Pamekasan (Antara Jatim) - Aparat Polres Pamekasan, Jawa Timur berupaya menenangkan massa yang berunjuk rasa dan berakhir ricuh di kantor pemkab setempat, Rabu.

Petugas melakukan pendekatan persuasif dan menyampaikan imbauan melalui pengeras suara agar massa menahan diri dan tidak membuat keributan apalagi merusak fasilitas kantor pemkab.

"Mohon tenang, tidak usah anarkis. Sampaikan aspirasi tanpa kekerasan," teriak Kabag Ops Polres Pamekasan Kompol Sarpan yang memimpin pengamanan unjul rasa warga di kantor Pemkab Pamekasan itu.

Warga yang berunjuk rasa ini merupakan warga Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Pamekasan.

Mereka memprotes kebijakan panitia penyelenggara pemilihan kepala desa mereka, karena dinilai tidal adil, san terindikasi memihak bakal calon kepala desa tertentu.

Juru bicara pengunjuk rasa Subaidi menjelaskan, di desa itu terdapat 7 orang bakal calon kepala desa yang mendaftarkan diri sebagai calon pada pilkades yang akan digelar pada 11 Oktober 2017.

Sesuai ketentuan, jika pendaftar lebih dari 7 orang, maka dua diantaranya harus dicoret, setelah panitia melakukan seleksi, baik secara administratif maupun tes wawancara.

Sebagian diantara bakal calon kepala desa itu, bukan warga desa setempat, akan tetapi tercatat berdomisi di desa lain.

"Yang membuat kami tidak terima, karena bakal calon kepala desa yang asli dari Desa Pangbatok yang dicoret. Ini kan tidak adil," ujar Suaidi.

Oleh karenanya ia dan sebagian warga di desa itu yang tidak terima dengan keputusan panitia pilkades tersebut meminta agar Pemkab Pamekasan mengubah keputusan pantia yang dinilai tidak adil itu.

"Jadi kami datang kesini untuk menuntut keadilan. Karena ini jelas tidak adil," ujarnya.

Semula aksi berjalan tertib. Massa datang ke kantor Pemkab Pamekasan dengan membawa berbagai jenis poster dan spanduk yang berisi tulisan bernada protes dan meminta keadilan.

Sesampainya di depan kantor pemkab, massa berebut untuk masuk ke kantor Bupati Pamekasan dan tidak mau hanya diwakili oleh juru bicara mereka.

Aksi saling dorong antara pengunjuk rasa dengan petugas akhirnya terjadi dan kondisi ini berlangsung sekitar 20 menit.

Massa bisa tenang, setelah Kabag Ops Polres Pamekasan Kompol Sarpan melakukan pendekatan persuasif kepada koordinator pengunjuk rasa dan beberapa orang lainnya.

Saat ini, petugas masih berupaya mengkomunikasi pertemuan antara perwakilan pengunjuk rasa dengan instansi dinas terkait. Antara lain Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa (Bappemas Pemdes).

Pelaksanaan pilkades serentak di Kabupaten Pamekasan tahun ini dijadwalkan digelar pada 11 Oktober 2017.

Ada sebanyak 11 desa yang akan menggelar pilkades, termasuk Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Pamekasan. 

Namun, dari 11 desa yang akan menggelar pilkades serentak itu, hanya Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Pamekasan yang bermasalah, sedangkan 10 desa lainnya, nisbi aman.  (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017