program ini, lanjut Lee, pihaknya akan memprioritaskan lulusan-lulusan Samsung Tech Institute untuk mengikuti proses rekrutmen di Samsung Service Center maupun afiliasinya. Tentu saja tetap disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing lokasi serta kebutuhan Pabrik Samsung.

Lee menambahkan, program ini mendukung pemerintah dalam merealisasikan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK serta program Kemenperin, "Pendidikan Vokasi Industriā€ dalam rangka meningkatkan kualitas para lulusan SMK sehingga memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk langsung terjun ke dunia kerja.

"Industri membutuhkan keterampilan yang semakin tinggi, saya yakin para lulusan SMK dapat menjadi tenaga kerja yang lebih siap kerja dan menang dalam persaingan di dunia kerja," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman mengatakan, Jatim dikenal berkomitmen tinggi terhadap pendidikan vokasional. Maka tidak salah jika Samsung memilih 20 SMK di Jatim untuk menjalankan program Samsung Tech Intitut.

"Kerjasamanya berupa alih teknologi. Teknologi tercanggih akan diberikan ke SMK. Tentu di situ ada proses pembelajaran teknologi Samsung dari semua produk. Mulai dari home appliances sampai elektronika," ujarnya.

Saiful menyatakan, kerjasama tidak hanya sebatas transfer teknologi, SMK bisa mengembangkan diri dengan membuka pusat servis Samsung yang dikelola siswa, guru, dan kepala sekolah.

"Samsung institut betul-betul totalitas. Dan ini masih uji coba. Mungkin bisa dikembangkan karena Jatim merupakan provinsi besar dan SMK-nya, baik negeri dan swasta, punya komitmen tinggi sehingga bisa dikembangkan lebih lanjut," tuturnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017