Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengapresiasi langkah pemerintah melakukan impor garam karena memang sudah sangat dibutuhkan akibat kekurangan produksi, termasuk di wilayahnya.

"Indonesia harus membiasakakan jika kekurangan maka diperlukan impor, kemudian kalau kelebihan maka ekspor," ujarnya kepada wartawan di kantor Gubernur Jatim di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, khusus garam di Indonesia saat ini memang sedang kekurangan karena dari segi teknis produksi yang mengandalkan cuaca tidak sesuai dengan harapan.

Pakde Karwo, sapaan akrabnya, juga meminta semua pihak tidak anti, terlebih terjangkit sindrom kekhawatiran terhadap impor produk yang di Indonesia sudah sangat kekurangan.

Bahkan, orang nomor satu di Pemprov Jatim itu beberapa waktu lalu mengirim surat ke Kementerian Perdagangan RI untuk meminta agar mempertimbangkan pembukaan kran impor garam guna mengatasi kelangkaan komoditas itu saat ini.

Sementara itu, sebanyak 27.500 ton garam impor dari Australia akan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menggunakan Kapal MV Golden Kiku pada Jumat pukul 18.00 WIB.

"Garam impor di Surabaya akan menyasar IKM di wilayah Jatim dan Jateng, ditambah beberapa IKM yang ada di Kalimantan Barat. Kemudian akan diproses dan dijual di pasaran," kata Direktur Keuangan PT Garam, Anang Abdul Qoyyum.

Ia berharap dengan masuknya garam impor maka secara berangsur mampu menekan harga di pasaran, khususnya wilayah setempat sekitar Rp4.500 hingga Rp5.000. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017