Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengklaim kontribusi industri terhadap nasional mencapai 21 persen yang didukung pertumbuhan industri 4,33 persen atau lebih tinggi dibanding nasional sebesar 4,21 persen.

"Pemprov terus mendorong kegiatan usaha industri untuk berlokasi di kawasan industri berdasarkan rencana tata ruang dan wilayah," ujar Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf saat menghadiri Bisnis Forum dan Rapat Kerja Nasional XVIII Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia di Surabaya, Senin.

Selain itu, kata dia, sektor industri menjadi penopang lapangan usaha dan struktur ekonomi Jatim, yaitu hingga triwulan I Tahun 2017, industri berkontribusi sebesar 29,30 persen pada PDRB Jatim.

Ia menjelaskan, beberapa upaya mendorong pertumbuhan industri dengan memfasilitasi, memberikan insentif dan kemudahan bagi pertumbuhan kawasan industri di Jatim.

"Pemprov juga terus promosi kawasan industri pada level nasional maupun internasional sehingga dapat meningkatkan minat investor melakukan sinergi dengan program vokasional, seperti pelatihan SMK di sekitar kawasan industri," ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, orang nomor dua di Pemprov Jatim itu juga menyampaikan di hadapan Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto bahwa Jatim menduduki peringkat keempat di Tanah Air dengan memiliki tujuh kawasan industri. 

Gus Ipul, sapaan akrabnya, merinci kawasan industri di Jatim adalah PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (Surabaya) seluas 245 hektare, PT. Pasuruan Industrial Estate Rembang (Pasuruan) seluas 563 hektare, PT. Sidoarjo Industrial Estate Brebek (SIEB) seluas 87 hektare.

Kemudian, PT. Ngoro Industrial Park (NIP) seluas 450 hektare,PT. Maspion Industrial Estate (MIE) seluas 341,5 hektare, PT. Kawasan Industri Gresik (KIG) seluas 140 hektare dan PT. Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) seluas 2.993 hektare.

"Total luas lahan kawasan industri eksisting beserta rencana perluasan area sebesar 4.759,5 hektare," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto menjelaskan industri Indonesia dalam "world manufacturing added" masuk nomor 10 dunia, bahkan tahun ini bisa masuk nomor sembilan dunia.

"Ini menandakan industri dalam negeri sudah maju. Industri itu dimulai dari 'engineering', bahan baku, manufaktur, pergudangan dan seluruh proses industri," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017