Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menargetkan daerah yang dipimpinnya menambah dokter spesialis anestesi agar layanan kepada masyarakat lebih maksimal, utamanya dalam membebaskan rasa nyeri.
"Pelan-pelan sambil jalan akan kita tambah. Secara nasional memang kita kekurangan. Kita ada 200-an dokter yang setiap tahun lulus dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya," kata Gus Ipul sapaan akrabnya.
pada acara "5th Nasional Meeting Indonesian Society of Anesthesiology for Pain Management" di Surabaya, Jumat .
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Pelan-pelan sambil jalan akan kita tambah. Secara nasional memang kita kekurangan. Kita ada 200-an dokter yang setiap tahun lulus dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya," kata Gus Ipul sapaan akrabnya.
pada acara "5th Nasional Meeting Indonesian Society of Anesthesiology for Pain Management" di Surabaya, Jumat .
Menurut dia, di Indonesia saat ini ada dokter anestesi berjumlah 1.200 dan 200-300 dokter itu ada di Jatim.
Guna mempercepat tambahan dokter itu, Gus Ipul mendorong Fakultas Kedokteran, khususnya Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Unair serta RSUD Dr Soetomo untuk melakukan upaya peningkatan kapasitas dokter anestesi.
"Tambahannya pasti, tapi penyebarannya belum semua. Kita akan usaha terus tapi ini menjadi hal yang penting ke depan. Jatim harus jadi provinsi bebas nyeri," tuturnya.
Dia menjelaskan, target provinsi bebas nyeri akan dimulai dari Surabaya karena syarat-syarat bisa dipenuhi di Surabaya. "Sedang di daerah lain belum bisa memaksakan seperti Sumenep, Pamekasan yang belum punya dokter. Kalau dokter sudah tersebar rata, baru dicanangkan yang namanya Jatim bebas nyeri," kata dia.
Ketua Panitia dr Herdy Sulistyono menambahkan nyeri merupakan penderitaan bagi pasien. Baik nyeri akut, kronis maupun kanker. Menurutnya, nyeri adalah fenomena klinis yang kompleks, gejala berlangsung akut dan bagian dari penyakit apabila kronis.
"Ini akan kita dorong. Dengan penanganan nyeri yang baik, diharapkan masyarakat akan bebas dari penderitaan dan akhirnya akan meningkatkan kualitas hidupnya," kata dia.(*)
Guna mempercepat tambahan dokter itu, Gus Ipul mendorong Fakultas Kedokteran, khususnya Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Unair serta RSUD Dr Soetomo untuk melakukan upaya peningkatan kapasitas dokter anestesi.
"Tambahannya pasti, tapi penyebarannya belum semua. Kita akan usaha terus tapi ini menjadi hal yang penting ke depan. Jatim harus jadi provinsi bebas nyeri," tuturnya.
Dia menjelaskan, target provinsi bebas nyeri akan dimulai dari Surabaya karena syarat-syarat bisa dipenuhi di Surabaya. "Sedang di daerah lain belum bisa memaksakan seperti Sumenep, Pamekasan yang belum punya dokter. Kalau dokter sudah tersebar rata, baru dicanangkan yang namanya Jatim bebas nyeri," kata dia.
Ketua Panitia dr Herdy Sulistyono menambahkan nyeri merupakan penderitaan bagi pasien. Baik nyeri akut, kronis maupun kanker. Menurutnya, nyeri adalah fenomena klinis yang kompleks, gejala berlangsung akut dan bagian dari penyakit apabila kronis.
"Ini akan kita dorong. Dengan penanganan nyeri yang baik, diharapkan masyarakat akan bebas dari penderitaan dan akhirnya akan meningkatkan kualitas hidupnya," kata dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017